Tahun 2012 ekstrakurikuler futsal pertama kali launch di MAN 2 Semarang. Ondi & Angga waktu itu sedang PPL di MAN 2 langsung ber-chemistry dengan tim futsal generasi pertama, yaitu Maksum, Ryan, Catur, Albi, Anang (alm), dkk. Anak2 sangat antusias meski fasilitas pendukung kurang memadai. Di bawah tangan dingin 2 mahasiswa Unissula ini mereka berlatih dengan giat. Agung, mahasiswa Olah raga Unnes turut bergabung sebagai pelatih fisik. Saat itu honor mereka bertiga Rp 50.000 perbulan. Meski bayaran sangat kecil, pelatih2 muda ini tekun mendampingi latihan 2x dalam seminggu.
Niat baik dan ikhlas adalah prinsip utama yang ditanamkan dalam tim Futsal MAN 2. Keikhlasan ternyata bisa mendatangkan keajaiban. Atas ijin Allah, semua potensi bisa dipertemukan. Trio pelatih yang luar biasa, para pemain yang bersemangat, support dari Kepala Madrasah, serta dukungan dari pihak sponsor, terutama Parikesit Tour dan BTN Syariah. Orang tua siswa, terutama Pak Sugeng dan Bu Widi tidak pernah absen sebagai suporter di setiap turnamen. Pak Udi, Malik dan Anjani selalu siap sedia sebagai official.
Masuknya Uko Wahyu ke MAN 2 adalah sesuatu yang diluar dugaan. Lulusan SMP 20 ini jebolan Timnas U-14. Ia juga pernah membawa SD dan SMP-nya juara di kompetisi sepakbola tingkat nasional. Bergabungnya pemain bintang ini ke dalam tim, langsung menghasilkan 3 Trophy berturut2: Juara 1 Futsal Pekan satu Unissula, Mechanical UNDIP dan UNIKA Cup. Di setiap pertandingan Uko selalu tampil sebagai top scorer dan best player.
Uko membawa tim MAN 2 merajai futsal di Kota Semarang. Bersama tim futsal generasi kedua, yaitu Rajiv, Bagus, Syariful, Shofi dkk mereka memborong 25 trophy di tingkat kota dan Jateng. Puncaknya berhasil tampil sebagai satu2nya wakil dari madrasah yang berlaga di grand final Pocari Sweat Cup 2015 Bandung. Sontak MAN 2 menjadi buah bibir di balantika futsal Kota Semarang, bersanding bersama tim tangguh SMA 11, SMA 14, SMA II, dan tim-tim kuat dari luar kota.
Generasi ketiga tim futsal MAN 2 dipunggawai oleh Mahardika dkk. Tim ini tidak memiliki pemain bintang sekelas Uko, yang saat ini menjadi pemain profesional di Martapura FC atau Albi Lanju di PSIS. Keunggulan tim ada pada kualitas pemain yang merata di semua lini. Mereka berlatih dengan sangat keras dan disiplin, kompak dan solid, memiliki mental dan daya juang yang tinggi. Piala demi piala berhasil dihadirkan di etalase MAN 2 Semarang, melampaui capaian prestasi yang diraih oleh para seniornya.
Awal 2017, Wakamad Kesiswaan selaku team manager menetapkan target yang lebih tinggi. Kebetulan Kementerian agama RI membuka cabang Futsal di ajang dua tahunan, lomba antar MA di bidang olah raga dan seni (AKSIOMA). Tim Futsal MAN 2 yang telah mempersiapkan diri jauh hari sebelumnya, di atas kertas memiliki keunggulan untuk bertanding di level madrasah, sehingga targetnya adalah juara nasional. Seleksi tingkat kota dilalui dengan mudah dengan pesta gol. Tapi kompetisi di tingkat Jateng yang di helat di kota Solo tidak berjalan mulus. Ada intervensi panitia dan wasit yang merugikan tim Futsal MAN 2 Semarang. Kegagalan melaju ke tingkat nasional ini sangat mengecewakan. Pak Ahmad, sebagai official menghibur kesedihan anak-anak dan memotivasi tim untuk mensyukuri hasil juara 3 di AKSIOMA Jateng.
Sebagai pelajaran atas pengalaman pahit di Aksioma, Manajer mengintruksikan kepada pelatih untuk menanamkan rasa syukur sebagai sumber motivasi bagi pemain. Strategi ini dalam rangka meraih asa juara nasional di turnamen besar yang kedua yaitu Pocari Sweat Futsal Championship 2017. Bersyukur atas apa yang telah diraih selama ini dan menjadikannya sebagai bekal untuk meraih kemenangan dalam pertandingan. Pasca kekalahan di Solo, tim futsal semakin bersemangat. Mereka berlatih 4x tiap pekan termasuk hari minggu, melakukan latihan fisik, sparring partner, dan ikut turnamen. Alhamdulillah kegagalan di AKSIOMA tergantikan dengan 4 Trophy berturut-turut dari Stikubank, USM, Sterico UNDIP dan UPGRIS.
Akhirnya, sampailah di pergelaran Pocari Sweat regional Jateng, event paling bergengsi bagi para pecinta futsal. Kemenangan demi kemenangan mengantar tim MAN 2 ke partai Semifinal. Pertandingan melawan SMA 10 dilangsungkan bersamaan dengan waktu maghrib. Meski tim MAN 2 unggul secara permainan tapi ternyata kandas oleh SMA 10. Anak-anak terlalu terobsesi pada hasil, yaitu juara dan berangkat ke Bandung. Ternyata gelora seperti ini kontraproduktif bagi anak usia SMA yang masih labil emosinya. Para pemain menjadi tegang di lapangan karena terbebani oleh target kemenangan. Kapten tim, Hadi terkena kartu merah Tendangan penalti puguh dan Setyo juga gagal. Adu penalti di laga tersebut berakhir dengan tangis histeris anak-anak atas kegagalan melaju ke tingkat nasional.
Kesedihan akibat kegagalan di babak regional Aksioma dan Pocari Sweat tidak berlangsung lama. Tim Official bersama pelatih segera menyusun strategi baru menjelang event nasional terakhir, yaitu Hydrococo Futsal 2017. Setelah bisa menerapkan rasa syukur, selanjutnya disempurnakan dengan strategi kepasrahan (tawakal). Semua pemain harus menata mindsetnya agar berorientasi kepada proses bukan hasil. Menang itu memang penting tapi ada yang jauh lebih penting, yaitu: persiapan dan latihan, kualitas permainan di lapangan dan doa. Tiga hal tersebut ada dalam kendali mereka (bisa diupayakan), sedangkan menang atau kalah adalah takdir Allah. Prinsip ini diimplementasikan dalam wujud aksi sujud syukur di setiap akhir pertandingan, baik kondisi menang ataupun kalah.
Mindset pasrah ternyata sangat efektif dalam menstabilkan emosi. Anak-anak jadi lebih fokus, tenang dan termotivasi secara internal. Kemenangan telak terus diraih di event Hydrococo hingga mengantarkan tim MAN 2 ke babak Final melawan SMK 4 Semarang. Pertandingan Final berlangsung seru dalam kondisi hujan deras di luar lapangan. Di Knight Stadion suasana bergemuruh. Puguh, setyo, Sena dan Danu melesakkan lima gol tanpa balas ke gawang SMK 4 dan memastikan tiket final nasional dalam genggaman tim futsal MAN 2 Semarang. Kemenangan di Hydrococo ini merupakan hasil perpaduan dari ikhlas, ikhtiar, syukur dan pasrah. Allah adalah Maha Lathif (lembut) atas segala rencana-rencananya. Melalui perjalanan berliku akhirnya cita-cita ‘go nasional’ bisa tercapai. Semua pemain, pelatih, official dan suporter menangis gembira dan sujud syukur atas anugrah dari Allah SWT.
Tim Futsal MAN 2 punya waktu 1,5 bulan lagi untuk menghadapi Grand Final Hydrococo nasional di Surabaya. Kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik. Anak-anak melakukan persiapan lahir dan batin untuk meraih juara nasional. Selain berlatih secara maksimal, mereka disiplin shalat lima waktu, berdoa dan puasa senin-kamis. Buka puasa bersama diadakan sebelum berangkat naik KA ke Surabaya. Hujan deras selama bukber mengingatkan turunnya keberkahan dan menambah optimisme akan keberhasilan. setelah shalat maghrib berjamaah Pak Johan memimpin doa bersama.
Di Partai final tim MAN 2 berhasil menekuk SMA Medan dan Papua, dua tim kuat yang dijagokan jadi juara. Di pertandingan ketiga anak anak mengalami kelelahan fisik, karena harus melakoni empat pertandingan dalam sehari, sedangkan lawan hanya tiga kali tanding. Dengan penuh perjuangan Tim Futsal MAN 2 Semarang akhirnya berhasil membawa pulang 4’th winner. Anak-anak dengan bangga membawa pulang Piala, sertifikat, bonus dan berbagai fasilitas selama mengikuti Hydrococo futsal. Tapi dari semuanya itu, yang paling berharga bagi kehidupan mereka adalah pengalaman spiritual yang diperoleh selama berjuang meraih cita-cita.
Bravo..! Tim Futsal MAN 2 Semarang. Semoga bisa terus dilahirkan para penerus Moh Salah, pesepakbola muslim bertalenta dengan segudang prestasi dan sekaligus memiliki spiritualitas tinggi, Be a ‘Sufi Soccer’.