Seorang Biksu pendengki menantang Biksu yang tercerahkan untuk suatu meditasi mendalam. Mereka sepakat untuk bermeditasi selama sehari semalam, kemudian sama-sama akan menyampaikan hasil meditasi, yaitu penilaian tentang rahasia kepribadian mereka masing-masing di hadapan khalayak ramai.
Biksu pendengki (A): “Silahkan Anda dulu yang menyampaikan hasil meditasi Anda tentang saya”
Biksu tercerahkan (B): “Hasil meditasi mendalam saya mengatakan bahwa Anda adalah seorang biksu yang sangat suci dan tercerahkan, Anda diliputi dengan banyak kebaikan dan akan hidup dalam kebahagiaan di dunia dan alam nirwana”.
Biksu (A): “Terimakasih… Hasil meditasi saya memberitakan bahwa ternyata Anda adalah seorang biksu penipu, berbaju biksu tetapi berhati busuk, banyak pamrih dan kotor fikirannya. Hidupmu bakal dipenuhi dengan keburukan dan karma yang jelek, nasibmu akan menderita di dunia maupun di kehidupan selanjutnya”
Setelah mengungkapkan sumpah serapahnya di hadapan orang banyak, dengan penuh kemenangan biksu pendengki minta pamit dan kembali ke kuilnya. Biksu pendengki lantas menceritakan kepada karibnya sesama biksu tentang keberhasilannya mengerjai biksu (B) yang selama ini menjadi saingan bagi popularitasnya, dan dia telah berhasil mempermalukannya di muka umum. Tetapi dengan tenang teman biksunya itu menjawab,”Justru engkaulah yang telah dikalahkannya, Dia telah menyampaikan apa yang ada di fikirannya, sebagaimana engkau menyampaikan apa yang ada di fikiranmu. Seorang yang fikiran dan jiwanya bersih akan menyampaikan hal-hal yang bersih, sebaliknya orang yang jiwanya kotor juga akan menyampaikan hal-hal yang kotor…