Pendidikan formal di sekolah memerlukan banyak hal yang mendukung jika ingin berhasil dan diakui eksitensinya di masyarakat, diantaranya adalah tempat belajar yang representatif, guru yang berkualitas, manejerial yang baik, kepala sekolah yang berkualitas, sarana dan prasarana yang baik, input peserta didik yang berkualitas, kurikulum bermutu dan mewadahi sesuai dengan keinginan masyarakat, dan yang tidak kalah penting adalah peran aktif orang tua dan masyarakat sekitar. Dalam pendidikan, sebenarnya sekolah hanyalah sebuah lembaga yang membantu pendidikan sehingga setelah proses pendidikan yang dimulai dari PAUD, TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/ MA hingga perguruan tinggi diselesaikan dengan baik, walhasil seseorang menjadi dewasa dan bisa membedakan yang baik, buruk serta tahu posisinya sebagai pemimpin di bumi dan sebagai hamba Allah swt yang taat.
Dalam proses menjadikan seseorang dewasa dalam segala hal, pendidikan di sekolah waktunya sangat terbatas, maka pendidikan di keluarga dan masyarakat yang paling dominan membentuk karakter anak. Perlu sinergi yang baik antara orang tua dan sekolah. Orangtua yang baik tidak hanya mengantar sampai pintu gerbang sekolah kemudian ditinggal begitu saja, namun orangtua juga tidak diperkenankan terlalu dalam ikut campur urusan sekolah karena ketika anak sudah diserahkan di sekolah, maka guru adalah orangtua kedua setelah orangtua kandung. Kita percayakan sepenuhnya kepada guru-guru untuk mendidiknya dan kalau ada sesuatu yang kurang berkenan dengan proses pembelajaran bisa dikomunikasikan lewat wali kelas atau bimbingan konseling sekolah. Ada sebuah kasus ketika orang tua yang terlalu mencintai anak secara berlebihan sehingga ketika anaknya mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah dan luar sekolah, orangtua selalu mengikutinya dan memantau secara langsung kegiatan nya, hal ini akan menyebabkan anak kurang mandiri, kurang percaya diri dan akan menghambat tumbuh kembang anak. Semestinya setelah ortu melaksanakan kewajiban yang telah ditentukan oleh sekolah, percayakan sepenuhnya pada guru di lembaga pendidikan yang sudah di pilih Yakinlah guru akan mendidik dengan serius, benar dan secara periodik akan dilaporkan hasil dari proses pendidikan sebagai wujud pertanggungjawaban kepada orang tua.
“ Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa (al-Furqan : 74). Itulah doa yang selalu dipanjatkan orang tua agar anaknya hebat dihadapan Allah swt juga dihadapan manusia karena kesalihannya hingga seorang anak sedap dipandang mata (Qurrata a’yun) oleh siapa saja yang melihatnya. Dalam ayat tersebut dapat diambil satu hikmah bila anaknya ingin shaleh maka kedua orangtuanya juga harus shaleh dulu, keduanya harus ada keterkaitan dalam semua hal. Perlu usaha yang maksimal dan terus menerus dan diiringi dengan doa serta tawakal agar Allah swt berkenal mengabulkan doa kita.
Mendesain Pendidikan Anak
Setelah kurang lebih delapan jam anak bersekolah formal, setelah pulang dan tiba rumah menjadikan kewajiban kedua orang tua untuk mendidiknya kembali. Orang tua sudah sewajarnya mendesain, agar anak senang dan nyaman dalam proses pendidikan di rumah sehingga ketika akan berangkat sekolah lagi sudah mempunyai kesiapan dan kesadaran akan pentingnya menuntut ilmu. Salah satu bekal yang penting yang harus diberikan kepada anak adalah kedekatan emosi yang hangat. Buah hati kita akan bahagia, damai, tenang jika berdekatan dengan orang tua, bukan karena uang yang kita berikan, fasilitas lengkap yang kita berikan akan tetapi karena waktu yang kita luangkan untuk bercanda dan berbincang bersama mereka.
Sebagai orang tua karena kesibukannya hanya dekat secara fisik (Physical closeness) bukan saling dekat secara emosi (Attachment) dan itu kadang tidak di sadari oleh orang tua. Jarak antara anak dan orang tua seperti penumpang kereta, bus, angkot. Sama-sama dekat akan tetapi hanya fisik bukan emosi dan setelah keluar dari kendaraan selesai sudah pertemanannya. Gejala-gejala teresebut bila terjadi pada keluarga kita, anak-anak akan terasa di asing di rumah sendiri. Kalau kondisi ini terjadi secara terus menerus akan menjadikan anak-anak self confident anak menjadi tidak stabil yang nantinya akan membahayakan masa depannya.
Ada tiga tugas orang tua dalam mendesai agar anak merasa nyaman dalam proses pendidikan yaitu : pertama menjalin kedekatan dengan anak-anak, baik formal dan informal. Dekatkan emosi dengan ketika makan bersama, sholat berjamaah, belajar bersama. Kedua Ajarilah anak-anak dengan nilai agama dengan benar sehingga ketika dewasa sudah bisa membedakan yang baik dan benar. Agama di jadikan pedoman dalam hidupnya sehingga nantinya akan menyelematkan di dunia dan akhirat. Ketiga membangun kebersamaan sesuai dengan misi dan visi keluarga. Kalau dalam keluarga sama dalam misi dan visi akan menjadikan keluarga yang sakinah warahmah dan mempunyai keturunan yang shaleh dan shalehah yang akan berguna bagi bangsa negara dan agama. Anak adalah aset dunia dan akhirat orangtua, semakin banyak pembelajaran yang kita lakukan di rumah dan di sekolah yang diajarkan oleh kdua orang tua dan guru, maka anak akan semakin besar menjemput masa depanya yang gemilang. Semoga menjadi renungan.