• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Selasa, Oktober 28, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

Menyoal Agama sebagai Kendaraan Berpolitik

Nanang Qosim by Nanang Qosim
Oktober 27, 2018
in Artikel

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN LIFE SKILL DI PONDOK PESANTREN PROGRESIF FATHIMAH AL-AMIN

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Transformasi Sosial

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Politik dan agama, pada dasarnya, adalah bagian dari dua sisi hidup yang bertolak belakang. Dua esensi, bahkan dua aspek itu sesungguhnya terpisahkan secara ekstrim. Kenapa? Karena keduanya tidak akan pernah bisa berada pada satu titik temu. Atas nama alasan apa pun, atau mau direkayasa dengan cara-cara paling canggih sekalipun, harmoni atas dua aspek ini tidak akan pernah bisa terwujud.

Sebab agama dan politik ibarat air dan api. Kalau keduanya dipaksakan berharmonisasi pada satu titik, keduanya saling membinasakan. Nyala api akan kehilangan daya terang dan daya bakarnya karena dipadamkan air, sementara air juga harus menerima risiko lenyap ditelan bara api. Agama bersikukuh pada kebenaran, kejujuran serta moral dan etika. Sedangkan politik selalu mengintip, mencari kesempatan untuk mengangkangi atau berselingkuh. Dalam politik, kebenaran, kejujuran, serta moral dan etika itu tak lebih dari rangkaian huruf yang cara menghayati maknanya harus dibalik alias jangan dihayati. Kalau memaknai kebenaran dan kejujuran sesuai hakikatnya, itu namanya tidak lagi berpolitik. Seorang politisi tulen tak akan segan-segan bertanya, “Apa itu kebenaran?”.

Apa makna di balik pertanyaan seperti itu? Menjelaskan bahwa politik tidak pernah mengenal kebenaran sebagai dasar mencapai tujuan. Kalau kebenaran saja tidak dikenal, kejujuran serta etika dan moral adalah aspek-aspek praktis tidak punya nilai dalam politik. Dalam politik, kejujuran dan moral, kalau perlu ditaruh di bawah telapak kaki untuk diinjak-injak. Bahkan, tak segan untuk dilenyapkan, kalau kemuliaan dan keluhuran itu berpotensi merusak strategi dan target. Sementara kemuliaan dan keluhuran adalah hal yang utama dalam agama.

Dengan demikian, politisi atau partai politik yang mengusung agama adalah sebuah omong kosong. Kenapa dikatakan begitu? Karena konsekuensinya yang sangat bertolak belakang itu. Kalau partai politik itu konsekuen dalam perjuangannya, pilihannya hanya ada dua. Pertama, mengadopsi budaya politik yang segala sesuatunya dilandasi kepentingan -berarti siap mengingkari kebenaran serta tak peduli pada etika dan moral. Kedua, menolak mengadopsi budaya politik. Kalau sudah begitu, dia bukan lagi politisi atau partai politik.

Komunitas politisi atau partai politik itu hanya punya satu fokus, yakni bagaimana mencapai atau mewujudkan target kepentingan. Ketika kekuatan mayoritas tak tercapai, politisi atau partai politik akan mencari teman yang kurang lebih punya kepentingan sama. Dari situ dibangun sinergi yang popular dengan istilah koalisi. Tanpa kekuatan mayoritas, kepentingan politisi atau partai politik itu tak akan pernah tercapai. Harus ada kompromi. Ini salah satu budaya dalam politik. Bersediakah partai politik pengusung agama memainkan perilaku seperti itu?

Kalau bersedia, partai itu hanya sekadar mencantumkan terminologi-terminologi agama sebagai kendaraan berpolitik. Partai itu sekadar menggemakan terminologi agama untuk mendapatkan simpati dari calon konstituen. Sebab, ketika masuk tahap pembicaraan tentang bagaimana mencapai target kepentingan, terminologi-terminologi agama itu sudah tidak ada lagi. Sebab, si politisi atau partai langsung beradaptasi dengan budaya politik.

Itu sebabnya, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif perlu mengingatkan lagi bahwa partai politik yang berasaskan agama tidak akan laku dan akan ditinggal konstituennya. Apalagi, belum ada bukti partai politik yang berasaskan agama membela rakyat. Sejarah membuktikan, beberapa partai hanya menjadikan agama sebagai kendaraan politik.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: politik
Previous Post

Mengurai Problematika Nikah Siri

Next Post

Penting Buat Kamu Sob, Berpikir Kritis dan Bijaksana di Era Medsos

Nanang Qosim

Nanang Qosim

Penulis Lepas, Dosen UIN Walisongo Semarang, Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 15 Semarang, Pengurus DPD AGPAII Kota Semarang, Pengurus MGMP PAI SMA Kota Semarang, Pengurus ISNU Kab. Demak, Pengurus LTN NU Kota Semarang, Mantan Redaktur Jurnal EDUKASI UIN Semarang. Pengajar di PP. Darul Falah Be-Songo Semarang.

Related Posts

MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN LIFE SKILL DI PONDOK PESANTREN PROGRESIF FATHIMAH AL-AMIN
Artikel

MANAJEMEN KURIKULUM BERBASIS PENDIDIKAN LIFE SKILL DI PONDOK PESANTREN PROGRESIF FATHIMAH AL-AMIN

Agustus 20, 2025
Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati
Akhlak

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Juli 30, 2024
social changes
Artikel

Transformasi Sosial

Agustus 30, 2023
kekerasan seksual di pesantreen
Artikel

Kekerasan Seksual dalam Kerangka Etika Islam di Pesantren

Agustus 30, 2023
KUOTA PEREMPUAN DI DALAM PARLEMEN
Artikel

KUOTA PEREMPUAN DI DALAM PARLEMEN

Agustus 27, 2023
Please login to join discussion

Recommended

Peningkatan Lifeskill dan Pembentukan Karakter Menjadi Salah Satu Tujuan Masa Ta’aruf Santri Fathimah Al-Amin (MATSAFA) 2025

Peningkatan Lifeskill dan Pembentukan Karakter Menjadi Salah Satu Tujuan Masa Ta’aruf Santri Fathimah Al-Amin (MATSAFA) 2025

Agustus 26, 2025

Berdaulat Tanpa Korupsi

November 30, 2018

Don't miss it

Kiriman Pembaca

 HUBUNGAN GURU DAN PESERTA DIDIK MAKIN MENJAUH

Oktober 21, 2018
Mencampur Beberapa Madzhab (Talfiq)
Pengetahuan Islam

7 Permohonan Terakhir Nabi Ibrahim

Agustus 15, 2020
Kiriman Pembaca

DIDIKLAH  ANAK SESUAI UMURNYA

Oktober 21, 2018
Kiriman Pembaca

 ANAK ASET DUNIA AKHIRAT

Oktober 21, 2018
Ikhwanul Muslimin di Indonesia
Pengetahuan Islam

Ikhwanul Muslimin di Indonesia

Juni 3, 2020
Rahasia Malam Nisfu Sya’ban
Hukum

Rahasia Malam Nisfu Sya’ban

Juni 4, 2020

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak Amin Syukur cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara Kafir karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim NKRI NU pendidikan karakter Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Oktober 10, 2025
Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Mengoptimalkan Peran Masjid Secara Kaffah

Menyoal Agama sebagai Kendaraan Berpolitik

 
Penting Buat Kamu Sob, Berpikir Kritis dan Bijaksana di Era Medsos
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend