Seorang cendekiawan sedang mendayung perahu di sebuah danau yang luas. Ia mendekati sebuah pulau kecil dan mendengar seorang darwis melantunkan dzikir “Allahu Akbar (Allah Maha Besar)”. Ketika mendekat ia kaget, karena si darwis melafalkan dengan sangat buruk sehingga terdengar seperti “Allahu Himar (Allah itu keledai)”. Lalu ia menegur darwis itu, mengoreksi ucapannya dan menjelaskan kekeliruannya. Ia juga mengatakan bahwa jika dzikir tersebut diucapkan dengan penuh ketulusan dan keimanan, maka dapat memberikan kekuatan yang sangat dahsyat. “bahkan Anda bisa berjalan di atas air”, katanya bersemangat.
Setelah puas memberi penjelasan, cendekiawan itu kembali pulang dengan mendayung perahunya. Hatinya diliputi rasa senang dan bahagia karena telah merasa melakukan amal suci, yakni mengoreksi salah ucap si darwis. Ia merasa telah memberikan pelayanan kepada pria malang yang ceroboh itu. Namun tiba-tiba ia mendengar ada suara menyeru di belakangnya. Ia sangat terkejut ketika melihat si darwis berlari tergopoh-gopoh di atas air sambil berteriak, “Tunggu Ustadz…, mohon ulangi lagi bagaimana cara melafalkan dengan benar, saya khawatir sulit bagiku melafalkannya dengan baik karena telah melafalkannya dengan salah begitu lama”. Cendekiawan yang masih diliputi keheranan itu menjawab pelan, “Temanku, lafalkan saja kalimat yang engkau tahu. Allah pasti menerima ibadahmu apa adanya…”