
Suatu waktu, saat aku tertimpa suatu masalah, aku terpuruk. Aku merasa akulah manusia yang paling menderita di dunia. Aku merasa Allah tak menyayangiku, aku merasa sia-sia ibadahku kala Allah tak kabulkan permintaanku.
Dulu, kala aku tak diterima di Universitas Impianku aku merasa Allah jauh dariku. Aku merasa Allah pilih kasih terhadapku. Hingga akhirnya aku diterima disalah satu universitas pilihan terakhirku.
Tetapi aku masih saja merasa “mengapa aku diterima di sini? Di jurusan ini. Aku salah jurusan.
Ah Allah tak menyayangiku, ah Allah jahat padaku”.Aku hanya tak mengerti, bagaimana Allah tak kabulkan permintaanku kala aku selalu melaksanakan sholat tepat waktu.
Kala aku tak pernah melewatkan tilawahku. Kala dalam lelapku aku rela bangun hanya untuk menggenapi sholat malam ku.
Setelah Allah jatuhkan aku, aku mulai menyerah. Aku menjauhi-Nya. Aku melupakan-Nya. Aku merasa untuk apa aku beribadah tapi Allah saja tak kabulkan permintaanku.
Aku merasa itulah titik terendah dalam hidupku.
Ah, manusia memang pandai merasa-rasa.
Hingga suatu hari Allah menegurku, teguran halus yang membuatku menyesal karena telah menjauhi-Nya.
Saat itu, aku tak sengaja membaca sebuah cerita dari salah satu orang yang menginspirasiku. Kala itu ia juga sama sepertiku, tak diterima di jurusan impiannya. Tapi ia tak menyerah, ia merasa jika ia tak diterima di sana tandanya Allah punya rencana lain untuknya. Lalu ia tekadkan dalam hati untuk melakukan yang terbaik atas ketetapan-Nya.
Hingga di suatu waktu ia terpilih menjadi mahasiswa berprestasi di kampusnya, melanjutkan studi-nya ke universitas Impiannya. Berkontribusi untuk kemaslahatan manusia. Ah, siapa yang tak bangga?
Ia mampu seperti itu karena ia menjalani ketetapan-Nya dengan ikhlas. Menjalankan yang terbaik untuk takdir-Nya.
Ah andai saja dulu aku bisa membaca kode dari-Nya. Padahal aku sendiri tahu, bahwa selalu ada kebaikan dibalik rencana dari-Nya.
Ah, sepintar-pntarnya aku mengatur rencana masih ada Allah pemilik alam semesta yang tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Ah, aku memang tak peka.
fhhf














