Kebhinekaan Indonesia menjadi simbol warisan peradaban bangsa yang harus kita jaga bersama. Kemajuan masa depan bangsa tidak dapat dilepaskan dari budaya yang berkembang, maka keberagaman ini harus kita jaga, demi menjaga nilai kearifan dan nilai keluhuran bangsa Indonesia.
Dahulu, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah, sopan, santun dan menjunjung tinggi Nilai kebhinekaan. Bangsa Indonesia tidak hanya tersusun atas satu agama, suku atau wilayah saja, namun sangat bervariasi dari sabang hingga merauke. Ukhuwah (persatuan) inilah yang harus kita pegang teguh.
Identitas keberagamaan bangsa semakin tergerus oleh pesatnya integrasi globalisasi. Salah satunya adalah media sosial yang tidak terbendung lagi saat ini. Berita-berita hoax menjadi virus penyebar kebencian yang secara keseluruhan dapat meruntuhkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Nalar narasi intoleran, radikalisme, bahkan ekstrimisme yang disebar sangat kuat dalam meruntuhkan persatuan dan kesatuan Indonesia. Oleh karena itu, interpretasi media sosial harus dapat memberikan realitas yang sebenarnya, bukan yang provokatif atau diskriminatif. Oleh karena itu, kita harus siap menghadapi globalisasi (merah: media sosial) yang begitu meluasnya dengan memperteguh karakter nasionalisme dan patriotisme.
Berdasarkan hasil survei INFID tahun 2016 hingga 2017, biaya yang terjadi saat ini masih tergolong tinggi dan bisa berubah. Data hasil survei yang tersedia 12,5 persen pemuda bisa terdorong menjadi teroris karena kegagalan dalam kehidupan sosial. Ada pula yang menggunakan kekerasan yang disebut sebagai salah satu cara yang tepat untuk kaum kafir sebanyak 22,2 persen.
Dengan demikian, adat istiadat kita menolak adanya bentuk radikalisasi atau tindak kekerasan berdasarkan agama. Dengan demikian, pemuda Indonesia masih ada harapan untuk menjadi penjaga dan penggerak, perdamaian dan keberagaman. Oleh sebab itu, kenaikan nilai-biaya dan kebhinekaan harus ditanamkan sejak dini.
Berbagai kegiatan edukatif perlu dilakukan untuk mengenalkan dan melestarikan semangat kebhinekaan. Jangan sampai terjadi perpecahan dan permusuhan antar suku, agama dan budaya. Pasalnya, fenomena hoax, intoleran, radikalisme, dan ekstrimisme membuktikan bahwa negara ini pada status waspada. Perlu menggairahkan lagi, semboyan Pancasila kita, “Bhineka Tungal Ika “.
Peran Pemuda
Generasi muda adalah figur pewaris tongkat estafet kepemimpinan bangsa di masa mendatang. Negara akan maju, jika pemuda-pemudanya memiliki karakter yang kokoh. Menjaga keutuhan dan merawat bangsa melalui semangat keberagaman. Dalam rangka menangkal ancaman radikalisme, ekstrimisme, dan intoleransi, pemuda akan melakukan hal ini yaitu teguh pada prinsip, sopan patriotis dan nasionalis, serta moralitas tinggi ( akhlaqul karimah ).
Pertama , sikap teguh pada pendirian. Gejala intoleransi, ekstrimis, dan diskriminatif harus kita cegah sejak dini. Pemuda harus memiliki komitmen tinggi, saling menghormati dan gotong royong antar sesama bahkan dalam perbedaan suku, ras, atau agama. Sosok pemuda harus bermental teguh pendirian, generasi muda tidak tergoyahkan oleh paham radikalisme atau bentuk diskriminatif.
Kedua , menumbuhkan sikap patriotik dan nasionalis. Kekerasan dan konflik yang mengatasnamakan agama, jelas telah salah. Persoalan-persoalan sosial-kemanusiaan, pengangguran, kemiskinan, dan krisis moral yang menimpa bangsa ini tidak dapat dituntaskan dengan saling mementingkan ego suku, ras atau agama tertentu. Akan tetapi, kerjasama yang baik antar suku, ras dan orang dalam hal ini sangat diperlukan. Dengan ini, sikap patriotik dan nasonalis harus ditanamkan sejak dini.
Ketiga , moralitas yang tinggi. Perubahan budaya yang tengah marak saat ini, sangat rawan memunncukan demoralisasi. Sebaran berita fitnah, cacian, dan makian menjadi penyebab lunturnya karakter bangsa. Begitu pula, serangan berita tipuan (hoax) dan pemberitaan yang diskriminatif menambah beban yang mengancam keruntuhan sendi-sendi bangsa. Maka dari itu, penanaman moralitas menjadi hal dasar yang harus dibina. Moralitas yang baik akan mampu menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pemuda saat ini. Tak khayal, jika bangsa yang disebut baldatun thayibatun , pasti sejalan dengan moralitas masyarakatnya yang baik pula.
Oleh sebab itu, marilah kita semua terus-menerus bekerja bersama-sama untuk membangun semangat kebhinekaan, menciptakan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan, serta memperbaiki kehidupan masyarakat dan moralitas masyarakat. Dengan demikian, akan terciptalah keseimbangan sosial dan keramahan yang indah di masyarakat yang berbeda-beda ini. Aamiin.