• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Sabtu, Juli 19, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

AL WAHAN

M. Zahri Johan by M. Zahri Johan
Juni 4, 2020
in Akhlak, Hikmah & Muhasabah, Pengetahuan Islam
AL WAHAN

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Masjid Nabawi

Umrah

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Ingatlah perasaan ketika ada seseorang yang memuji Anda, ketika Anda disetujui, diterima dan disanjung. Bagaimana emosi yg dirasakan ketika Anda sukses, berhasil, menjadi nomor satu, dan Populer. Ketika Anda memenangkan sebuah permainan, taruhan, atau perdebatan. Coba ingat juga ketika Anda punya kekuasaan, menjadi Bos, orang-orang menghormati dan menjalankan perintah Anda.

Selanjutnya coba bandingkan dengan perasaan yang muncul ketika Anda menatap indahnya matahari terbit atau terbenam, ketika Anda membaca buku favorit  atau menikmati sepenuhnya sebuah film. Atau ketika Anda benar-benar menikmati pekerjaan yang saat ini sedang Anda lakukan, yang menyerap semua perhatian Anda.  Atau ketika Anda bercengkerama dengan sahabat lama, menyenangkan, penuh canda tawa. Juga waktu Anda merasakan malam yang khusyu dan syahdu hingga melelehkan air mata.

Perasaan yang pertama merupakan ‘perasaan duniawi’, sedangkan yang kedua merupakan ‘perasaan Jiwa’, cobalah kecap sekali lagi dan perbandingan sensasi yang ditimbulkannya. Latihan sederhana tersebut akan mengantarkan pemahaman kita tentang ‘wahan’, salah satu penyakit kronis manusia modern, yaitu cinta duniawi dan takut mati.

Cinta Duniawi

‘Perasaan duniawi’ berasal dari pemujaan diri (ego) dan promosi diri. Perasaan ini tidak alami, melainkan diciptakan oleh masyarakat dan budaya agar Anda menjadi lebih produktif serta bisa dikendalikan. Perasaan ini menghasilkan getaran, gairah dan kekosongan. Amatilah orang-orang disekitar Anda atau bahkan diri Anda sendiri, bagi yang menghabiskan usianya untuk mengejar sensasi ‘perasaan duniawi’ ini bahkan melekatkan diri dengannya, maka mereka akan  menjalani kehidupan yang kosong dan tak berjiwa.

Perumpamaannya seperti sekelompok wisatawan duduk dalam bus yang melaju di daerah yang berpemandangan indah: danau, gunung, padang hijau, dan sungai. Bukannya menikmati panorama alam yang mempesona, mereka justru menutup tirai jendela bus dan sepanjang perjalanan bertengkar tentang siapa yang akan duduk di kursi kehormatan di dalam bus, siapa yang akan mendapat pujian, siapa yang akan dihormati, berebut jatah konsumsi dan demikianlah kelakuan mereka sampai perjalanan berakhir.

Adapun perasaan jiwa, berasal dari pemenuhan diri, bersifat alami, menghasilkan nutrisi dan kebahagiaan. Seseorang yang mengumpulkan ‘perasaan jiwa’ ini melalui disiplin setiap harinya dengan mindset ‘ruhani’, maka ia telah menabur benih-benih kebahagiaan, Ia akan mengetam karakter diri ‘bahagia’(nafsul Mardhiyah).

Seorang pengusaha muda sukses memutuskan meninggalkan kariernya yang cemerlang di perusahaan untuk menempuh jalan Kebenaran. Ia berguru pada seorang guru spiritual (mursyd) untuk menjadi seorang sufi. Suatu hari seorang sufi senior mengunjungi sang mursyd. Sufi senior itu adalah pengusaha yang sangat kaya, ia membawa oleh-oleh untuk gurunya aneka makanan yang lezat dan mahal. Sang mursyd dan murid seniornya lalu makan bersama, menikmati kelezatan makanan mahal itu.

Saat melayani keduanya, sufi muda berkata pada dirinya sendiri, “Aku tinggalkan karierku demi mengabdikan diriku di jalan ini. Aku telah meninggalkan dunia dan ambisi-ambisiku, tetapi kini aku melihat betapa mursydku menikmati dunia, betapa terikatnya ia pada benda-benda duniawi itu…”. Pada saat itu sang mursyd tiba-tiba menoleh, melihat sang sufi muda, “Anakku, kau belum memahami ketidakterikatan. Ketakterikatan bukan berarti Kau gagal menikmati apapun yang Tuhan kirimkan kepadamu. Ketidakterikatan artinya Kau tidak merasa kehilangan karunia-karunia itu jika diambil kembali oleh Sang Pemilik.

Nabi Muhammad bersabda agar memakan makanan yang terbaik (halal dan thoyib) tetapi tidak berlebih-lebihan. Ini merupakan teladan yang harus kita ikuti dalam berbagai aktivitas. Kita mesti menikmati dunia dan hidup dengan layak, tetapi tidak berlebih-lebihan. Kita dapat menikmati dunia tanpa menjadi terobsesi dengannya atau kecanduan kepadanya.

Takut Mati

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan Sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia Telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS Ali Imron : 185)

Ilmuwan Genetika mengungkapkan, panjang pendeknya usia kemungkinan ditentukan dari panjang pendeknya telomer. Fungsi telomer  adalah untuk proses replikasi sel, mengganti sel-sel yang telah tua dan rusak. Ada sekitar 7-10 ribu DNA telomer disetiap ujung kromosomnya. Semakin bertambah usia maka rantai telomer semakin memendek. Pada manusia modern, proses telomerase bisa bertahan hingga sekitar 90 tahun. Akan tetapi gaya hidup yang buruk akan menyebabkan buruknya proses telomerase, dan berdampak mengurangi jatah ‘pasir waktu’ kehidupannya.

Perilaku orang modern, ketika muda mengejar harta tak peduli kesehatan, dan ketika tua, habis hartanya untuk mendapat kembali kesehatannya. Akhirnya datanglah kematian, “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati,…” (Ali Imran : 185). Meski demikian, banyak orang yang takut untuk menyongsongnya, mereka merasa dunia ini kehidupan yang sesungguhnya dan enggan berpisah dengannya. Adakah mereka ingat sewaktu dalam kandungan ibunda, apa jadinya jika mereka ingin tinggal di sana selamanya? Demikian juga dalam kehidupan di dunia ini.

Tidur hakikatnya sama dengan kematian. Pada saat tidur, ruh meninggalkan jasad dan nyawa, lalu ruh kembali pada saat terbangun. Sedangkan pada kematian, Tuhan menahan ruh di TanganNya. Jika Anda menghayati keyakinan ini, berarti Anda telah melakukan gladi resik untuk mati setiap hari. Hari-hari Anda akan menjadi sangat berkualitas, jika hidup Anda hari ini akan di akhiri dengan ‘kematian’. Anda pasti akan semaksimal mungkin memanfaatkan setiap tarikan nafas, karena nanti malam ruh Anda akan menghadap kepada Tuhan…

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا ۖ فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَىٰ عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَىٰ إِلَىٰ أَجَلٍ مُسَمًّى ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. (Az Zumar : 42)

Ada sebuah kisah tentang suatu kerajaan yang memilih raja dan ratunya setiap tahun. Di ujung tahun, penguasa yang lama akan diasingkan ke sebuah pulau di lepas pantai kerajaan itu. Raja atau ratu yang kurang cerdas menghabiskan waktunya dengan menikmati masa satu tahun berkuasa dan berbagai kenikmatan yang ditawarkan istana, Penguasa yang lebih cerdas mengirim tukang kayu dan para ahli kerajaan lainnya untuk membangun rumah masa depan mereka. Mereka mendirikan rumah yang nyaman dan penuh dengan makanan dan perabotan yang bagus. Ketika masa satu tahun kekuasaan berakhir, mereka dapat pensiun dalam keadaan tenang dan nyaman. Para penguasa yang tolol menemukan diri mereka tinggal di sebuah pulau yang tandus.

Para guru spiritual seringkali mengingatkan agar Anda memikirkan masa depan Anda di akhirat. Apakah Anda sudah membangun dan mempersiapkan diri untuk masa depan itu ataukah Anda begitu terpikat dengan berbagai nikmat dunia ini sehingga Anda lupa bahwa waktu yang Anda miliki di dunia ini benar-benar terbatas. Nabi Muhammad selalu menasihatkan, “Anda ada di dunia ini untuk mendapatkan Akhirat”

Referensi:

  1. Amin Syukur dan Fatimah Utsman, 2010, Seni Menata Hati, Lembkota, Semarang
  2. Robert Frager, 2012, Obrolan Sufi, Zaman, Jakarta
  3. Anthony De Mello, 1991, The Way to Love, Gramedia, Jakarta
  4. Kazuo Murakami, 1997, The Divine Message of the DNA, Mizan, Bandung
  5. Agus Mustofa, 2014, Al Qur’an Inspirasi Sains, Padma Press, Surabaya

<<< Sebelumnya                                                                                                                           Sesudahnya >>>

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: cinta duniawirenungantakut mati
Previous Post

“The Great Game”  

Next Post

Mengenal Islam Nusantara

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan #Aktivitas a. Ketua Ponpes Progresif Fathimah al-Amin b. Guru MAN 2 Kota Semarang c. Pengasuh kawanislam.com # Motto Karakter adalah dasar prestasi

Related Posts

Masjid Nabawi
Pengetahuan Islam

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025
Umrah
Hukum

Umrah

Februari 17, 2025
Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati
Akhlak

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Juli 30, 2024
Memetik Buah Hikmah dari Pohon di Badar
Hikmah & Muhasabah

Memetik Buah Hikmah dari Pohon di Badar

Desember 12, 2023
Meneladani Strategi Dakwah Rasulullah  bagi Generasi Millenial
Pengetahuan Islam

Meneladani Strategi Dakwah Rasulullah bagi Generasi Millenial

Desember 12, 2023
Please login to join discussion

Recommended

Siapa Bilang Tawassul di Makam Orang Shaleh Musyrik?

Siapa Bilang Tawassul di Makam Orang Shaleh Musyrik?

Juni 4, 2020
Islam dan Budaya

Islam dan Budaya

Juni 4, 2020

Don't miss it

Artikel

Memutus Jemari Hoax

Oktober 30, 2018
Islam Indonesia di era reformasi (1)
Pengetahuan Islam

Islam Indonesia di Era Reformasi (2)

Juni 4, 2020
Pengetahuan Islam

Sabar, Adil, Jujur

Oktober 30, 2018
Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati
Akhlak

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Juli 30, 2024
HUDAYBIYAH
Pengetahuan Islam

HUDAYBIYAH

Oktober 29, 2023
GERAKAN SEDEKAH
Hikmah & Muhasabah

GERAKAN SEDEKAH

Juni 4, 2020

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Humor Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim nafs NKRI pendidikan karakter renungan Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Masjid Nabawi

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025
Umrah

Umrah

Februari 17, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
“The Great Game”  

AL WAHAN

 
Mengenal Islam Nusantara
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend