Pernah nggak sih …
Kamu jadi mahluk paling sibuk di dunia .. sibuk rapat atau kegiatan hingga ibadahmu terhambat?
Atau kamu merasa menjadi mahluk paling dikejar oleh waktu, dikejar deadline ini, dikejar tugas itu, s ampai kamu lupa waktu sholat telah terbang?
Aku sih sering .. sering banget .. tugas, rapat dan kegiatan mengejar tiada henti.
Sering kali orang-orang sibuk belajar hingga waktu ibadah tiada terkejar ..
Sering juga aku merasa, waktu istirahatku tersita karena kesibukan duniawi.
Sampai di hari yang menyenangkan, aku seperti terlalu sibuk mengurusi hal-hal yang melenakanku dari Tuhan-ku, Allah. Hingga waktu sholat pun aku jadi terburu-buru, karena urusan dunia telah mengejarku.
Lalu bagaimana rasanya?
Bukan, bukan demi yang aku buat semua target telah terkejar. Tapi kegundahan yang lebih kurasakan kala akhirat semakin ku lepas. Kala kalamNya tiada lagi ku lantunkan.
~~~
Sore itu, sekitar adzan Maghrib, aku baru saja sampai. Urusan hari ini begitu padat, hingga pulang pun harus terlambat. Tepat saat adzan Maghrib masuk ke kamar mandi untuk segera membersihkan badan, lalu segera sholat Maghrib. Tapi pikiranku kala itu terpakai oleh tugas dan hal-hal yang lain yang harus aku segera lakukan. Iya, aku akan pindah kost selepas Maghrib, tapi aku belum packing dan itu membuatku terburu-buru.
Aku terburu-buru dalam sholatku, pun aku tak khusyuk sama sekali.
Lalu di musim sholat aku merasa “Ah, aku sedang mengejar apa kok jadi buru-buru kaya gini?”
Selepas sholat aku merenung “Selalu apa yang aku cari? Sholat adalah jeda dari Allah untuk beristirahat? Lalu mengapa aku tidak mensyukurinya? Tidak memanfaatkan waktu untuk curhat dengan Allah, bukankah kala kita resah, kita butuh tempat bersandar, butuh tempat yang mencurahkan segala beban? ”
Tiba-tiba saja tiba-tiba saja tiba kami tiba-tiba terpaku pada al-Qur’an di meja belajarku. Sudah penuh debu, rasanya sudah lama sekali aku tak menyentuhnya ..
Ku ambil benda mungil itu, lalu kuusap debu-debu yang mengotorinya.
“Kamu ini sibuk ngapain sih Aen? Sampai lupa pada Tuhanmu. “Aku merenung.
Ku buka halaman lagi. Aku membacanya, aku menangis haru. Allah menyubitku . Bukannya sesibuk apapun kita harus sempatkan untuk menghabiskan dengan-Nya?
Ah, Allaah … Maaf jika selama ini aku lupa dengan-Mu
Sibuk mengharuskan dunia ke bawah untuk tidur
Ah, Allaah maaf jika aku terlalu sibuk belajar
Hingga waktu sholat pun tiada terkejar
Ah, Allaah … maaf jika selama ini aku sibuk bekerja
Hingga kalam-Mu pun tiada terbaca
Semoga, semoga saja Kau masih memaafkan khilafku ini