Pada 1682-1725 Peter Agung membangun tentara yang tangguh di Rusia dan memodernisir negerinya. Hingga dua abad setelahnya Turki masih lebih maju dari segi ekonomi, kultur maupun militer dibanding Rusia. Tapi tak ada sultan Turki di sekitar tahun 1700 yang sadar pentingnya modernisasi dan mendorong negerinya ke arah sana. Akibatnya Rusia mulai mengungguli kekuatan Turki di hampir semua bidang. Pasca perang dunia I seluruh wilayah Turki dan Syafawi di Kaukasus yang mayoritas muslim sunni digasak & dijajah oleh Rusia, meliputi wilayah luas di Kabarday, Adygea, Abkhaz, Osetia, Checnya, Ingushetia, Dagestan dan Azerbaijan.
Setelah Rusia berhasil mendepak dinasti Utsmani di sebelah barat dan mengusir orang-orang Turki keluar dari Eropa, di sektor Selatan mulai bersinggungan dengan kerajaan Inggris yang telah lebih dahulu menguasai India. Di sepanjang wilayah Syafawi Persia (sekarang meliputi Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Uzbekistan, Kyrgistan, dan Tajikistan), “The Great Game” dimulai. Aktor yang bermain disini adalah dua kekuatan besar Eropa yakni Rusia dan Inggris, orang-orang yang tinggal di sepanjang garis wilayah tersebut hampir semua muslim, mereka berperan sebagai bidak catur dan biji permainan.
Dinasti Qajar (Iran)
Baron Reuters, warga Inggris mendapat hak ekslusif dari raja Qajar untuk membangun jalur trem dan rel kereta api, menambang mineral, menebangi hutan, membangun dan mengoperasionalkan Bank Nasional. Dia mendapatkan ini dengan imbal balik pembayaran tunai kepada Shah yang berkuasa dan janji pembayaran royalti kecil di masa depan kepada kas negara. Setelah mendapat badai protes dari oposisi, akhirnya Shah membatalkan kontrak tersebut. Kompensasinya ia harus membayar denda 40 ribu pond kepada Baron Reuters dengan uang kas negara. Tanpa harus bekerja, pengusaha Inggris tsb dapat menikmati uang dalam jumlah besar ditambah dengan kepemilikan 50 % saham pada Bank Nasional Iran.
Kejadian seperti ini berulangkali terjadi, setiap kesepakatan menempatkan uang tunai di saku raja yang korup beserta kroninya dan memberi sebuah perusahaan atau pemerintah Eropa kontrol atas perekonomian Iran. Rakyat mengetahui apa yang sedang terjadi namun tidak berdaya karena para raja Qajar punya banyak kuasa untuk memenjarakan, menyiksa, dan mengeksekusi rakyat mereka. Negara muslim ini seperti kue yang tengah dipotong dan diiris sebelum di makan oleh negara2 Eropa. Rusia memegang hak untuk mendominasi dan menjarah di Iran bagian Utara sementara jatah Inggris di bagian selatan.
Turki
Kekalahan Jerman dalam perang dunia I memberikan pukulan telak bagi sekutunya yaitu Turki. Para pemenang perang, Inggris dan Perancis membagi-bagi wilayah Turki yang dihuni orang-orang Arab menjadi zona-zona ‘mandat’ (setelah sebelumnya wilayah Mesir dan Aljazair dicaplok oleh Inggris dan Perancis). Dokumen perjanjian itu berbicara tentang bangsa Arab sebagai ‘anak-anak’ dan bangsa Eropa sebagai ‘orang dewasa’ yang akan mengurus mereka hingga mampu untuk ‘makan’ sendiri.
Perancis mendapat mandat atas Suriah, yang selanjutnya membaginya ke dalam dua negara yaitu Suriah dan Libanon. Libanon adalah negara buatan dengan batas-batas yang direkayasa untuk memastikan mayoritas demografis kristen Maronit, yang dianggap sebagai klien Perancis di wilayah ini.
Britania Raya mendapatkan hampir semua wilayah yang lainnya di Timur Tengah. Inggris juga punya klien yang akan dipuaskan yaitu Hasyimiah, yang telah berjasa memimpin pemberontakan Arab terhadap Turki. Inggris membentuk negara Irak dan menjadikan Faisal, klan Hasyimiah menjadi rajanya. Abdullah, kakaknya Faisal juga dibuatkan negara dengan nama Yordania.
Sementara itu di Mesir, Inggris berbaik hati memberi kemerdekaan dengan berbagai syarat yang ketat, diantaranya: harus menerima terus kehadiran pasukan dan basis militer Inggris di wilayahnya, harus menerima Inggris sebagai pengelola terusan suez tanpa protes, perusahaan suasta yang dikontrol oleh Inggris dan Perancis harus mengumpulkan keuntungan terusan Suez dan mengirimkannya ke Eropa.
Penemuan Ladang Minyak
Pada 1901 ladang minyak besar pertamakali terdeteksi di Iran. Segera William D’Arcy, pengembara Inggris membeli hak eksklusif untuk semua minyak bumi Iran dari raja Qajar dengan sejumlah uang tunai yang masuk ke saku Syah. Royalti 16 % (dari laba bersih, bukan laba kotor) kelak akan dibayarkan ke kas Iran. William lalu menjual konsesi minyak tsb kepada perusahaan milik pemerintah Inggris. Pada 1923, Inggris mendapatkan untung 40 juta Pound dari minyak Iran dan Iran hanya memperoleh 2 juta dari itu.
Pada tahun 1927 ladang minyak yang sangat besar juga ditemukan di Irak, sebelumnya konsorsium perusahaan minyak Inggris telah mendekati raja Faisal untuk mendapatkan hak monopoli atas sumber daya minyak negara itu. Raja dengan senang hati menerima hasil negosiasi dimana keuntungan terbesarnya dibagi rata untuk beberapa kekuatan di Eropa dan Amerika Serikat.
Pada 1936, Aziz bin Saud juga merayakan penemuan minyak di Saudi Arabia yang amerupakan cadangan mineral terbesar di dunia. Pada saat perang dunia ke II, Roosevelt (Presiden Amerika) mencapai kesepakatan dengan Ibnu Saud yang menjamin dibukanya akses tanpa hambatan bagi AS ke minyak Saudi dan sebagai kompensasinya keluarga kerajaan Saudi mendapatkan peralatan militer dan teknologi AS sebanyak yang mereka butuhkan untuk bertahan di tampuk kekuasaaan.
عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا ». فَقَالَ قَائِلٌ وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ قَالَ « بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَلَيَنْزِعَنَّ اللَّهُ مِنْ صُدُورِ عَدُوِّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ اللَّهُ فِى قُلُوبِكُمُ الْوَهَنَ ». فَقَالَ قَائِلٌ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا الْوَهَنُ قَالَ « حُبُّ الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ ».
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Hampir saja para umat mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya, ”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata,”Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud dan Ahmad).
Referensi:
- Tamim Ansary, 2009, Dari Puncak Baghdad Sejarah Dunia Versi Islam, Penerbit Zaman, Jakarta
- Karen Armstrong, 2001, Sejarah Islam, Penerbit Mizan, Bandung
- Michael H. Hart, 1978, 100 Tokoh Yang paling berpengaruh dalam Sejarah, Pustaka Jaya, Jakarta
- Qasim A.I dan Muhammad A.S, 2014, Sejarah Islam, Penerbit Zaman, Jakarta