Semarang, Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin resmi memulai kegiatan Masa Ta’aruf Santri Fathimah Al-Amin (MATSAFA) 2025 pada Sabtu (16/8). Kegiatan hari pertama diisi oleh dua sesi utama yang menghadirkan pemateri dari kalangan pengasuh pondok serta praktisi kesehatan spiritual.
Sesi pertama dibuka dengan pengenalan pondok pesantren yang disampaikan langsung oleh Pengasuh Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin, H.M. Zahri Johan, S.Si., M.Pd. Dalam paparannya, beliau menjelaskan sejarah berdirinya pesantren, visi, serta misi yang diusung untuk membentuk santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya guna bagi masyarakat. Beliau juga menyampaikan kisah inspiratif dari Prof. Dr. Amin Syukur, M.A., pendiri pondok pesantren. Diceritakan bahwa Prof. Amin Syukur pernah diremehkan dengan sebutan “bodoh” oleh teman-temannya, namun hal tersebut tidak membuat beliau patah semangat. Sebaliknya, beliau justru merespon dengan belajar lebih giat, meresume setiap pelajaran, dan tekun menulis hingga mampu meraih gelar profesor dan melahirkan banyak karya ilmiah. “Inilah cara beliau mengubah virus hati menjadi aset diri,” tegas Ustadz Johan di hadapan para santri.
Sesi kedua diisi dengan materi bertajuk Pendidikan Sufi Healing oleh Mustamir Pedak, S.Ked. Beliau menyampaikan pentingnya mengelola emosi melalui pendekatan tasawuf. Menurutnya, emosi tidak perlu dilawan atau ditekan, melainkan cukup diterima dan diikhlaskan melalui kesadaran napas. “Saat menarik napas, kita terima emosi yang hadir. Saat menghembuskan napas, kita ikhlaskan emosi tersebut. Dengan cara ini, insyaAllah emosi yang mengganjal di hati akan luruh, dan kita akan menjadi pribadi yang lebih baik,” ujar Pak Mustamir Pedak dalam penjelasannya.
Kegiatan hari pertama MATSAFA 2025 ini berlangsung interaktif, terlihat dari antusiasme santri yang mengajukan pertanyaan serta menyimak materi dengan penuh perhatian. Tujuan dari penyelenggaraan ta’aruf ini adalah untuk membekali santri baru dengan pemahaman mendasar tentang pondok serta memberikan bekal spiritual dan emosional dalam menghadapi kehidupan pesantren.
Hari kedua Masa Ta’aruf Santri Fathimah Al-Amin (MATSAFA) 2025 bertepatan dengan hari kemerdekaan pada Sabtu (17/8), di paparkan dua materi.
Sesi ke-4 diisi oleh Izza Himmawanti, M.Psi. dengan materi Pendidikan Karakter- Program Mentoring. Dalam paparannya beliau menjelaskan bahwa santri zaman sekarang itu bukan hanya menjadi diri sendiri, akan tetapi harus menjadi versi terbaik dari dirinya, jangan cuma be your self tetapi harus be the best version for your self.
Pada sesi ke-5 diisi oleh Durotun Nasihah, M.Pd., dengan materi Tata Tertib dan Pelayanan Kerumahtanggaan. Dalam paparannya beliau menjelaskan tentang tata tertib dan peraturan yang berada di pondok pesantren progresif Fathimah Al-Amin ini.
Hari kedua kegiatan MATSAFA 2025 berlangsung dengan suasana interaktif, tercermin dari semangat santri yang aktif bertanya serta menyimak materi dengan penuh keseriusan. Penyelenggaraan ta’aruf ini bertujuan membekali santri baru dengan pemahaman dasar mengenai kehidupan pondok, sekaligus memberikan bekal spiritual dan emosional untuk menapaki perjalanan mereka di pesantren.
Hari Ketiga rangkaian Masa Ta’aruf Santri Fathimah Al-Amin (MATSAFA) 2025 pada Senin (18/8) dengan menghadirkan dua materi utama, yakni tentang organisasi santri dan literasi santri. Kegiatan yang ditujukan bagi seluruh santriwati ini bertujuan membekali mereka dengan wawasan kepemimpinan sekaligus keterampilan akademik yang mendukung kehidupan pesantren dan perkuliahan.
Sesi ke-6 disampaikan oleh Jajang Jalaluddin, M.Pd., dengan materi Organisasi Santri. Dalam pemaparannya, beliau menekankan pentingnya semangat membaca dan belajar bagi santriwati. “Membaca adalah melawan kebodohan. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dengan perintah iqro‘, yang bukan sekadar membaca, tetapi memahami makna di baliknya,” ungkap Jajang. Beliau juga mengutip kalimat tokoh nasional Sutan Syahrir, bahwa hidup yang tidak dipertaruhkan tidak akan pernah dimenangkan. Menurutnya, santri Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin sebagai generasi muda harus selalu siap berjuang dengan ilmu dan semangat yang tinggi.
Sesi ke-7 diisi oleh Iffah Syafaatul Arabia, S.Ag., yang membawakan materi bertajuk Literasi Santri. Beliau menjelaskan bahwa program literasi di pesantren ini dirancang khusus untuk mendukung para mahasiswi yang sekaligus menjadi santri. “Skill menulis dalam dunia akademik sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, program literasi dibentuk untuk membersamai santri-santri agar lebih siap menghadapi tugas-tugas perkuliahan. Jangan jadikan sebagai beban, nikmati saja prosesnya,” ujarnya.
Kegiatan hari ketiga ini berjalan dengan penuh antusiasme. Para santri aktif menyimak dan mencatat poin-poin penting yang disampaikan narasumber. Dengan pembekalan tentang organisasi dan literasi, diharapkan santri Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin mampu mengembangkan diri, tidak hanya dalam bidang keagamaan, tetapi juga dalam keterampilan akademik dan sosial yang menjadi bekal penting di masa depan.