Suatu hari seorang darwis berkelana di hutan dan menjumpai seekor rubah yang keempat kakinya buntung, ternyata kebutuhan hidup rubah itu setiap harinya dipenuhi oleh harimau. Setiap mendapatkan buruan si macan menyantapnya di dekat rubah, sehingga ia bisa mendapatkan sisa-sisa dagingnya.
”O begitu rupanya cara hidup si rubah” pikir sang Darwis. Lalu dia pulang, kemudian menghabiskan waktu duduk di sudut rumahnya menunggu-nunggu makanan dari alam semesta. Berhari-hari dia menanti tapi makanan tak kunjung datang. Akhirnya dia merasa kelaparan dan mendengar suara, “Engkau meniru contoh yang salah, Engkau punya kaki. Jadilah harimau jangan jadi rubah.”
Keinginanmu untuk berlepas diri dari kesibukan urusan duniawi padahal Allah telah meletakan kamu di sana, termasuk syahwat yang samar. Dan hasratmu untuk terlibat ke dalam kesibukan urusan duniawi, padahal Allah telah melepaskanmu dari itu, sama artinya dengan mundur dari tekad yang luhur (Al Hikam, Ibnu Athailah)