• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Selasa, Juni 17, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

KISAH TENTANG HUSEIN SI GILA

M. Zahri Johan by M. Zahri Johan
Juni 4, 2020
in Hikmah & Muhasabah, Kisah Inspiratif
KISAH TENTANG HUSEIN SI GILA

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Memetik Buah Hikmah dari Pohon di Badar

KESETIAAN CINTA ZAINAB DAN ABUL ‘ASH

Mimpi Hari Perhitungan

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Husein adalah seorang petani yang tinggal di sebuah desa. Ketika ia menikahi perempuan muda dari desanya, Dua cendekiawan pengembara menghadiri pesta pernikahannya. Mereka berdua mulai berdiskusi tentang tafsir Al Qur’an, fiqih, filsafat, hingga sejarah Islam sambil mengutip berbagai karya ulama terkemuka. Husein terpesona mendengarkan perbincangan mereka. Ia sendiri tidak pernah mengenyam pendidikan formal. Mendadak hasratnya berkobar-kobar untuk belajar dan menjadi cendekia.

Husein menghabiskan malam pertamanya bersama sang istri. Saat bangun keesokan harinya, ia minta ijin pergi ke kota untuk belajar dan menjadi cendekia. Sejak hari itu ia dikenal warga desanya sebagai Husein si gila, pria yang meninggalkan istrinya yang masih muda dan cantik untuk pergi jauh demi menuntut ilmu.

Setelah puas selama 20 tahun mendalami berbagai ilmu di kota, Husein memutuskan untuk pulang ke desa. Ia merasa kangen, ingin berjumpa istri, ortu dan teman-teman lamanya. Setelah perjalanan yang panjang, ia tiba di sebuah kampung yang jaraknya satu hari perjalanan dari desanya. Seorang petani di sana menawarinya bermalam. Setelah makan malam, si Petani menanyakan perihalnya. Husein bercerita dengan bangga bahwa ia baru saja menyelesaikan studi selama 20 tahun pada beberapa cendekiawan terkemuka di kota.

Si petani bertanya, ”Kalau begitu, tolong beritahu aku, apa awal kebijaksanaan?”. Husein dengan Percaya Diri menjawab, ”Para alim mengatakan, awal kebijaksanaan adalah percaya kepada Tuhan”. Si Petani berujar, ”bukan itu jawaban yang benar”. Husein bertanya, “bagaimana kamu tahu jawabannya tidak benar?, bukankah saya sudah mengutip berbagai pendapat pemikir dan cendekiawan tersohor”. “Apa saja yang kau pelajari selama 20 tahun kemarin, menjawab pertanyaan seperti itu saja tidak bisa”, kata petani ketus. ”Aku bisa mengajarimu tentang awal kebijaksanaan, tapi itu makan waktu setahun lamanya”, tukasnya.

Husein yakin, si petani benar-benar tahu jawabannya sehingga ia setuju menghabiskan satu tahun belajar dengannya. Keesokan paginya si petani mengajak Husein bekerja di ladang. Awalnya Husein protes, “katanya kita akan belajar?”. ”Beginilah cara kita belajar”, jawab petani. Mereka lantas bekerja di ladang sepanjang hari, malam harinya Husein merasa sangat letih sehingga ia langsung tidur. Itu berlangsung selama berhari-hari, Husein tidak punya waktu atau energi untuk bicara tentang filsafat, ilmu atau kebijaksanaan.

Bulan demi bulan, mereka bekerja keras di ladang. Suatu hari Husein menyadari, satu tahun sudah terlewati sejak ia pertama kali singgah di kampung itu. Dia pun bertanya kepada petani, “Aku sudah bekerja siang dan malam untukmu selama setahun penuh. Sekarang sampaikan padaku, apa sesungguhnya awal kebijaksanaan?”. Si Petani menjawab, ”Besok kau akan pergi, saat itulah aku akan menyampaikan jawabannya”.

Keesokan paginya setelah berkemas-kemas, Husein kembali menanyakan, ”Aku masih menunggu jawaban atas pertanyaan yang kau ajukan padaku setahun silam, Apakah awal kebijaksanaan?”. Si Petani hanya berujar, “Awal kebijaksanaan adalah kesabaran”. Husein berteriak, ”Apa..?! Kau membuatku bekerja untukmu seperti budak setahun penuh hanya untuk jawaban sederhana itu? Kenapa tidak kau sampaikan saja setahun yang lalu?”. ”Aku bisa saja memberikan jawabannya, tetapi sepanjang tahun ini kau punya banyak kesempatan untuk memahami kesabaran. Jelaslah, kau masih belum mengerti pelajaran ini. Tapi sudah lumayan lah.., bisa jadi saat ini kau sudah mulai memasuki awal pemahaman”. Husein akhirnya minta pamit sambil mendongkol, ia merasa diperdaya selama setahun tanpa mendapatkan ilmu apa-apa.

Di ujung hari itu, Husein akhirnya sampai di kampung halaman. Matahari baru saja terbenam ketika ia sampai di dekat rumahnya. Tiba-tiba ia terperanjat, ia melihat di beranda rumah duduk istrinya bersama seorang lelaki. Setelah 21 tahun mengembara, inilah pertama kalinya ia melihat istrinya lagi. Namun, ia lihat istrinya sedang duduk di kursi sambil mengelus-elus kepala seorang pria muda berwajah tampan. Amarah Husein yang dibakar cemburu naik menyesaki dadanya, ia segera mencabut belati yang terselip di pinggangnya dan siap-siap berlari untuk menghabisi kedua orang itu. Tiba-tiba terlintas dipikirannya wajah dan kata-kata si petani, Ia berkata pada dirinya, ”Bersabarlah, aku baru saja menghabiskan waktu setahun untuk belajar kesabaran. Mungkin tidak seharusnya aku bereaksi terlalu cepat”. Maka, ia menyarungkan kembali belatinya, dan berjalan dengan gontai menuju masjid untuk sholat Isya’.

Setelah mengambil wudhu dan sholat sunnah, Husein menghampiri merbot yang tengah duduk-duduk di serambi masjid. Ia bertanya tentang kabar kedua orang tuanya. ”Maksudmu orang tua si Husein gila itu?”, jawab merbot,” Ia sudah meningal bertahun-tahun yang lampau”. Husein menangis sedih, Merbot masjid yang tidak mengenalinya segera beranjak, ”Saya mau iqamah dulu, itu imamnya sudah datang”. Pria muda tampan yang dilihat Husein di rumah istrinya berjalan mendekati masjid. “Siapa pria itu?”, tanya Husein. “Itu Jamal, anak si Husein gila”, tukas merbot sambil berdiri meninggalkannya.

Usai shalat isya, sambil bercucuran air mata Husein menciumi tangan, kening dan rambut sang imam. Malam itu juga, segera ia meninggalkan masjid desanya dan pergi ke kampung si petani yang baru saja ditinggalkannya. Ia berlutut dan membungkuk ke arah si petani sambil berseru, “terimakasih guruku, Kau sudah selamatkan hidupku dan hidup keluargaku…”.

 

 

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Kesabarankisah sufi
Previous Post

WABAH HEDONIS DAN PRAGMATIS

Next Post

ANTARA MADRASAH DAN SEKOLAH

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan #Aktivitas a. Ketua Ponpes Progresif Fathimah al-Amin b. Guru MAN 2 Kota Semarang c. Pengasuh kawanislam.com # Motto Karakter adalah dasar prestasi

Related Posts

Memetik Buah Hikmah dari Pohon di Badar
Hikmah & Muhasabah

Memetik Buah Hikmah dari Pohon di Badar

Desember 12, 2023
KESETIAAN CINTA ZAINAB DAN ABUL ‘ASH
Hikmah & Muhasabah

KESETIAAN CINTA ZAINAB DAN ABUL ‘ASH

Desember 12, 2023
Mimpi Hari Perhitungan
Hikmah & Muhasabah

Mimpi Hari Perhitungan

November 2, 2022
Bahloel Tindak Haji
Cerpen

Kaji Bahloel

November 2, 2022
Bahloel Tindak Haji
Cerpen

Bahloel Tindak Haji

November 2, 2022
Please login to join discussion

Recommended

Memutus Jemari Hoax

Oktober 30, 2018

 ANAK ASET DUNIA AKHIRAT

Oktober 21, 2018

Don't miss it

Artikel

Manusia dan Agama

Januari 21, 2019
“The Great Game”   
Pengetahuan Islam

“The Great Game”  

Juni 4, 2020
Pengetahuan Islam

Sabar, Adil, Jujur

Oktober 30, 2018
Artikel

Memutus Jemari Hoax

Oktober 30, 2018
Ayat-Ayat Riba
Pengetahuan Islam

Al-Qur’an sebagai Guide

Juni 4, 2020
Apakah Semua Bid’ah itu Sesat ?
Pengetahuan Islam

Apakah Semua Bid’ah itu Sesat ?

Juni 4, 2020

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Humor Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim nafs NKRI pendidikan karakter renungan Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Masjid Nabawi

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025
Umrah

Umrah

Februari 17, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Perampok dan Si Cacat

KISAH TENTANG HUSEIN SI GILA

 
Cendekiawan dan Darwis
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend