• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Kamis, September 18, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

Menyelamatkan Siswa dari Racun Hoax

Nanang Qosim by Nanang Qosim
Oktober 26, 2018
in Kiriman Pembaca, Kolom Guru & Orang Tua

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Mengadakan Masa Ta’aruf Santri Baru dengan Materi yang Penuh Inspiratif dan Moderat

Pemikiran Gender Fatimah Usman (Dari Wacana Menuju Aksi)

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Masifnya penggunaan internet membuat kita mengalami banjir informasi.  Ada berita yang benar, namun tidak sedikit informasi yang salah, bahkan palsu, atau akrab dengan istilah hoax, yaitu berita bohong/palsu. Misalnya hoax tentang bahaya makanan, minuman, agama, dan suku tertentu yang mudah kita temukan di internet.

Hoax mudah menyebar karena pada dasarnya setiap orang adalah makhluk sosial yang peduli dengan orang lain. Di era media sosial kepedulian tersebut bisa diwujudkan dengan meng-klik share (bagikan). Menyebarnya hoax  karena, pertama, menyentuh isu-isu kepentingan publik dan sensitif, misalnya agama. Masyarakat yang menerima berita terkait agamanya cenderung memberikan respon. Respon yang paling mudah adalah dengan membagikannya, dan merasa turut menjaga marwah agama.

Kedua, masyarakat malas melakukan verifikasi. Banyak survei menyebutkan tingkat membaca masyarakat Indonesia sangat rendah. Data penelitian Central Connecticut State University pada Maret 2016 menyebut minat baca masyarakat Indonesia adalah peringkat ke 60 dunia. Padahal infrastruktur untuk mendukung minat baca kita urutan 34 (kompas.com, 29/8/2016). Kurangnya memanfaatkan infrastruktur membaca ini berakibat kita mudah percaya dengan informasi dari satu media.

 

Mengidentifikasi hoax

Sebuah berita tergolong hoax atau bukan bisa diidentifikasi. Survei Mastel menyebut sebanyak 53,50 % responden mudah memeriksa kebenaran hoax, 30,30% sulit, 12,80% sangat mudah, dan 12,80% sangat sulit. Jika ditotal, ada 43,1% yang sulit dan sulit memeriksa kebenaran hoax. Persentase tersebut berpotensi menjadi sasaran empuk penyebar hoax.

Survei Mastel dilakukan pada usia yang beragam, belum secara khusus menyasar pelajar. Sebagai gambaran persepsi hoax pada anak-anak, pada awal 2017 di Amerika Serikat diadakan survei hoax pada 853 responden berusia 10-18 tahun. Sebanyak 44% responden bisa membedakan berita hoax atau bukan. Sedangkan 31% tidak bisa membedakan berita hoax atau bukan (Yulaika Ramadani, tirto.id, 1/10/2017). Angka tersebut cukup menggambarkan bahwa remaja memang rentan menjadi korban hoax.

Ada tiga cara mudah yang bisa dilakukan untuk mengidentifikasi hoax. Pertama, situs berita penyebar hoax merupakan situs gratis. Misalnya banyak pesan ke nomor ponsel bahwa nomornya memenangkan undian dan diminta mengecek situs www.xxx.blogspot.com. Hal ini pasti hoax karena perusahaan besar pasti menggunakan situs berbayar. Berita-berita hoax mayoritas muncul dari situs abal-abal yang hanya mengejar klik untuk mendapatkan dolar.

Kedua, judul berita menggunakan kalimat bombastis-hiperbolik. Terungkap, terbongkar, mengejutkan, adalah contoh kata-kata yang digunakan untuk berita hoax. Mereka bahkan tidak ragu mencantumkan kata-kata islami, semisal Subhanallah, Alhamdulillah, Astaghfirullah, Allahu Akbar.

Ketiga, informasi bertentangan dengan logika umum atau akal sehat. Sekarang kita hidup di zaman modern dan ilmiah. Ilmu pengetahuan telah berhasil mengungkap peristiwa yang dulu dianggap ajaib dan mitos. Jadi jika ada informasi yang sulit diterima akal, informasi tersebut dicurigai sebagai hoax. Jika ada informasi dari media digital yang memenuhi kriteria di atas, 99,99 persen adalah hoax.

 

Mencegah hoax

Pencegahan hoax dapat dimulai dari kita sendiri. Jika mendapat pesan tentang berita yang hampir seratus persen hoax, jangan membagikannya. Ketika  berita hoax muncul dalam grup WA, langsung saja bertanya pada penyebar berita. Apakah ada media terpercaya atau seseorang yang dapat dikonfrimasi atas berita yang disebarkan? Kalau tidak ada, kemungkinan besar itu hoax.

Bagaimana untuk mencegah siswa tidak mempercayai informasi hoax? Peran guru dalam menangkal informasi hoax adalah literasi digital kepada siswa. Pertama, membaca berita dari beberapa media. Media besar arus utama sangat berhati-hati dengan informasi yang diterbitkan karena akan berpengaruh pada nama besar media tersebut. Jika media besar menerbitkan hoax, akan menjatuhkan kepercayaan masyarakat.

Kedua, membiasakan membaca berita sampai utuh, bukan hanya judulnya. Media abal-abal sering menampilkan berita yang judul dan isi berita tidak sama. Di facebook sering kita jumpai ada akun membagikan tautan berita dengan judul bombastis. Lalu komentar-komentar dengan bahasa kasar pun muncul.

Ketiga, menghubungi teman yang tinggal dekat lokasi peristiwa. Misalnya berita tabrakan bus yang merenggut korban tewas 100 orang di Tegal. Kita bisa mencari informasi pada teman yang tinggal tinggal di Tegal, apakah informasi ini benar atau tidak.

Keempat, membiasakan siswa untuk membaca. Tidak hanya buku-buku pelajaran, tetapi buku-buku pengetahuan umum, fiksi akan membuat mereka memiliki sikap kritis terhadap informasi yang mereka terima.

Siswa merupakan anak-anak dan remaja yang berada di fase rasa ingin tahu yang tinggi. Peran guru adalah mengarahkan rasa ingin tahu siswa ke hal-hal yang positif. Pembelajaran dapat diarahkan sebagai media pencegahan hoax, bukan semata mengajarkan ilmu pengetahuan.

Nilai dan etika juga wajib diajarkan di sela pembelajaran. Ketika guru menyampaikan pelajaran tertentu, guru juga bercerita tentang nilai-nilai yang bermanfaat bagi murid (Toety Heraty Noerhadi, Prisma, No. 7 Juli 1980 Tahun VIII). Seringkali nilai-nilai yang mungkin tidak berhubungan dengan pelajaran, justru yang akan diingat siswa sampai dewasa.

Siswa harus kita selamatkan dari racun hoax. Hoax beracun karena membunuh akal sehat kita. Ketika akal sehat kita sudah lumpuh, kemunculan ekses-ekses negatif tinggal menunggu ledakannya. Tentu kita tidak mau generasi mendatang adalah orang-orang yang nalarnya sudah terjangkit racun hoax bukan?

 

 

 

 

 

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: hoax
Previous Post

Memotret Perkembangan Islam dari Waktu ke Waktu

Next Post

Literasi tentang “Ma Lima”

Nanang Qosim

Nanang Qosim

Penulis Lepas, Dosen UIN Walisongo Semarang, Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 15 Semarang, Pengurus DPD AGPAII Kota Semarang, Pengurus MGMP PAI SMA Kota Semarang, Pengurus ISNU Kab. Demak, Pengurus LTN NU Kota Semarang, Mantan Redaktur Jurnal EDUKASI UIN Semarang. Pengajar di PP. Darul Falah Be-Songo Semarang.

Related Posts

Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan
Berita

Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan

Agustus 31, 2025
Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Mengadakan Masa Ta’aruf Santri Baru dengan Materi yang Penuh Inspiratif dan Moderat
Acara

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Mengadakan Masa Ta’aruf Santri Baru dengan Materi yang Penuh Inspiratif dan Moderat

Agustus 20, 2025
Tasawuf Prof. Amin Syukur
Berita

Pemikiran Gender Fatimah Usman (Dari Wacana Menuju Aksi)

Agustus 16, 2025
HM Amin Syukur, Guru Besar Ilmu Tasawuf Itu Telah Tiada
Berita

HM Amin Syukur, Guru Besar Ilmu Tasawuf Itu Telah Tiada

Agustus 16, 2025
Perdana Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin  adakan Silaturahmi Bersama Pengurus dan Walisantri Baru
Berita

Perdana Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin adakan Silaturahmi Bersama Pengurus dan Walisantri Baru

Agustus 16, 2025
Please login to join discussion

Recommended

Ah, Rayuanmu Kurang Maksimal

November 28, 2018
Rahasia Malam Nisfu Sya’ban

Malam – Malam Maulud (1)

Juni 4, 2020

Don't miss it

Green Chemistry, untuk Lingkungan yang Lebih baik
Islam dan Sains

Green Chemistry, untuk Lingkungan yang Lebih baik

Juni 4, 2020
Lebih Utama Mana: Qurban atau Aqiqah?
Agama

Lebih Utama Mana: Qurban atau Aqiqah?

Juni 4, 2020
Ayat-Ayat Riba
Pengetahuan Islam

Ayat-Ayat Riba

Juni 4, 2020
GERAKAN MENCIUM ANAK SEBELUM BERSEKOLAH
Akhlak

GERAKAN MENCIUM ANAK SEBELUM BERSEKOLAH

Agustus 16, 2025
Artikel

Islam Dan Media

Januari 21, 2019
Sang Pecinta
Akhlak

Sang Pecinta

Juni 3, 2020

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak Amin Syukur cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Humor Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Muhammad muhasabah Nabi Ibrahim nafs NKRI NU pendidikan karakter renungan Rohis sains Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025
Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan

Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan

Agustus 31, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
ANTARA MADRASAH DAN SEKOLAH

Menyelamatkan Siswa dari Racun Hoax

 
KAU BILANG TAK ADA WAKTU?
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend