ANTARA MADRASAH DAN SEKOLAH
Ahmad Riyatno, S.Ag, M.Pd.I
Di media cetak sering ada berita salah tulis yang berakibat fatal karena kurangnya pengetahuan tentang perbedaan antara madrasah dan sekolah. Madrasah bernaung dibawah Kementerian agama dan sekolah dibawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Istilah Madrasah memang terasa asing di telinga masyarakat, khususnya kota. Secara harfiah Madrasah diartikan sebagai tempat belajar para pelajar. Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia kata madrasah memiliki arti sekolah, kendati pada mulanya kata sekolah berasal dari bahasa Inggris yaitu School. Menurut Malik Fajar, pengertian madrasah secara umum dapat diartikan sebagai sekolah umum yang berciri khas Islam yang menjadi bagian keseluruhan dari sistem pendidikan nasional. Dalam SKB tiga mentri disebutkan bahwa madrasah adalah lembaga pendidikan yang menjadikan pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang-kurangnya 30 % disamping mata pelajaran umum.
Secara teknis kegiatan belajar mengajar antara madrasah dan sekolah sebenarnya sama. Pembedanya adalah adalah materi tambahan agama, dan pelajaran inilah yang menjadi ciri kekhususan madrasah. Disamping diajarkan pelajaran umum seperti Kimia, Fisika, Sosiologi, Biologi, Matematika, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Jepang, Penjaskes, Ekonomi, Akuntasi juga diajarkan pelajaran agama yaitu al-Qur’an Hadits, Aqidah akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, al-Qur’an Hadits, Figh dan Ilmu Hadits, Ilmu Tafsir, Ilmu Kalam untuk mata pelajaran khusus jurusan Agama. Semua madrasah di seluruh Indonesia yang jumlahnya 577 dalam kurikulum, standar guru adalah sama.
Semestinya kalau masyarakat mengetahui tentang madrasah, tentunya akan berbondong-bondong menyekolahkan anaknya di madrasah karena madrasah ada nilai plus yang akan mengawal peserta didik hingga menjadi cerdas intelektual, spiritual dan emosional. Namun fakta dilapangan madrasah masih menjadi sekolah pilihan kedua setelah anaknya tidak di terima di sekolah umum. Madrasah masih indentik dengan sekolah anak-anak desa, kurang trendi, kurang gaul. Stigma negatif tersebut kalau tidak segera dihilangkan akan membahayakan keberlangsungan madarasah kedepan. Madrasah yang negeri maupun swasta harus segera mengubah penampilan dari tradisional menjadi modern dengan tetap menjaga aspek spiritual yang menjadi ciri khasnya.
SMA Plus berkualitas
Sejak kemerdekaan Indonesia diraih, pemangku kebijakan pemerintah ditantang untuk menentukan pola pendidikan yang sesuai disaat pesantren yang telah lama menancap sebagai lembaga pendidikan yang tertua. Dalam sisi yang lain pemerintah memilih sekolah yang dianggap lebih modern, prospektif dengan mengadopsi pendidikan negara Belanda yang secara sekaligus mencontoh kurikulum dan manajemennya hingga lahirlah Kementerian Pendidikan yang mengurusi yang ada kaitan erat dengan pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Dalam sisi lain, pemerintah menginginkan sekolah dan madrasah berjalan beriringan dalam rangka mencerdaskan anak-anak bangsa yang akhirnya melahirkan Kementerian Agama yang mengurusi pendidikan madrasah dan pesantren, disamping mengurus haji, wakaf, pernikahan dan lain-lain.
Kualitas pendidikan di madrasah sekarang, sebenarnya tidak kalah dengan sekolah umum. Madarasah ibtidaiyah, tsanawiyah, aliyah mulai menggeliat baik di desa dan kota. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya output madrasah yang diterima di SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi ternama bahkan alumninya banyak yang menjadi pejabat mulai dari Bupati, Walikota bahkan menteri. Sebut saja Imam Nachrawi sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga, Muhammad Hanif Dzakiri menjadi Menteri Tenaga Kerja. Dengan banyaknya alumni yang berperan di masyarakat dan pemerintahan, Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Nurkholis Setiawan menyatakan “ Tidak diragukan lagi madrasah mampu bersaing dengan sekolah lain”. Pola pendidikan di madrasah sama persis dengan sekolah umum lainnya. Madrasah Ibtidaiyah sama dengan sekolah dasar, madrasah Tsanawiyah sama dengan sekolah menengah pertama, madrasah Aliyah sama dengan sekolah menengah atas. Pembedanya adalah di madrasah ada kurikulum pembelajaran agama.
Di madrasah yang berada di pelosok desa, semangat menuntut ilmu di madrasah sungguh luar biasa karena dalam pola pikirnya bahwa menuntut ilmu diwajibkan oleh Allah swt dan Allah swt akan mengangkat derajat tinggi dihadapan Allah swt. Ketika belajar formal selesai, sore hari juga masih belajar di madrasah diniyah hingga petang. Sebuah perjaungan yang sangat luarbiasa, wajarlah lulusan madrasah juga luarbiasa. Semoga menjadi renungan.