Apapun yang kita hakimi atau kritik pada diri seseorang, sesungguhnya keburukan itu juga ada pada diri kita. Keburukan apapun pada diri orang lain yang membuat kita jengkel, ada pula dalam diri kita. Jika tidak, kita tidak akan begitu jengkel. Ketika seseorang bersikap arogan atau egois, kita kesal kepadanya karena kita menyadari keegoisan dan kesombongan itu pun ada dalam diri kita.
Setiap kali kita jengkel akan sesuatu, sudah saatnya memperhatikan diri sendiri. Ego kita memberitahu agar hanya memperhatikan keburukan orang lain dan kita merasa mudah jengkel melihat kekurangan orang lain. Namun, celaan atau kritik kita pada orang lain tidak akan mengubah mereka. Justru kritik itu akan mengalihkan kita dari mengubah diri sendiri untuk menjadi lebih baik. Seorang guru berpesan, “Saat kita melihat ada kotoran pada diri orang lain, bersihkanlah kaca mata kita”. Nafsu selalu mendorong kita untuk melihat keburukan pada diri orang lain, bukan keburukan kita sendiri.
Yups! Mulai saat ini, pada saat Anda mengkritik atau menasehati orang lain ingatlah Filosofi Jari: “Pada saat jari telunjuk kita menuding ke orang lain, maka empat jari yang lainnya menunjuk pada diri kita sendiri” 🙂