Kepemimpinan merupakan problem yang urgen bagi bangsa dan negara Indonesia. Seorang pemimpin harus dapat memahami segala perkara yang dihadapi. Ia harus mampu membuat dan menentukan kebijakan secara bijak, sehingga ia mampu menjadi motor penggerak dalam menjalankan roda pemerintahan secara amanah dan bertanggung jawab.
Pemimpin tidak hanya sebatas piawai berorasi yang menggebu-gebu dan beretorika saja. Sebaliknya, ia diharapkan mampu menjadi teladan dan panutan bagi rakyatnya. Ironis, ketika kita menyaksikan beberapa kasus beberapa kepala daerah di Indonesia terjerat KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Mereka berkuasa seakan-akan bukan untuk mengabdikan diri kepada rakyatnya, namun untuk memperkaya diri dan kelompoknya.
Jiwa kepemimpinan harus ditanamkan sejak dini. Seorang pemimpin harus memiliki berbaagai kompetensi diri, baik dalam berperilaku, manajemen, dan berwawasan luas. Oleh sebab itu, umat Islam memiliki cerminan sosok pemimpin yang luar biasa. Beliau adalah Baginda Nabi Muhammada Saw, tauladan dan panutan bagi kita bersama.
Menurut Michael H. Hart dalam bukunya ‘100 tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah’, ia tidak ragu untuk memberikan penghargaan posisi pertama kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pemimpin yang tampil sangat efektif, tangguh, dan revolusioner. Selain itu, Muhammad Saw. juga memiliki tugas utama yaitu untuk memperbaiki moral dan etika kaumnya. Seperti halnya dalam riwayat Imam Ahmad dan At-Thabrani, “Aku (Muhammad) diutus untuk menyempurnakan akhlak”.
Manusia sebagai seorang pemimpin sudah menjadi khitahnya. Nabi Adam as. sebagai manusia pertama sudah diberikan tugas kepemimpinan di dalam dirinya. Sebagaimana yang tertera dalam firman Allah Swt, seperti:
“Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah: 30).
Jiwa kepemimpinan yang baik harus ditanamkan di dalam jiwa manusia. Setidaknya pentingnya meneladani kepemimpinan Rasulullah melalui empat sifat wajibnya. Pertama, Shidiq yang berarti: jujur, baik dalam hati, perkatan dan perbuatan. Kedua, amanah yang berarti dapat dipercaya. Ketiga, tabligh yang berarti meyampaikan, atau (transparan dalam setiap pertanggung jawaban dan kebijakan). Keempat, fathonah berarti cerdas dan berwawasan luas dalam menghadapi segala permasalahan yang ada.
Pemuda Jaman Now
Para pemuda sebagai agen perubahan diharapkan mampu menjadi penggerak. Pemuda yang revolusioner, berwawasan luas, dan berbudi pekerti luhur. Bukan sebaliknya, sikap acuh dan tidak peduli yang ditampilkan kepada kondisi di sekelilingnya. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan semakin parah dan sulit diantisipasi. Oleh karena itu, pembinaan kepemimpinan pemuda jaman sekarang (now) perlu dilakukan agar mereka tidak kehilangan arah dam paradigma keliru. Kehidupan nyaman dan serba terpenuhi (safe zone) membuat mereka kehilangan produktifitas, inovasi dan kreatifitas.
Kita perlu melihat sejarah tentang tekad dan kerja keras para pemuda saat itu. Mereka bersatu untuk mewujudkan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Diantaranya ialah peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, yang melahirkan visi kesatuan bangsa, tanah air dan bahasa), gerakan Boedi Oetomo (1908), dan lain-lain.
Dengan demikian, kisah perjuangan para pemuda maupun mahasiswa tempo dulu dapat menjadi tolok ukur bagi pemuda jaman now. Apabila saat itu, para pemuda secara tegas memperjuangkan visi kemerdekaan. Kini, pemuda harus mampu membangun bangsa dengan segudang prestasi, kontribusi dan perjuangan.
Rasa nasionalisme harus ditanamkan secara nyata, agar mereka benar-benar tulus membangun negeri dengan sepenuh hati, pikiran, jiwa dan raga. Pemuda diharapkan mampu menjadi perintis pembaharu bangsa di masa kini dan mendatang. Dengan demikian, terwujudlah bangsa Indonesia yang aman, makmur, dan sejahtera.