Susu merupakan salah satu bahan makanan yang banyak mengandung nutrisi yang baik bagi tubuh. Dewasa ini, susu memiliki banyak fungsi dan manfaat. Pada usia produktif susu membantu pertumbuhan dan pada lanjut usia, susu akan menutrisi tulang agar tidak keropos. Susu memiliki berbagai macam nutrisi, seperti vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor, dan zinc. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk mengkonsumsi susu baik di konsumsi dalam kondisi segar ataupun dalam bentuk olahan seperti yogurt atau keju. Allah SWT berfirman dalam Qs. An-Nahl ayat 66
لِلشَّارِبِينَسَائِغًاخَالِصًالَبَنًاوَدَمٍفَرْثٍبَيْنِمِنْبُطُونِهِفِيمِمَّانُسْقِيكُمْلَعِبْرَةًالْأَنْعَامِفِيلَكُمْوَإِنَّ
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minuman dari pada apa yang dalam perutnya (brupa) susu yang bersih antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya”(Qs. An-Nahl:66).
Namun, apa jadinya jika kita alergi terhadap susu? Mengapa hal ini bisa terjadi? Salah satu penyakit yang terjadi karena alergi susu adalah galaktosemia. Galaktosemia merupakan salah satu penyakit yang berpotensi mengancam nyawa sebagai akibat ketidakmampuan memetabolisme galaktosa (senyawa ini dapat ditemukan pada susu). Galaktosa berfungsi sebagai energi, harus diubah menjadi glukosa untuk dapat mengalami metabolisme lebih lanjut hingga dapat diubah menjadi energi. Hal ini penting untuk bayi karena mereka mendapatkan sebagian besar energi dari susu, yang memiliki komposisi tinggi galaktosa.
Galaktosemia yang paling sering didiagnosis pada masa bayi baru lahir. Galaktosemia pada bayi disebabkan karena mutasi gen yang terjadi ketika janin di dalam kandugan, kemungkinan terjadi adalah 1:600.000 kelahiran. Bayi yang diidentifikasi mengidap galaktosemia butuh diet khusus gula. Hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi yang mungkin terjadi pada bayi. Bayi yang baru lahir dengan galaktosemia tampak normal saat lahir, tapi mulai menunjukkan gejala setelah diberikan susu pertama kali. Maka akan muncul gejala muntah ketika baru disusui, mudah mengantuk, diare, lethargis, glukosa darah rendah, ikteric (tampak kuning pada kulit dan mata), pembesaran hepar, adanya proteinuria, resiko infeksi meningkat, terutama bakteri garam negatif. Katarak dapat muncul dalam beberapa hari setelah lahir.
Perlu kita ketahui didalam tubuh kita terdapat enzim-enzim yang membantu kita untuk mempercepat reaksi yang ada dalam tubuh. Semua proses metabolisme dalam tubuh kita membutuhkan enzim, mulai dari pencernaan sampai ekskresi. Apabila tubuh kita mengalami kekurangan enzim atau ada enzim yang tidak aktif, maka tubuh akan mengalami gangguan. Galaktosemia terjadi karena adanya gangguan metabolisme karbohidrat. Terdapat tiga enzim yang diperlukan untuk mengubah galaktosa menjadi glukosa. Masing-masing dari ketiga enzim tersebut dikodekan oleh gen terpisah. Jika salah satu enzim gagal berfungsi, terjadi galaktosemia.
Laktosa dalam makanan dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Pada individu dengan galaktosemia, enzim yang dibutuhkan untuk metabolisme lebih lanjut dari galaktosa berkurang atau hilang sama sekali, sehingga jumlah galaktosa 1-fosfat meningkat tinggi dalam berbagai jaringan dan dapat terjadi, hepatomegali, sirosis, gagal ginjal, katarak, kerusakan otak, dan kegagalan ovarium. Berikut adalah penanganan yang tepat untuk bayi yang mengalamigalaktosemia :
- Menghindari makanan yang mengandung laktosa yaitu jenis susu yang mengandung laktosa, kaseinat, kasein, laktalbumin dan lainnya. Anda dapat memberikan susu formula yang bebas laktosa (susu khusus)
- Berikan tambahan kalsium untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangannya sehingga tidak
- Konsultasikan dengan dokter untuk suplemen kalsium yang sesuai dengan bayi Selalu memantau kesehatan anak anda dengan memeriksakan kepada ahli medis secara teratur.
Referensi
Angelina, Zenia,2012, Galaktosemia, Malang: Universitas Brawijaya,
Balai Kesehatan Nasional Dep.Kesahatan Eksekutif Yuen, tt, Pemungutan Penyakit Metabolisme Bawaan bagi Jabang Bayi (PMB)
Indah, Mutiara, 2013, Enzim, Padang: Universitas Sumatra Utara
Rahmawati, Maria,2012,Defect MetabolismeKarbohidratGalactosemiaTipe 1, Malang: UniversitasBrawijaya
Restuningwiyani, Sintha, 2012Gangguan Metabolisme Karbohidrat Galaktosemia, Malang: Universitas Brawijaya