• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Selasa, Oktober 28, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

Reformasi 2: Modernisme Sekuler

M. Zahri Johan by M. Zahri Johan
Juni 4, 2020
in Pengetahuan Islam, Sejarah dan Budaya
Reformasi 2: Modernisme Sekuler

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)

Masjid Nabawi

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Modernisme sekuler merupakan suatu sikap pemikiran yang muncul secara independen di banyak bagian dunia muslim abad ke-19. Sayyid Ahmad Khan dari Aligarh dan yang lainnya mulai mencari cara untuk memikirkan kembali Islam sebagai suatu sistem etika yang tetap setia pada tradisi dan spiritnya sendiri, tetapi membuatnya sejalan dengan dunia sekuler yang didominasi orang Eropa.

Sayyid Ahmad menganggap ajaran moral dan etika dari semua agama besar tidak secara fundamental bersifat irasional. Ajaran-ajaran itu masuk akal, setelah manusia mengembangkan kapasitas intelektual yang memadai untuk memahami ajaran tersebut. Manusia rasional dapat mencapai keunggulan moral dengan penalaran yang benar berdasarkan prinsip-prinsip fundamental yang tepat, dan Islam membawa prinsip-prinsip fundamental itu. Dengan menerapkan pendekatan rasionalistis untuk menafsirkan Al Qur’an dan Hadits dari sudut pandang filosofis – ilmiah, Ahmad Khan berupaya merekonsiliasi agama dan pengetahuan demi mereformasi kondisi sosial, kultural, dan pendidikan kaum muslim di India. Melalui upaya tersebut maka umat akan terbebaskan dari ketaatan buta pada tahayul dan dogma, yang menurutnya menjadi penyebab kejatuhan umat Islam.

Sayyid Ahmad mendirikan organisasi yang disebut ‘Masyarakat Ilmiah’ yang kemudian berkembang menjadi Universitas Muslim Aligarh. Pendidikan Tinggi ini selain mengajarkan ilmu-ilmu agama juga mengajarkan fisika, kimia biologi dan subjek-subjek modern yang lain. Ide dan pemikiran religius Sayyid Ahmad ini segera dieksplorasi oleh intelektual modernis di negeri-negeri muslim yang lainnya. Di Iran (dinasti Qajar) berdiri sekolah Darul Funun yang menawarkan pengajaran di semua bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra dan filsafat Barat. Di Akhir abad ke 19, faksi modernis di Turki Utsmani mengajukan kebijakan yang disebut Tanzhimat (Reformasi) yang mencakup pendirian sekolah-sekolah, sistem administrasi dan birokrasi, militer dan pemerintahan sipil yang bergaya Eropa. Kaum modernis berusaha membentuk kembali masyarakat mereka sejalan dengan kemajuan peradaban Barat.

Modernisme yang selanjutnya mengalami perkembangan menjadi Neomodernisme, seringkali dituding terkait dengan pemikiran sekuler. Sekuler dalam pemikiran Barat dipahami sebagai pemisahan antara agama dan urusan negara, tetapi sebagian cendekiawan muslim memahaminya sebagai paham yang mempunyai urgensi penting untuk memperbarui dan memajukan kehidupan umat dalam semua aspek kehidupan. Pemikiran modernisme maupun neomodernisme, yang dikonsepsikan oleh Fazlur Rahman, memiliki pertautan dengan pemikiran yang liberal, progresif, dan sintesis antara wawasan Islam tradisional (interpretasi pada kitab suci) dengan pemikiran Barat Modern.

Islam yang liberal memiliki ciri-ciri: komitmen terhadap rasionalitas dan pembaruan, keyakinan akan pentingnya kontekstualisasi ijtihad, penerimaan terhadap pluralisme sosial dan agama, pemisahan agama dari partai politik, dan posisi non sektarian negara. Pandangan Islam liberal tidak ingin terjebak pada pemahaman yang tekstual tentang Islam, sehingga wahyu perlu difahami dengan sungguh-sungguh untuk menangkap apa pesan sesungguhnya yang hendak diungkapkan melalui bahasa Al Qur’an tersebut. Sejumlah tokoh beserta gerakannya seperti: Muhammad Abduh dan kelompok muslim liberal di Al Azhar Mesir, Syaikh Waliyullah dan gerakan Aligarh di India, Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyah di Indonesia dll dikategorikan sebagai Islam liberal pada jamannya.

Pada tahap paling awal terbentuknya Islam liberal, kelompok muslim modern berusaha mewujudkan terbentuknya institusi pendidikan atau memperbaiki kualitasnya, menyuarakan kebebasan politik atau penghapusan penjajahan, dan berupaya menerbitkan koran dan majalah untuk mengekspresikan pendapat mereka. Pada abad ke-20 tujuan kunci muslim liberal adalah demokrasi, kebebasan berpikir dan beragama, hak perempuan, dan HAM.

Modernisme di Indonesia

Menjelang akhir dasawarsa 1970-an mulai lahir gerakan pembaruan pemikiran islam di Indonesia. Gerakan pemikiran baru ini bersamaan dengan munculnya Nur Cholis Majid, Gusdur, Djohan Effendy dll pada hakikatnya merupakan sintesa antara pengetahuan Islam klasik dan pemikiran Barat modern. Mereka mencoba mengkombinasikan apa-apa yang terbaik dari modernisme dan tradisionalisme untuk menghasilkan sesuatu yang baru – sesuatu yang melampaui batas-batas yang ada pada tradisionalisme dan modernisme itu sendiri.

Sejumlah aktivis HMI: Djohan Effendy, Dawam Raharjo, Amin Rais, Syafii Maarif, Masdar F Masudi mengembangkan wacana keislaman-ilmiah melalui ‘Limited Group Discussion’ di Yogyakarta. Beberapa tokoh muslim lainnya seperti: Harun Nasution, Munawir Sadzali dan Nur Cholis Madjid dipandang berjasa dalam memberikan dasar-dasar logika pemahaman keislaman yang mendobrak model pemikiran keagamaan yang berkembang di IAIN, yaitu gagasannya tentang ‘Islam Rasional’.

Pembaharuan Islam pada dasarnya merupakan upaya mengejar ketertinggalan umat Islam dengan cara menghidupkan kembali pemikiran rasional agamis zaman klasik dengan perhatian besar kepada sains dan teknologi. Gagasan Cak Nur mengenai sekularisasi Islam dan slogan “Islam Yes, Partai Islam No” menjadi wacana kontroversial di era 1980-an. Berdirinya Universitas Paramadina merupakan upaya Cak Nur untuk mendapatkan wadah menumbuhkembangkan gagasan-gagasan keislaman yang ilmiah dan bercorak neomodernis. Gagasan Cak Nur berkisar pada upaya pembaharuan Islam, Hubungan Islam dan masyarakat modern-industrial, dan hubungan antara Islam, iman dan ilmu pengetahuan.

Gus Dur merepresentasikan pembaharu di kalangan pesantren-pedesaan (NU). Sebagai intelektual Gusdur berhasil mensintesis pendidikan islam klasik dan pendidikan Barat Modern untuk mengembangkan ide-ide liberalnya. Pemikiran Gus Dur berkisar pada tema: kekuatan dan kelemahan Islam tradisional dan sistem pesantren, dinamisasi dan tanggapan terhadap modernitas, Pluralisme, Humanisme dan kebijakan sosio-politik. Gus Dur memiliki perhatian besar pada berbagai isu keislaman dan keindonesiaan, dia menginginkan agar kearifan dan akar budaya lokal dijadikan kerangka untuk mengembangkan Islam di Indonesia (pribumisasi Islam).

Dari kalangan akademisi muslim, Harun Nasution mengumandangkan Islam rasional, Cak Nur melontarkan sekularisasi dan desakralisasi hal-hal yang duniawi, dan Mukti Ali memperkenalkan ilmu perbandingan agama. Orientasi ini melahirkan IAIN (sekarang UIN) bukan semata institusi untuk mentransformasikan pemikiran Islam yang bersifat tradisional dan normatif, tetapi mengarah kepada transformasi Islam yang humanis dan modern. Pada perkembangannya IAIN melahirkan pemikiran Islam yang bercorak intelektual dan tidak dogmatis. Wacana demokrasi, HAM, kesetaraan gender, kebudayaan, dialog antar agama berkembang pesat di IAIN. Islam tidak lagi dipandang sebagai sarana pemersatu emosional atau alat mobilisasi massa, melainkan sebagai bentuk pengembangan wacana dan dialog untuk menemukan kebenaran dan rahmat bagi alam.

Saat ini institusi-institusi IAIN telah berkembang menjadi Universitas Negeri Islam (UIN). Salah satu diantaranya adalah UIN Walisongo Semarang yang mengangkat visi Unity of Sains yang memadukan secara harmonis ilmu pengetahuan dan wawasan keagamaan.

 

Referensi:

  1. Tamim Ansary, 2009, Dari Puncak Baghdad Sejarah Dunia Versi Islam, Penerbit Zaman, Jakarta
  2. Muhammad Majloum K, 2008, 100 Muslim Paling Berpengaruh Pada Sejarah, Penerbit Noura Books, Jakarta
  3. Haedar Nashir, 2013, Islam Syariat, Mizan Pustaka, Bandung
  4. Ahwan Fanani, Liberalisme Islam di Indonesia Sebuah Kontroversi, Pustaka Zaman, Semarang
  5. Greg Barton, 2017, Biografi Gusdur, Mahabbah, Yogyakarta
  6. Muhammad W. Nafis, 2014, Cak Nur Sang Guru Bangsa, Kompas Media Nusantara, Jakarta
  7. Carl W. Ernst, 2003, Pergulatan Islam di Dunia Kontemporer Doktrin dan Peradaban, Mizan, Bandung

<< Sebelumnya                                                                                                                             Sesudahnya >>

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Modernisneomodernissayid ahmad khan
Previous Post

Reformasi 1: Pemurnian Islam (Wahabisme)

Next Post

Reformasi 3: Modernisme Ideologis (Islamis)

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan #Aktivitas a. Ketua Ponpes Progresif Fathimah al-Amin b. Guru MAN 2 Kota Semarang c. Pengasuh kawanislam.com # Motto Karakter adalah dasar prestasi

Related Posts

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia
Islam dan Sains

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025
Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)
Agama

Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)

Agustus 19, 2025
Masjid Nabawi
Pengetahuan Islam

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025
Umrah
Hukum

Umrah

Februari 17, 2025
Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati
Akhlak

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Juli 30, 2024
Please login to join discussion

Recommended

Penanaman Pendidikan Karakter Melalui Belajar di Luar Kelas

November 6, 2018
VALENTINE

VALENTINE

Juni 3, 2020

Don't miss it

Barat Mendatangi Timur (Pasca 1600 M)
Pengetahuan Islam

Barat Mendatangi Timur (Pasca 1600 M)

Juni 4, 2020
Pengetahuan Islam

Makna Toleransi

Oktober 30, 2018
Reformasi 3: Modernisme Ideologis (Islamis)
Pengetahuan Islam

Reformasi 3: Modernisme Ideologis (Islamis)

Juni 4, 2020
Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan
Berita

Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan

Agustus 31, 2025
Artikel

Penting Buat Kamu Sob, Berpikir Kritis dan Bijaksana di Era Medsos

November 28, 2018
Masjid Nabawi
Pengetahuan Islam

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak Amin Syukur cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara Kafir karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim NKRI NU pendidikan karakter Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Oktober 10, 2025
Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Reformasi 1: Pemurnian Islam (Wahabisme)

Reformasi 2: Modernisme Sekuler

 
Reformasi 3: Modernisme Ideologis (Islamis)
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend