• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Selasa, Oktober 28, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

Salafiyah Ideologis

M. Zahri Johan by M. Zahri Johan
Juni 4, 2020
in Pengetahuan Islam, Sejarah dan Budaya
Salafiyah Ideologis

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)

Masjid Nabawi

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Islam militan adalah seorang muslim yang meyakini islam sebagai satu satunya kebenaran dan berusaha mewujudkannya sebagai nilai kehidupan yang tidak bisa ditawar tawar. Sedangkan radikalisme adalah seseorang atau masyarakat yang bersikap keras disebabkan oleh akumulasi berbagai problem ekonomi, sosial, politik dan budaya. Islam radikal menampilkan sikap keras dan cenderung menggunakan kekerasan dalam memperjuangkan sesuatu, terutama dalam konotasi kekerasan fisik dalam melakukan gerakan islam.

Sedangkan islam militan tidak melakukan tindakan kekerasan fisik. Namun sifat karakter keras pada militan dan radikan dapat memberi peluang pada kekerasan politik dan kekerasan fisik ketika ada faktor pemicu yang kritis. Apalagi dengan adanya motivasi jihad yang bersifat Qital. Sikap militan tapi tidak radikal juga ditunjukkan pula dengan ketidaksetujuannya terhadap kelompok-kelompok yang menggunakan kekerasan fisik seperti dalam kasus peledakan bom di Indonesia oleh Imam Samudera dkk yang mengatasnamakan umat Islam. Menegakkan syariat Islam menurut kelompok Islam Syariat bukanlah dengan bom dan teror. Karakter militansinya memiliki 4 sifat: pandangan serba syariat yang ketat (legal formal dan doktriner), eksklusif, memiliki kolektivitas tinggi dan keras dalam menjalankan agama serta memandang pihak lain yang tidak sejalan sebagai tidak islami atau murtad aqidah.

Islam militan yang lahir di era Reformasi menunjukkan karakter yakni kelompok Islam yang  manifestasi dari karakter tersebut adalah sikap oposan terhadap kebijakan pemerintah. Manifestasi dari karakter kekerasan adalah aksi penyerangan fisik dalam konflik Ambon seperti: Laskar Jihad dan pemberantasan tempat tempat hiburan dan sweeping orang asing oleh FPI. Sedangkan MMI dan HTI militansi tidak menjurus ke orientasi kekerasan yang bersifat fisik. Kekerasan pada HTI dan MMI lebih pada sikap keagamaan dengan memandang kalangan islam lain yang tidak mendukung formalisasi syariat islam atau menolak khilafah islam sebagai munafik, kufur i’tiqadi (murtad).

Gerakan Islam syariat sebagaimana ditampilkan oleh MMI, HTI, FPI dll memiliki karakter salafiyah ideologis yang menampilkan karakter dan orientasi dengan wajah baru yang membedakan dari gerakan salaf generasi abad ke-19. Yaitu: 1). Mengusung tema sentral syariat islam; 2) Cita-cita mendirikan negara khilafah; 3) formalisasi syariat islam dalam negara; 4) militan dan doktriner dengan corak khas islam Timur Tengah.

Fenomena Arabisasi atau gaya Timur Tengah yang dibawa gerakan “Islam Syariat” dapat ditunjukkan dengan manifestasi: 1) pemakaian simbol simbol berbahasa arab di ruang publik yang mengindikasikan islam sama dengan arab; 2). Mempertautkan diri dengan gerakan serupa di Timur Tengah seperti MMI dengan Thaliban; 3) Menunjukkan corak pemurnian skriptual model wahabi dalam praktik keagamaan maupun prototype aliansi agama negara yang menghasilkan kerajaan Arab Saudi 4). Memiliki jaringan langsung dengan gerakan islam Timur Tengah seperti HTI

Gerakan islam syariat menunjukkan militansi yang tinggi karena adanya sistem keyakinan (belief system) atau pandangan dunia (world view) yang serba syariat, semakin kuat militansinya karena bersenyawa dengan paham integralisme islam yang meyakini Islam sebagai suatu totalitas (Islam kaffah) sebagai pantulan dari pandangan teologis tentang kemenyeluruhan islam (al syumuliyat al islam) dalam kenyataan umat islam sebagai pemeluknya. Tambah lagi bersenyawa dengan ideologi Islamiyah (Islamisme) yang menyatukan ajaran islam dengan kekuasaan politik atau negara. Dengan demikian formalisasi penegakan syariat islam selain mengalami skralisasi teologis, lebih jauh lagi menampilkan ideologisasi syariat yang serba niscaya, yang berujung pada pembentukan dan reproduksi militansi yang berlapis lapis di tubuh kelompok islam syariat. Sikap militan, doktriner, dan formalistik tumbuh karena bangunan tafsir keagamaan yang serba syariat bersenyawa dengan paham integralisme islam yang totalistik serta islamisme yang melahirkan fanatisme islam dan orientasi ideologi-politik serba niscaya.

Gerakan salafiyah ideologis memiliki benang merah dan merupakan cetak ulang (reproduksi) dari gerakan revivalisme wahabiyah di Arab Saudi dan neorevivalisme ikhwanul muslimin di Mesir, Jemaat Islam di Pakistan dan Taliban di Afghanistan. Gerakan ini mensenyawakan gerakan pemurnian islam dengan gerakan ideologi-politik dalam struktur negara atau kekuasaan pemerintahan, dengan basis pandangan dunia yang serba syariah mengikuti pola keagamaan fiqih dan teologi abad pertengahan yang serba doktrin dan bercorak teosentris.

Gerakan islam syariat secara kontekstual lahir dan berkembang di era reformasi menunjukkan kecenderungan sosiologis:

  1. Fenomena siklus krisis: kondisi umat islam yang tidak islami (dalam persepsi islam syariat), krisis global dunia Barat yang memusuhi dan mengancam umat islam, krisis kumulatif (multidimensi) dalam kehidupan nasional
  2. Fenomena gerakan revitalisasi agama. Kondisi global berupa inviltrasi dan penetrasi budaya serta politik Barat yang mengancam serta situasi transisi peralihan rezim kekuasaan adalah kondisi yang mengharuskan agama untuk bangkit untuk mengubah dunia yang rusak dan mengganti dengan syariat
  3. Fenomena konflik, Gerakan islam syariat tumbuh sebagai bentuk konflik ideologis bukan karena faktor ekonomi sebagaimana tesis marxis. Konflik tersebut lebih pada faktor sosial-politik seperti persaingan ideologis dan meluapnya kekecewaan2 kelompok islam tertentu terhadap kondisi yang dianggapnya telah melampaui batas.
  1. Respon sektarian, Kondisi yang penuh ancaman memberikan legitimasi teologis, ideologis dan sosiologis bagi gerakan islam syariat untuk tampil menyelamatkan keadaan. Sikap sektarian tumbuh baik kepada orang kafir maupun sesma muslim yang berbeda secara ideologis. Sikap sektarian semakin diperkukuh dengan peneguhan politik identitas.

Fenomena marginalisasi sosial. Gerakan islam syariat merupakan bentuk ekspresi dari perasaan terampas hak haknya. Penghapusan 7 kata dalam piagam Jakarta merupakan bentuk pengkhianatan kelompok nasionalis-sekuler dan non islam yang minoritas. Gerakan islam syariat dapat dipahami sebagai tindakan kolektif dari sejumlah individu yang mengalami kekecewaan atau frustasi tertentu untuk mengubah tatanan sosial, nilai dan norma menuju tatanan kehidupan baru dengan format syariat sebagai alternatif.

Gerakan ideologis masuk ke dalam lingkungan sosial tertentu menurut Haedar Nashir, ketua persyarikatan Muhammadiyah, seperti halnya virus masuk ke dalam organisme. Ia menyampaikan keprihatinan karena beberapa organisasi militan memanfaatkan organisasinya untuk meraih sebanyak mungkin pengikut. Haedar mengidentifikasi proses infiltrasinya sebagai berikut:

  1. Masuk ke lingkungan yang sepaham atau mirip sehingga akan dengan mudah diterima tanpa kecurigaan dan kemudian berkembang cepat
  2. Mula-mula menyembunyikan paham dan tujuan utamanya namun lama kelamaan merasuk menjadi ideologi yang diterima
  3. Dikembangkan oleh aktor-aktor atau pelaku-pelaku yang memiliki daya militansi dan kegigihan tinggi
  4. Memanfaatkan situasi rentan di tubuh organisasi atau lingkungan yang dimasuki sambil menunjukkan citra gerakannya sebagai lebih baik.
  5. Menggunakan teori belah bambu, yakni mendukung habis-habisan orang yang bersimpati sebaliknya mengeliminasi atau mendeligitimasi orang-orang yang dianggap menjadi penghambat atau penentang ideologinya
  6. Menyuburkan benih-benih kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan pada ideologi-ideologi lain yang menjadi tandingannya untuk kemudian memasukkan virus ideologinya seolah sebagai penawar
  7. Menyuburkan idiom-idiom yang positif (idealisasi) tentang paham ideologinya sambil mendeligitimasi ideologi/paham lingkungan yang dimasukinya
  8. Tidak segan mengembangkan taqiyah, yakni menyembunyikan agenda dan ideologinya yang sesungguhnya sambil menampilkan hal-hal permukaan yang memikat atau menarik dari ideologinya
  9. Menampilkan diri sebagai “Kekuatan Alternatif” daripada yang lainnya dengan menggunakan filosofi air mengalir, yakni setelah ada celah atau lubang maka arus ideologi dan gerakannya masuk secara niscaya
  10. Tumbuh dan mekar karena di dalam organisasi/lingkungan yang dimasukinya ada pihak-pihak yang simpati, sepaham dan mendukung
  11. Secara langsung dan tidak langsung memanfaatkan pihak-pihak yang ada di dalam yang merasa tidak puas dengan keadaan, baik karena alasan personal maupun organisasional, jadi mengalir mengikuti orang2 yang kecewa di dalam untuk dijadikan penyambung ideologi gerakannya, seperti memanfaatkan suasana konflik internal
  12. Menggunakan sebanyak mungkin sarana/media yang dapat menyebarkan benih-benih ideologinya, termasuk media yang ada di dalam organisasi atau lingkungan yang dimasukinya

 

Kehadiran islam moderat yang menawarkan jalan alternatif sangatlah penting sebab jika gerakan islam syariat yang berkarakter salafiyah ideologis menjadi arus kuat maka islam di Indonesia pada masa depan akan berwajah lebih rigid, doktriner dan elitis yang melahirkan kultur santri baru yang semakin ortodoks. Ini bisa berdampak negatif dari sisi piramida demografis, akan muncul generasi islam abangan dalam jumlah lebih besar, umat islam awam yang jumlahnya lebih besar yang belakangan ini mulai mendekat dan merasa nyaman dengan spiritualitas islam bisa menjauh kembali karena islam yang hadir cenderung serba doigmatis. Sisi yang lebih ekstrim bisa jadi konversi muslim abangan ke agama lain yang dipandang lebih memberikan kenyamanan beragama daripada islam yang serba syariah dan berwajah ideologis.

<<  Sebelumnya                                                                                                                   Sesudahnya >>

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Islam Syariatmilitan
Previous Post

Fundamentalisme Agama

Next Post

Majlis Mujahidin Indonesia

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan #Aktivitas a. Ketua Ponpes Progresif Fathimah al-Amin b. Guru MAN 2 Kota Semarang c. Pengasuh kawanislam.com # Motto Karakter adalah dasar prestasi

Related Posts

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia
Islam dan Sains

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025
Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)
Agama

Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)

Agustus 19, 2025
Masjid Nabawi
Pengetahuan Islam

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025
Umrah
Hukum

Umrah

Februari 17, 2025
Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati
Akhlak

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Juli 30, 2024
Please login to join discussion

Recommended

ANAK CACAT GANDA PERLU DI SANTUNI

Oktober 27, 2018
Panggilan Haji

Doa Pamungkas Nabi Ibrahim

November 8, 2022

Don't miss it

Hikmah & Muhasabah

BELAJAR DARI KEDERMAWANAN OZIL DAN POGBA

November 2, 2018
Mengapa Perlu Shalat Berjamaah?
Agama

Mengapa Perlu Shalat Berjamaah?

Juni 4, 2020
Kiriman Pembaca

Berdaulat Tanpa Korupsi

November 30, 2018
Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati
Akhlak

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Juli 30, 2024
Singa Allah dan Panglima Syuhada
Hikmah & Muhasabah

Singa Allah dan Panglima Syuhada

Februari 13, 2022
Setelah Badai Corona Berlalu ?
Hikmah & Muhasabah

Setelah Badai Corona Berlalu ?

Juni 2, 2020

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak Amin Syukur cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara Kafir karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim NKRI NU pendidikan karakter Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Oktober 10, 2025
Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Fundamentalisme Agama

Salafiyah Ideologis

 
Majlis Mujahidin Indonesia
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend