Artikel ini di tulis berdasarkan pengamatan langsung penulis ketika bersama keluarga menyantuni anak-anak cacat ganda di Al-Rifdah. Kedua anak penulis begitu takutnya ketika baru pertama kali bertemu dengan mereka, namun setelah kami menyapa mereka dengan santun, ketakutan anak-anak menjadi hilang dan muncul perasaan iba, kasihan. Alhamdulilah aku dilahirkan dengan fisik yang sempurna gumam anakku. Al-Rifdah adalah nama Panti Asuhan cacat ganda yang di huni oleh beberapa anak-anak dengan kebutuhan khusus yang beralamat di komplek perum BPD Tlogomulyo Semarang. Siapa saja yang berkunjung ke al-Rifdah bisa dipastikan akan trenyuh dan merasa iba karena keterbatasan anak-anak panti ar-Rifdah. Rasa syukur akan terucap dari mulut kita dengan ucapan segala puji pada Allah swt, Tuhan semesta alam yang telah memberi badan yang sehat dan pikiran yang sempurna.
Bila berkunjung ke ar-Rifdah, kita akan melihat dan interaksi langsung dengan anak-anak autis pasif, autis hiperaktif, epilepsi, hydrocephalus, tuna rungu, tuna netra, polio dan lain-lain yang kesemuanya membutuhkan perawatan, kesabaran, ketlatenan bagi para pengasuh. Bisa dipastikan bila pertama kali mengajak anak kita berkunjung akan takut berkomunikasi sebelum kita yakinkan tidak perlu takut, karena sebenarnya mereka adalah anak-anak yang manis dan bersahabat. Persahabatan ini dibuktikan ketika beberapa anak ar-Rifdah menyambut tamu dengan tarian bang Jali dan lagu dangdut yang sudah mereka hafalkan.
Di al-Rifdah ada beberapa anak-anak harus ditali kakinya karena hiperaktif, dan ketika penulis tanya pada pengasuh, mengapa harus ditali kakinya ? jawaban pengasuh, kalau tidak ditali kakinya mereka akan menyakiti temannya, bahkan ada yang kepalanya bocor karena di hantam oleh anak yang hyper aktif tersebut. Sungguh jawaban yang menyentak dan membuat penulis iba. Sungguh perjuangan yang luar biasa dan penuh semangat dalam membimbing anak-anak yang hyper aktif. Ketekunan pengasuhpun sekarang sudah mulai berbuah manis. Menurut pengamatan penulis mereka sudah tidak galak lagi dan sudah bisa berinteraksi sesama anak panti lain dengan baik.
Pemberdayaan Bersama
Asrama ar-Rifdah sekarang sudah lebih baik dan representatif dan parkirpun bisa memuat puluhan mobil bila dibandingkan tahun sebelumnya. Menurut salah satu pengasuh panti asuhan cacat ganda al-Rifdah yang mulai dirintis sejak tahun 2006. Perjalanan panti lewat proses yang panjang dan berliku, bahkan pernah berpindah tempat dan tidak diditerima oleh masyarakat karena di anggap menganggu dan membuat ketakutan warga, karena fisik anak-anak cacat yang beda dengan anak-anak sehat dan ada anggapan pula penyakit mereka bisa menular.
Kebutuhan anak-anak panti asuhan cukuplah besar mulai dari penambahan ruang asrama, biaya makan, kesehatan, perawatan alat-alat panti, snack, pembelian susu untuk kebutuhan khusus bayi, vitamin dan lain-lain. Diantara anak-anak ar-Rifdah sekarang sudah ada tujuh orang yang sekolah di Sekolah Luar Biasa(SLB) Kalicari, Pedurungan, Semarang tentunya akan semakin menambah bugjet, bukankah mereka juga butuh transportasi dan uang saku ? Melalui tulisan ini penulis sharingkan di bulan Muharam kepada pembaca, biaya operasional ar-Rifdah tersebut tidak mungkin ditanggung pengurus.
Mari Siapa saja yang diberi oleh Allah swt rizqi yang berkecukupan di bulan Muharam yang penuh berkah kita berbagi dan berempati bersama untuk anak-anak ar-Rifdah. Semoga para pengasuh tetap diberi kekuatan dan kesehatan yang prima untuk membimbing hingga anak-anak ar-Rifdah bisa mandiri dalam hidup. Amin