• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Selasa, Oktober 28, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

Spiritualitas Puasa

Amin Syukur by Amin Syukur
Juni 4, 2020
in Agama, Konsultasi
Spiritualitas Puasa

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)

Sifat Iffah Untuk Membatasi Diri dalam Pergaulan

Taubat dan Ketenangan Jiwa

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Assalamualaikum
Abah, saya punya uneg-uneg, mau curhat boleh ya? Banyak orang yang menjalankan puasa, tapi perilakunya seperti orang yang tidak berpuasa. Itu bagaimana ya? (Shima, Jepara)

Jawab

Puasa termasuk dalam kategori ibadah mahdlah, yang pelaksanaannya harus sesuai dengan syari’at Islam, keluar daripadanya dianggap mengada-ada (bid’ah). Pelaksanaannya tidak hanya secara formal, fiqhiah semata, tetapi harus menekankan aspek spiritualisnya, sehingga pelaksanaanya harus benar-benar dihayati sepenuh hati, harus merasakan lapar dan dahaga agar tidak terkena sindiran Nabi saw. yang artinya:

 “Banyak orang yang menjalankan puasa yang tidak mendapat suatupun dari puasanya itu kecuali lapar dan dahaga”. (HR. Muslim)

Letak spiritualitasnya ialah pada tujuan puasa, yakni meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. sebagaimana difirmankan-Nya dalam al-Baqarah [2]: 183 Pengertian taqwa di sini ialah orang yang penuh tanggung jawab, terhadap diri sendiri, orang lain dan lebih-lebih lagi terhadap Allah SWT. Orang yang taqwa ialah orang konsisten dengan dimensi kemanusiaannya, sebagai makhluk Allah SWT., harus mengabdi kepada-Nya, sebagai makhluk individu harus mengetahui hak dan kewajibannya terhadap dirinya, yang terdiri dari unsur jasmani dan rohani; dan sebagai makhluk sosial harus berlaku baik di tengah-tengah masyarakat.

Puasa juga bisa menanamkan rasa disiplin, baik disiplin jiwa, moral dan sosial, berjiwa besar dan tahan uji, tidak mudah putus asa, akhirnya membentuk akhlaq al-karimah,  karerna dia merasa diawasi (muraqabah) oleh Dzat yang Maha Mengetahui.

Dengan perasaan muraqabah tersebut, maka muncul perasaan adanya prinsip pengawasan diri kita sendiri dan pada saat mengawasi itu, kitapun sadar bahwa kita sedang diawasi oleh Dzat yang Maha Mengetahui. Akibat daripadanya, ada kesadaran untuk membimbing dan mengarahkan diri, merasa sedang disorot oleh ‘kamera’ Ilahi yang menusuk tajam kepada qalbu. Diri kita akan terhindar dari bujuk rayu hawa nafsu (dorongan nafsu rendah) atau nafsu basyariyah/ nafsu biologis.

Kesadaran muraqabah ini, akan melahirkan enam prinsip, prinsip Tuhan serba hadlir, Dia selalu mengawasi diri kita; prinsip malaikat yang mencatat atau merekam amal perbuatan kita; prinsip al-Qur`an sebagai pedoman hidup yang membimbing sikap, ucapan dan prilaku kita; prinsip Rasul sebagai uswah (teladan), sehingga dengan prinsip ini apapun yang kita lakukan harus sesuai dengan prilaku beliau; prinsip masa depan yang membahagiakan, apapun yang kita lakukan harus berporoskan ke depan yang membahagiakan dan keenam ialah prinsip keteraturan dalam segala hal yang merupakan manifestasi dari keimanan kepada taqdir (kepastian) Allah SWT., baik yang bernilai positif maupun yang bernilai negatif.

Puasa, bisa menimbulkan rasa empati, yakni merasakan terhadap apa yang dirasakan orang lain, bagaimana nasib orang lain yang kurang beruntung (dlu’afa`), oleh karena itu puasa harus benar-benar bisa merasakan lapar, tidak hanya tidur dengan perasaan agar tidak merasakan lapar. Semboyan yang didengung-dengungkan seperti “naumush sha`im ‘ibadah” (tidurnya orang puasa itu termasuk ibadah)  merupakan pemaknaan yang kurang sempurna, karena tidur yang bernilai ibadah itu, apabila ketika jaga melakukan kemaksiatan. Sekiranya ketika jaga membuahkan hal-hal yang positif tentunya tidak demikian, sehingga semboyan tersebut tidak perlu lagi dikedepankan.

Puasa mendidik manusia disiplin diri, baik fisik seperti meninggalkan makan, minum dan seksual pada siang hari, mempunyai ketahanan fisik yang kuat, dan perut diistirahatkan. Dan dari segi moral meninggalkan suatu larangan, meski dalam kondisi normal diperbolehkan; serta disiplin spiritual, menyadari benar bahwa puasa adalah tameng (junnah) terhadap ajakan hawa nafsu yang selalu mengajak ke kejelekan dan kemungkaran seperti: nafsu amarah yang selalu mengajak kepada kejahatan, lawwamah, yaitu nafsu yang menegur, artinya setelah mengerjakan suatu kemaksiatgan dia menyesal, namun sesudah itu dia kembali mengulangi lagi.

Juga terhindar dari ajakan nafsu  sabu’iyyah (kebuasan), nafsu bahimiyyah (binatang), nafsu uluhiyyah (kesombongan). Semua nafsu-nafsu tadi harus dikendalikan sedemikian rupa agar menjilma menjadi nafsu muthmainnah (yang tenang) akhirnya mencapai nafsu mardliyyah (diridlai).

Dalam puasa mencegah makan, minum dan hubungan  seksual merupakan kebutuhan fa’ali manusia yang intinya ialah ingin menjadi ‘copi’ Tuhan dan internalisasi sifat-sifat-Nya, sebagaimana sabda Nabi saw.: takhallaqu bi akhlaqillah ‘ala qadri thaqati al-basyar (berakhlak kamu sekalian dengan akhlak Allah sesuai dengan kemampuan dan kewenangan manusia).

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: ibadahpuasaspiritualitas beragama
Previous Post

Rahasia Manusia (4)

Next Post

Makna Syahadat

Amin Syukur

Amin Syukur

Abah Amin; Guru Besar di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo; peneliti; pengabdi; pengasuh beberapa rubrik konsultasi agama di media massa (diantaranya Suara Merdeka dan Majalah Merah Putih); Pendiri dan Penasehat Amin Syukur Foundation; Penasehat Yayasan Pendidikan Islam NASIMA dan masih banyak lagi; aktif berkiprah di masyarakat sebagai Trainer Seni Menata Hati, Trainer Shalat Khusyuk, dan Master Hipnoterapi.

Related Posts

Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)
Agama

Amalan dan Do’a Rabu Terakhir di Bulan Safar (Rebo Wekasan)

Agustus 19, 2025
Sifat Iffah Untuk Membatasi Diri dalam Pergaulan
Agama

Sifat Iffah Untuk Membatasi Diri dalam Pergaulan

Agustus 30, 2023
Taubat dan Ketenangan Jiwa
Agama

Taubat dan Ketenangan Jiwa

Oktober 2, 2021
Belajar Tasawuf
Agama

Belajar Tasawuf

September 18, 2021
Shalat Berjamaah Ketika ada Wabah Corona
Agama

Shalat Berjamaah Ketika ada Wabah Corona

Juni 2, 2020
Please login to join discussion

Recommended

Tasawuf Prof. Amin Syukur

Pemikiran Gender Fatimah Usman (Dari Wacana Menuju Aksi)

Agustus 16, 2025
Awan Cumulonimbus Dalam Al-Quran

Awan Cumulonimbus Dalam Al-Quran

Juni 4, 2020

Don't miss it

Rahasia Manusia (1)
Akhlak

Rahasia Manusia (1)

November 18, 2022
Artikel

Menyoal Agama sebagai Kendaraan Berpolitik

Oktober 27, 2018
Nasrudin dan Kuda Sultan
Hikmah & Muhasabah

Nasrudin dan Kuda Sultan

Juni 9, 2020
Mengenal Islam Nusantara
Pengetahuan Islam

Mengenal Islam Nusantara

Juni 4, 2020
Kiriman Pembaca

Belajar Nasionalisme Dari Butet

Januari 29, 2019
Etika Berkomunikasi di Medsos
Akhlak

Etika Berkomunikasi di Medsos

Juni 3, 2020

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak Amin Syukur cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara Kafir karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim NKRI NU pendidikan karakter Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Oktober 10, 2025
Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Mengapa Perlu Shalat Berjamaah?

Spiritualitas Puasa

 
Mencegah dan Mengobati Penyakit Hati
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend