Pada tanggal 29 Oktober 2018 kemarin, terjadi kecelakaan pesawat Lion Air Boing 737 MAX 8 nomor penerbangan JT 610. Pesawat ini mengangkut 189 penumpang, yang terdiri atas 181 penumpang dan 8 kru saat dilaporkan jatuh di perairan tanjung Karawang. Kecalakaan pesawat ini termasuk kecalakaan terparah dengan korban terbanyak nomor 2 kecelakaan pesawat udara Indonesia dengan korban terbanyak 234 penumpang beserta kru. Kecelakaan pesawat dengan korban terbanyak juga dialami oleh pesawat Air Asia nomor penerbangan QZ 8501 yang jatuh di Selat Karimata. Jika jatuhnya pesawat Lion Air ke perairan tanjung Karawang belum diketahui penyebabnya, lain halnya dengan Air Asia yang jatuh ke Selat Karimata yang disinyalir bermula dari upaya pilot untuk menghindari awan jenis Cumulonimbus yang menghalangi rute penerbangan. Tahukah kalian apa itu awan Cumulonimbus? Mengapa awan tersebut dapat menghalangi rute penerbangan pesawat terbang?
Awan Cumulonimbus adalah sebuah awan tebal vertikal yang menjulang sangat tinggi, padat, mirip gunung atau menara. Bagian pucuk awan ini berserabut, tampak berjalur-jalur dan hampir rata, melebar mirip dengan bentuk landasan yang disebut anvil head (anvil top). Awan ini terlibat langusng dengan badai petir dan cuaca ekstrem lainnya. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok atau disepanjang front dingin digaris squall. Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan ini dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar. Badai petir ini yang ditakuti para penerbang.
Awan Cumulonimbus terdiri dari tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas. Terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. Gesekan partikel awal didalamnya dapat menimbulkan muatan listrik. Wajar saja jika awan cumulonimbus ditakuti oleh penerbang atau pilot. Sebab awan ini yang sering menyebabkan bencana. Awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik tornado atau putting beliung. Tornado dapat terbentuk hanya melalui awan ini.
Fenomena alam yang kerap terjadi akibat awan cumulonimbus antara lain timbulnya kilat atau guntur, hujan lebat, angina kencang, bahkan bias menimbulkan hujan es. Ciri-ciri awan Cumulonimbus ini tercantum dalam Al-Quran Q.S An-Nur: 43 secara tersirat. Ayat tersebut memiliki arti:
“Tidaklah kamu melihat bahwa Allah SWT mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikanya bertindih-tindih, maka kelihatanlah oleh mu hujan keluar dari celah-celanya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung. Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) e situ kepada siapa yang Dia kehendaki dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan.”