Kehidupan berjalan seperti roda berputar. Sedih, gembira, sukses, gagal, sehat, sakit dan lain-lain selalu silih berganti menemani kita. Proses kehidupan tersebut adalah sebagai sarana Allah swt menguji sejauh mana keimanan dan ketakwaannya. Pertanyaan yang muncul, kiat seperti apakah yang kita terapkan agar tetap konsisten di jalan Allah swt. Mari kita ubah pola pikir kita dengan sebuah kalimat sederhana “ Hidup sebenarnya hanya aku dan Dia, yang lain hanya iklan”. Ujian keburukan dan kebaikan di dunia adalah dari Allah swt. Semestinya kita tidak putus asa dan mengeluhkan ujiannya, tapi mengeluhlah dan bersharinglah kepada yang membuat ujian yaitu Allah swt yang Maha Rahman dan Rahim. Selama ini orang salah dalam berpola pikir sehingga ketika mempunyai masalah berat dan ketika tidak ada penyelesaian malah lari ke maksiat. Mencari hiburan di karaoke, dugem, narkoba bahkan sampai bunuh diri. Penyelesaian masalah tersebut hanya bersifat instan, sedangkan ketika kita kembali ke pangkuan Allah swt akan terurai masalah kita selamanya.
Nabi Ayub a.s adalah profil nabi yang patut kita teladani ketika mempunyai masalah yang kompleks dan bisa keluar dari masalah dengan selamat. Nabi Ayub di uji oleh lima hal yang sangat berat yaitu : Sakit kulit yang tidak ada obatnya pada jamannya (kusta), anaknya meninggal dunia, isterinya menjauhi karena tidak kuat merawat dan tidak tahan dengan bau penyakit yang di derita suaminya, di usir dari masyarakat karena dengan penyakit nabi Ayub a.s masyarakat merasa tertanggu. Dengan kesabaran, ketulusan, keikhlasan akhirnya nabi Ayub a.s bisa sembuh setelah mendapatkan petunjuk dari Allah swt agar mencabut kayu yang di tancapkan di hutan. Setelah keluar air dari bekas tancapan kayu tersebut air di gunakan untuk menyirami seluruh tubuh nabi Ayub a.s, dan sembuhlah penyakitnya.
Coba kita qiyaskan andai lima cobaan nabi Ayub a.s di berikan pada kita. Seberapa kuatkah kita ? Ketika diuji sakit aja kita sudah resah dan gelisah. Apalagi sampai diusir dari masyarakat ? Semoga menjadi renungan.