• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Selasa, Oktober 28, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

Benarkah ROHIS = Teroris?

Nanang Qosim by Nanang Qosim
Oktober 30, 2018
in Forum Rohis, Kiriman Pembaca

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Mengadakan Masa Ta’aruf Santri Baru dengan Materi yang Penuh Inspiratif dan Moderat

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Sampai kapan pun kita harus tetap waspada dan patut kritis setiap adanya wacana rohis yang dikatakan sebagai tempat suburnya pengkaderan teroris yang diramaikan oleh “media tertentu”. Memang harus diakui, bahwa sebagian para teroris itu adalah mereka yang berusia masih muda atau remaja.

Jaringan terorisme teroris kini makin menyasar anak-anak muda untuk dijadikan objek perekrutan aktivitas mereka. Salah satu media yang dimanfaatkan jaringan terorisme untuk merekrut anggota baru mereka, dimana mereka adalah kelompok-kelompok pengajian di sekolah atau kampus yang lebih di kenal sebagai rohis.

Anggapan hal semacam itulah menjadikan siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) dan mahasiswa di perguruan tinggi yang tergabung organisasi rohis menjadi “galau” di pelbagai perguruan tinggi sekarang ini. Sebab ternyata rohis yang mereka anggap menjadi tempat organisasi yang baik, malah dianggap oleh sebagian pengamat sebagai tempat sasaran empuk dalam jejaring perekrutan kelompok berideologi radikal. Salah satunya anggapan tersebut mengarah pada kegiatan organisasi rohis yang banyak mengenduskan ajaran ekstrim, bahkan dengan lantang rohis malah di klaim sebagai oraganisasi yang banyak menyumbangkan atau mendermakan dana puluhan juta bagi keberlangsungan kelompok “radikal”.

Dalam  ranah ini, penulis tidak berupaya mendukung pengklaiman itu atau bahkan menghalangi pengklaiman rohis yang di cap sebagai ladang empuk bagi jaringan teroris. Namun disini penulis ingin lebih mendekatkan pada upaya kewaspadaan diri seluruh perguruan tinggi di Indonesia khususnya mereka yang tergabung dalam organisasi rohis, karena bisa saja, suatu saat ada doktrin-doktrin yang masuk dengan tidak disangka oleh kita bahwa doktrin tersebut adalah doktrin yang di bawa oleh para teroris.

Karena jaringan teroris ini mengaku bahwa jalan yang ditempuhnya ini benar, yaitu jihad memerangi pembangkang-pembangkang Islam. Oleh karena itu doktrin semacam ini harus kita waspadai oleh seluruh anggota rohis, khususnya ketua-ketua organsisasi rohis di berbagai kampus. Bisa jadi jaringan ini mempengaruhi ketua organisasi rohis terlebih dahulu atau langsung ke anggotanya. Tetapi yang penting disini, di dalam organisasi rohis harus selalu ada komunikasi secara intensif antara ketua dengan anggota supaya ketua bisa mengetahui sejauh mana perkembangan annggotanya tersebut.

 

Bagaimana Solusinya?

Penulis yakin, jika doktrin-doktrin ekstrimis tersebut sampai kapanpun ingin dimasukkan ke dalam sekolah maupun perguruan tinggi oleh para teroris secara sembunyi-sembunyi, tidak hanya organisasi rohis semata, melainkan seluruh komponen kampus secara keseluruhan dengan cara mencuci otak mereka. Maka solusi yang saat ini harus diperhatikan oleh perguruan tinggi adalah mendekatkan pada tindakan-tindakan pencegahan.

Bagaimana mencegah dan memberantas tindakan akan masuknya doktrin-doktrin  ekstrimis di kalangan sekolah dan kampus, atau dikenal dengan cuci otak tersebut, salah satunya dengan  menanamkan jiwa kritis siswa di sekolah, dan mahasiswa di kampus dan dengan mendirikan pusat kajian deradikalisasi di seluruh sekolah maupun perguruan tinggi di Indonesia. Kenapa kritis? karena penting bagi siswa di sekolah dan mahasiswa untuk terus kritis di dalam mengupayakan pencegahan atas penanaman doktrin tersebut, dalam artian siswa dan mahasiswa supaya tidak menerima doktrin-doktrin yang baru diterimanya tanpa mengkaji secara keseluruhan dengan guru dan dosen maaupun dengan teman-teman lewat diskusi atau seminar dan lain sebagainya.

Sebab faktor penyebab terjadinya terorisme saat ini adalah yang  pertama, dikarenakan pemahaman mereka hanya berpatokan pada teks keagamaan yang hanya leteralistik, pemahaman ini tergambar pada pesan teksnya saja, tanpa memperdulikan konteksnya (kondisi). Kedua, pemahaman makna jihad yang radikal yang lahir sebagai protes atas ketidakadilan yang menimpa umat Islam, terutama ketidakadilan yang menimpa masyarakat Islam di Indonesia dan di negara-negara di Timur Tengah, semisal saja di Negara Palestina, dan negara-negara lain yang mayoritasnya Islam yang saat ini lagi “di bantai” oleh kedzaliman sang penguasa atau “antek-antek” orang-orang  Yahudi.

Ketiga, karena pengaruh literatur yang menjadi bahan bacaan doktriner , Keempat, kecewa  terhadap sistem pemerintahan yang dianggap tidak tegas dalam mengambil sikap. Sehingga dalam ketidakberdayaan inilah, terorisme menjadi pilihan sebagai bentuk perlawanan masyarakat terhadap pemerintah. Apalagi selama ini rakyat selalu menjadi tumbal kebiadaban para elit pemerintah yang hanya memikirkan kepentingan individu dan kelompoknya masing-masing. Kalau keempat faktor timbulnya terorisme diatas tidak disikapi dengan kritis oleh siswa maupun mahasiswa, maka terjebaklah siswa dan mahasiswa pada teksnya saja, tidak pada konteksnya.

Kemudian upaya selanjutnya adalah dengan mendirikan pusat kajian deradikalisasi kampus, mengingat cara ini penting juga untuk membendung doktrin-doktrin ektrim. Tetapi kebijakan ini domainya pada pengelola pendidikan pada satuan pendidikan, serta birokrasi kampus. Tanpa langkah sekolah, dan juga birokrasi kampus, penulis kira tidak akan jadi pusat kajian deradikalisasi tersebut.

Maka sudah waktunya lembaga pendidikan dan juga birokrasi kampus mau dan segera mendirikan pusat kajian tersebut. Mengingat pusat kajian deradikalisasi di perguruan tinggi sangat urgen bagi siswa dan mahasiswa, selain mengerti ideologi ektrimis yang berkembang saat ini. Siswa dan mahasiswa juga akan lebih bertoleransi secara keseluruhan. Semoga.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: RadikalismeRohis
Previous Post

Memotret Dunia Internet

Next Post

Islam Indonesia di Era Reformasi (2)

Nanang Qosim

Nanang Qosim

Penulis Lepas, Dosen UIN Walisongo Semarang, Guru PAI dan Budi Pekerti SMAN 15 Semarang, Pengurus DPD AGPAII Kota Semarang, Pengurus MGMP PAI SMA Kota Semarang, Pengurus ISNU Kab. Demak, Pengurus LTN NU Kota Semarang, Mantan Redaktur Jurnal EDUKASI UIN Semarang. Pengajar di PP. Darul Falah Be-Songo Semarang.

Related Posts

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat
Berita

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Oktober 10, 2025
Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan
Berita

Studium General 2025: Peran dan Kontribusi Perempuan di Tengah Kemajuan Artificial Intelligence dan Ilmu Pengetahuan

Agustus 31, 2025
Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Mengadakan Masa Ta’aruf Santri Baru dengan Materi yang Penuh Inspiratif dan Moderat
Acara

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Mengadakan Masa Ta’aruf Santri Baru dengan Materi yang Penuh Inspiratif dan Moderat

Agustus 20, 2025
Tasawuf Prof. Amin Syukur
Berita

Pemikiran Gender Fatimah Usman (Dari Wacana Menuju Aksi)

Agustus 16, 2025
HM Amin Syukur, Guru Besar Ilmu Tasawuf Itu Telah Tiada
Berita

HM Amin Syukur, Guru Besar Ilmu Tasawuf Itu Telah Tiada

Agustus 16, 2025
Please login to join discussion

Recommended

Menghakimi

Menghakimi

Juni 4, 2020

Memutus Jemari Hoax

Oktober 30, 2018

Don't miss it

Ikhwanul Muslimin di Indonesia
Pengetahuan Islam

Ikhwanul Muslimin di Indonesia

Juni 3, 2020
Pengetahuan Islam

Makna Toleransi

Oktober 30, 2018
Toleransi dan Etika Dalam Pergaulan
Akhlak

Toleransi dan Etika Dalam Pergaulan

Juni 3, 2020
Tafakur Prototype Leluhur
Islam dan Sains

Tafakur Prototype Leluhur

Juni 2, 2020
Sifat Iffah Untuk Membatasi Diri dalam Pergaulan
Agama

Sifat Iffah Untuk Membatasi Diri dalam Pergaulan

Agustus 30, 2023
GERAKAN SEDEKAH
Hikmah & Muhasabah

GERAKAN SEDEKAH

Juni 4, 2020

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak Amin Syukur cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara Kafir karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim NKRI NU pendidikan karakter Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Pondok Pesantren Progresif Fathimah Al-Amin Menggelar Kegiatan Training Motivation Mengenai Inspirasi Hidup yang Berkah dan Bermanfaat

Oktober 10, 2025
Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

Proses Penyucian Najis Mughaladzah dalam Perspektif Ilmu Kimia

September 1, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Memotret Dunia Internet

Benarkah ROHIS = Teroris?

 
Peran Keluarga dalam Mendidik Anak
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend