Hijrah Nabi Muhammad SAW
Terjadi perdebatan pada saat penetapan kalender islam di era Khalifah Umar bin Khattab. Ada yang berpendapat agar tahun pertama penanggalan islam dimulai pada kelahiran Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awwal tahun 580 M. Ada Sahabat yang mengusulkan pada saat turunnya wahyu pertama, 17 Ramadhan tahun 610 M. Kemenangan gemilang Fathul Makkah, 20 Ramadhan 630 M juga menjadi alternatif pilihan. Akhirnya disepakati peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, 27 Shafar atau 12 September 622 M, sebagai awal tahun kalender islam dengan sebutan tahun Hijriyah.
Peristiwa hijrah merupakan titik balik yang penting bagi kehidupan Nabi. Selama 13 tahun di Makkah beliau dengan susah payah hanya memperoleh sejumlah kecil pengikut, akan tetapi di Madinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat beliau dapat memperoleh pengaruh yang sangat kuat. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Nabi Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Makkah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 M (Fatkhu Makkah) dengan kemenangan dari pihak Muslim, sisa 2,5 tahun dari hidupnya beliau menyaksikan kemajuan luar biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk agama Islam. Dan tatkala Nabi Muhammad wafat tahun 632 M beliau sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.
Tahun-tahun berikutnya kemenangan dan keberhasilan meliputi kaum muslimin. Di medan pertempuran, pasukan arab dengan semangat jihad yang membara dengan sapuan kilat berhasil menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Tahun 642 M Mesir direbut dari Byzantine. Persia ditaklukkan dalam pertempuran menentukan di Qadisiya dan Nahawand. Tidak berhenti sampai disitu, Setelah manaklukkan Bizantium kekuasan Islam segera menyebar ke afrika utara hingga tepi samudera atlantik, dari situ mereka menyebar ke utara dan menyeberangi selat Gibraltar dan masuk ke Eropa. Dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad, bangsa Arab telah berhasil mendirikan sebuah empirium membentang dan terbesar yang pernah dikenal dalam sejarah manusia. Dan dimanapun penaklukkan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk agama Islam tanpa melalui paksaan.
Hikmah Peristiwa Hijrah
Hijrah dipilih sebagai tahun pertama dalam kalender Islam karena beberapa alasan:
- Hijrah adalah upaya mempertahankan akidah, sedang aqidah adalah modal utama hidup.
Nabi Ibrahim berhijrah dari Ur Kasdim Kaldania ke Charae di Syria dalam rangka mendakwahkan tauhid. Dan Ibrahim berkata:”Sesungguhnya Aku pergi menghadap kepada Tuhanku, dan dia akan memberi petunjuk kepadaku[Ash Shaffat : 99]. Nabi Musa membawa kaumnya hijrah dari Mesir ke Sinai untuk membebaskan diri dari penindasan Firaun serta mempertahankan aqidahnya. Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; Sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak dia akan memberi petunjuk kepadaku” (Asy Suara:62).
Demikian juga Nabi Muhammad beserta para sahabatnya yang hijrah dari Makkah ke Madinah.
وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (An Nisa : 100)
Menurut para sosiolog, semua peradaban besar lahir benihnya dari suatu proses hijrah. Para cendekiawan dan kaum puritan Inggris meninggalkan negerinya pindah ke benua baru Amerika dalam rangka menyelamatkan kepercayaan dan keyakinannya. Mereka berhasil memperoleh kebebasan di Amerika, bahkan membangun masyarakat baru dan saat ini menjadi penguasa peradaban dunia.
- Dalam hijrah ada optimisme, sedang tanpa optimisme hidup menjadi kelam
Sebelum Hijrah dakwah islam seakan hampir habis tanpa prospek. Pengikut nabi jumlahnya sangat kecil, berasal dari kaum yang lemah dan selalu ditindas oleh kafir Quraisy. Meninggalnya Hadijah dan Abu Thalib (Amul Husna) menyebabkan nabi kehilangan 2 orang penyokong utamanya. Abu Lahab, pengganti Abu Talib sebagai kepala suku bani Hasyim, semakin menyulitkan posisi Nabi, sehingga tidak lagi mendapatkan perlindungan secara politik di Makkah. Penistaan dan penyiksaan secara fisik mulai dialami oleh Nabi. Sebelum akhirnya mendapat perlindungan dari Muth’im bin Adi. Ketika tokoh dari suku Khuzaah itu wafat, Abu Jahal mulai merancang konspirasi untuk membunuh nabi.
Di tengah kebuntuan ini nabi tetap optimis akan prospek dakwah agama islam. Pertolongan dari Allah akan turun apabila dipenuhi syarat berupa optimisme, kesungguhan dan upaya maksimal (sabar & taqwa) sebagaimana disebut dalam ayat:
Ya (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap-siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah menolong kamu dengan lima ribu malaikat yang memakai tanda. (Ali Imran:125)
Akhirnya peluang emas itu datang melalui Bai’ah aqabah I dan II, nabi beserta sahabat mendapatkan lahan subur untuk dakwah islam di Madinah.
- Hijrah menggambarkan perjuangan, sedang hidup adalah perjuangan.
Dalam prosesi Hijrah ini nabi melakukan perencanaan matang (Ikhtiar dan Tawakal):
- Ali bin Abi Thalib yang mempertaruhkan nyawanya
- Abu Bakar yang menyiapkan segala sesuatunya untuk bekal-akomodasi perjalanan
- Asma’ binti Abu Bakr yang bertugas mengantar perbekalan makanan ke gua Tsur
- Penggembala kambing yang bertugas membawa gembalaannya melintasi rute Nabi dan Asma’ untuk menghapus jejak
- Informan yang selalu melaporkan situasi terbaru di Makkah
- Abdullah bin Uraiqith, seorang non muslim yang memandu nabi & Abu Bakr melalui rute-rute sulit ke Madinah yang tidak biasa dilalui orang
Ketika Nabi bersama Abu Bakar bersembunyi di gua Tsur, ada pemburu Quraisy yang sampai juga ke tempat tersebut dan berteriak2 menyuruh nabi keluar dari gua. Ketika itu Abu Bakar sangat cemas, sedangkan nabi tetap tenang sebagaimana direkam dalam Al Qur’an:
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ
“Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.” [At Taubah:40].
- Hijrah itu bukan proses yang instan tapi berkesinambungan hingga akhir hayat.
Hijrah seperti halnya prinsip hidup Kaizen yang membangkitkan orang Jepang dari kehancuran total akibat perang dunia kedua. Melalui prinsip Continuous Improvement (Perbaikan berkesinambungan) yang mengakar menjadi karakter orang Jepang mengantarkan mereka telah menjadi salah satu negara superpower di dunia. Hijrah adalah proses peningkatan kualitas hidup dan kehidupan yang berlangsung hingga akhir hayat.
- Menghindari sebab-sebab datangnya bencana,
contohnya perpecahan. Oleh sebab itu Nabi SAW ketika sampai di Madinah langkah pertamanya yaitu dengan menyatukan seluruh komunitas yang tinggal di Madinah melalui persaudaraan muhajirin-anshor dan piagam madinah. Nama Yatsrib yang artinya kecaman diganti dengan madinah yang berarti tempat peradaban.