الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ – ١٩١
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka. (Ali Imran : 191)
Edwin Huble melalui teropong bintang raksasa pada tahun 1929 menunjukkan bukti adanya pemuaian alam semesta. Ekspansi itu menurut fisikawan George Gamow (1930) melahirkan sekitar 100 milyar galaksi yang masing-masingnya memiliki 100 milyar bintang. Temuan ini membuktikan teori Big Bang, bahwa 13,7 Milyar tahun lalu, ada gumpalan sangat rapat, padat dan panas yang mengalami ledakan kosmis maha dahsyat. Ledakan itu menghasilkan atom-atom Hidrogen (H) dan Helium (He); proton, elektron dan neutron membentuk jagat raya.
اَنَّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنٰهُمَاۗ
… bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, Kemudian kami pisahkan antara keduanya. … (QS. Al Anbiya’: 30)
Alam raya penuh dengan gugusan bintang yang disebut galaksi. Miliaran galaksi tersebut disamping berotasi, juga bergerak menjauhi bumi. Semakin jauh letak galaksi dari bumi, semakin cepat gerak tersebut sehingga ada yang memiliki kecepatan 100 ribu kilometer perdetik (sepertiga kecepatan cahaya). Fenomena ini seperti balon yang sedang ditiup, dikenal dengan teori “The Expanding Universe”. Langit menjadi semakin tinggi dan mengembang ke segala arah dengan kecepatan yang luar biasa. Penemuan bukti mengembangnya alam semesta ini menurut Stephen Hawking (1980) merupakan salah satu revolusi terbesar dalam ilmu pengetahuan abad ke-20. Ini seperti yang di Firman-kan:
وَاِلَى السَّمَاۤءِ كَيْفَ رُفِعَتْۗ – ١٨
dan langit, bagaimana ditinggikan? (Al Ghasyiyah : 18)
وَالسَّمَاۤءَ بَنَيْنٰهَا بِاَيْىدٍ وَّاِنَّا لَمُوْسِعُوْنَ – ٤٧
Dan langit Kami bangun dengan kekuasaan (Kami), dan Kami benar-benar meluaskannya. (Adz Dzariat : 47)
Tata surya kita terbentuk 5 Miliar tahun lalu. Sistem itu terbentuk dari suatu awan gas raksasa dan debu yang disebut solar nebula. Solar nebula berasal dari sebuah bintang yang berakhir hidupnya lalu meledak. Kiamat bintang ini dikenal sebagai supernova. Dari supernova inilah bintang matahari kita lahir, yang kemudian diikuti oleh terbentuknya planet Bumi sekitar 500 juta tahun kemudian.
Planet Bumi
ªاَللّٰهُ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ
Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa… (As Sajdah : 4)
قُلْ اَىِٕنَّكُمْ لَتَكْفُرُوْنَ بِالَّذِيْ خَلَقَ الْاَرْضَ فِيْ يَوْمَيْنِ
Katakanlah: “Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan bumi dalam dua masa… “. (Fushshilat : 9)
Semesta dan bumi terbentuk 13,7 dan 4,56 miliar tahun lalu. Perbandingan waktu penciptaan universe dan bumi yaitu 3 : 1, Ini tepat sesuai dengan Firman Allah SWT di atas.
Hasil penelitian NASA, pada awal terbentuknya bumi ada hujan asteroid yang kaya unsur besi (Fe). Benturan asteroid tersebut menaikkan suhu permukaan bumi hingga 1800 0C. Selama 1 miliar tahun, lelehan meteor besi itu menyebar ribuan kilometer pada permukaan lalu menyusut ke poros bumi ditarik oleh gaya gravitasi. Akibatnya besi terkonsentrasi dalam inti bumi, proses ini mengakibatkan terbentuknya lapisan magnetosfer di atmosfer yang berperan melindungi bumi dari serangan badai magnetis yang mematikan dari matahari.
وَاَنْزَلْنَا الْحَدِيْدَ فِيْهِ بَأْسٌ شَدِيْدٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِ
…Dan kami menurunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, … (Al Hadid : 25)
Langit atmosfer yang dibangun Allah untuk menyelimuti bumi memiliki karakteristik yang rumit sekaligus menakjubkan. Setiap lapisannya memiliki fungsi yang berbeda-beda, dengan suhu dan kerapatan yang berbeda pula. Lapis demi lapis atmosfer itu saling menguatkan dan bersaf-saf menjadi mantel setebal 1000 km yang mengamankan kehidupan di muka bumi dari berbagai bahaya yang datang dari luar angkasa.
وَجَعَلْنَا السَّمَاۤءَ سَقْفًا مَّحْفُوْظًاۚ
Dan kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, … (Al Anbiya:32)
وَيُمْسِكُ السَّمَاۤءَ اَنْ تَقَعَ عَلَى الْاَرْضِ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ3
dan dia menahan (benda2) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya?… (Al Hajj : 65)
4 Milyar tahun lalu ketika atmosfer belum terbentuk sempurna, ada asteroid seukuran planet Mars yang menabrak sisi permukaan bumi. Sobekan kulit bumi melesat ke angkasa membentuk serpihan-serpihan debu panas, lalu ditarik kembali oleh gravitasi bumi dan menyatu membentuk Bulan. Sejarah tabrakan ini mengakibatkan posisi rotasi bumi menjadi miring 23,5°. Seandainya posisi rotasi bumi tegak lurus terhadap matahari maka akan ada sebagian wilayah bumi yang mengalami siang terus menerus (24 jam) sehingga permukaan tanahnya akan mendidih.
Ketika awal mula bulan terbentuk, jaraknya 23.000 km dari bumi. Tetapi bulan bergerak menjauh, sekarang ini jaraknya menjadi 385 ribu km. Atas pengaruh bulan maka rotasi bumi (sehari semalam) melambat menjadi 24 jam. Dahulu sebelum terbentuk bulan, rotasi bumi hanya berlangsung 15 jam. Tanpa kendali dari bulan, keadaan laut akan menjadi kacau. Gelombang air pasang yang dahsyat membanjiri seluruh pantai di muka bumi. Tsunami, gempa, letusan gunung, tornado, angin topan dan badai salju dalam hitungan bulan akan memusnahkan semua kehidupan di bumi.
Bahan Bacaan:
- M. Quraish Shihab; Mukjizat Al Qur’an
- Agus Haryo S; Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al Qur’an
- Agus Mustofa; Saintifik Al Qur’an
- Agus Purwanto; Ayat-ayat Semesta