Penemuan dan penggunaan mesiu di Abad 16 menggiring pada pengembangan teknologi militer yang memberi para penguasa kekuasaan lebih besar atas rakyat dari pada era sebelumnya. Tiga kerajaan besar Islam yang lahir pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16 meliputi: Kekaisaran Syafawi di Iran, Moghul di India dan Utsmani di Anatolia, Suriah, Afrika Utara dan Arab. Di bagian dunia yang lain, Eropa beranjak bangkit dari abad kegelapan dan mulai terlibat dalam percaturan politik dunia. Dua peradaban yaitu Barat dan Timur mulai bersinggungan dan saling bersaing untuk mempengaruhi jalannya narasi sejarah:
Puncak Peradaban Islam
Setelah Era Abbasiah (737-961 M), kebangkitan Peradaban Islam yang ke-2 mencapai puncaknya pada tahun 1600 M melalui kekhalifahan Turki Utsmani, Syafawi, dan Moghul. Turki Utsmani pada masa Suleiman The Magnificent, merupakan kekuatan terbesar di dunia, wilayahnya meliputi Eropa, Asia, hingga Afrika Utara. Memiliki Roma, Makkah, Mesir dan Palestina. Dinasti Syafawi di Persia mencapai puncaknya pada Syah Abbas yang Agung dan keturunannya. Abbas melengkapi pasukannya dengan senjata api dan meriam, membangun kota setengah dunia ‘Isfahan’, memiliki industri tekstil, keramik, garmen, dan karpet yang diekspor ke Eropa barat, Afrika, dan India. Moghul meraih era keemasan pada masa Shah Jahan, dengan bangunan terindah Taj Mahal dan wilayahnya meliputi: Afghanistan, Pakistan, India, Bangladesh, dan Burma.
Negara muslim besar juga lahir di Uzbekistan (cekungan lembah Oxus) dan di Maroko (berhaluan syiah). Para pedagang muslim bersaing dengan pedagang China, Jepang, Hindu dan Budha di Nusantara. Akhirnya kaum muslim muncul sebagai pemenang dengan islamisasi Nusantara melalui kiprah walisongo di awal abad 16.
Seorang musafir bisa bermuhibah dari pulau-pulau Indonesia ke Bengal, melintasi India, pergi ke Hindu Kush hingga stepa utara sungai Oxus dan kembali melalui Persia, Mesopotamia, dan Asia Kecil lalu ke Balkan (Eropa), mengitari wilayah Laut Hitam melalui wilayah Kaukasus dan ke selatan melalui Arab Saudi ke Mesir dan kemudian ke barat (Maroko) maka akan menemukan dirinya berada dalam dunia yang secara umum diwarnai satu peradaban yang koheren. Di dalam ketiga kerajaan besar tersebut biasanya Orang2 Turki memegang kekuasaan politik dan militer, Sastrawan terdidik menggunakan bahasa Persia sebagai bahasa ilmiah, dan ritual keagamaan menggunakan bahasa Arab. Pada 1600 M, orang-orang yang berkesempatan mengunjungi kota-kota indah tersebut akan beranggapan bahwa kekaisaran muslim dan wilayah perbatasan yang berdekatan mereka itulah sesungguhnya “dunia”, seperti yang dirasakan orang-orang saat ini ketika berkunjung ke Eropa, Amerika, atau Australia.
Kebangkitan Peradaban Eropa
Sekian lama dalam abad kegelapan menyebabkan masyarakat Eropa hidup seperti bangsa primitif. Sempat terjadi benturan dengan Peradaban Islam melalui perang salib yang terjadi beberapa kali antara tahun 1081-1492 M. Di front sebelah Timur (jalur menuju Palestina) Tentara Salib terakhir lari meninggalkan dunia Islam pada 1291 M, diusir oleh Mamluk Mesir. Di Front Barat (Spanyol) pasukan Kristen di bawah Ferdinand & Isabel berhasil menyerbu Granada dan mengusir umat Islam yang terakhir, setelah dinasti-dinasti Islam selama 7,5 abad menguasai Spanyol.
Secara tidak langsung, persinggungan Eropa dengan peradaban Islam dalam perang Salib ini turut berperan dalam kebangkitan Eropa di abad ke 13-16 M. Perdagangan lewat jalan laut mulai berkembang dan melahirkan negara2 kota: Venesia, Genoa, Florence, Milan. Marcopolo menjelajah hingga China dan Asia, Henry (Portugal) mencari jalan mengitari Afrika, Colombus menemukan benua Amerika, dan Vasco Da Gamma menemukan jalan ke India. Puncak perkembangan perdagangan Eropa diawali dengan terbentuknya perusahaan raksasa: “East India Company” yang digagas oleh Inggris, Belanda, dan Perancis. Penjelajahan Eropa menggila melalui penaklukan Cortez atas Mexico dan Pizarro di Peru.
Setelah Renaissance Italia dan Reformasi Protestan oleh Martin Luther King, Pada abad 15-16 Ilmu pengetahuan dan Seni juga mulai berkembang dengan pesat di Eropa. Lahir maestro Seniman: Leonardo da Vinci, Michelangelo dan penyair Shakespeare. Filosof Politik, Machiavelli meraih kemasyhurannya. Juga muncul ilmuwan-ilmuwan besar: Calvin, Copernicus. Pada Awal abad ke 17, Kepler menulis buku Astronomi dan Teleskop ditemukan, Francis Bacon & Descrates menetapkan metode ilmiah, Galileo & Descrates mengemukakan teori atom bagi kimia modern, Harvey Menemukan peredaran darah, Leuwenhoek menemukan bakteri, Pasteur mengemukakan teorinya, Isaac Newton menulis Principia, dll.
Pergiliran Masa Peradaban
Ada misteri yang menarik untuk difikirkan, ilmuwan muslim telah sampai ke ambang hampir semua penemuan ilmiah di atas jauh sebelum Barat tiba di sana. Abad 8 Jabir (Geber) menyampaikan teori atomnya Democritos serta merintis teknik dan prosedur kimia. Al Khawarizmi (Algoritma) meletakkan fondasi untuk mengembangkan aljabar, aritmatika, trigonometri dan menemukan angka arab untuk hitungan praktis matematis. Abad 10 al-Razi (Razes) membantah teori Galen dalam bidang medis. Abad 11 Ibnu Haytam (Alhazen) menemukan spektrum, menjelaskan metode ilmiah, dan menetapkan kuantifikasi dan eksperimen sebagai dasar eksplorasi ilmiah. Ibnu Sina (Avicena) menganalisis gerak secara matematis seperti yang dilakukan Newton, karya fenomenalnya Al Qanun fi al Tibb (Canon) di bidang kedokteran popularitasnya bertahan di Eropa hingga abad 16 dan 17.
Abad 12 Ibnu Rusyd (Averoes) dari Spanyol, dikenal di Eropa sebagai “Sang Komentator” atas filsafat Aristoteles, karya-karyanya dibaca secara luas dan mempengaruhi pemikiran Thomas Aquinas, Albertus Magnus, Michael Scot, Maimonides dan Roger Bacon. Al Idrisi menulis peta dunia secara akurat dalam Book of Roger, karyanya digunakan secara luas di Barat hingga abad 16-17. Abad 13 Ibnu Nafis menggambarkan peredaran darah dalam tubuh. Nasiruddin at Tusi mengusulkan pergerakan planet yang baru dan berbeda dari teori Ptolomeus, teori ini mempengaruhi karya-karya Copernicus. At Tusi, juga seorang pemerhati masalah etika, dia mengusulkan toleransi beragama dan harmoni budaya untuk menyatukan orang-orang dari berbagai latar belakang agama dan ras berdasarkan kesamaan kemanusiaan.
Tetapi mengapa penemuan-penemuan tersebut tidak dapat mengakibatkan ledakan kemajuan teknologi seperti yang terjadi di Eropa pasca tahun 1600 M? Jawabannya mungkin kaum muslim meraih penemuan-penemuan ilmiah besar mereka pada saat tatanan sosial mulai runtuh, sedangkan di Eropa meraih penemuan-penemuan ilmiah yang besar persis ketika tatanan sosialnya yang sejak lama hancur mulai pulih dan dalam kebangkitan reformasi keagamaan (Protestan) yang mematahkan cengkeraman dogma gereja atas pikiran manusia, memberdayakan individu untuk berspekulasi dengan bebas.
Pada 1600 M Orang-orang Eropa adalah pelaut-pelaut jagoan, terorganisasi sebagai negara-negara bangsa yang solid dan kompak, mereka memikirkan kembali dunia dalam kerangka ilmiah, kantong-kantong mereka penuh berjejalan dengan emas dari benua Amerika, dan mereka secara ekonomis diberdayakan oleh pengusaha proto kapitalis yang bersenjatakan etos baru individualisme.
Semua capaian perkembangan ini berjalan dengan pesat hampir tanpa diketahui oleh dunia muslim dimana, pada saat itu peradaban Moghul sedang memuncak di India, kebudayaan Syafawi sedang mencapai keemasannya di Persia, dan kekaisaran Utsmani baru saja melewati masa puncaknya di Turki, Mesopotamia, Syam, Hijaz, Mesir, dan Afrika Utara
Dan akhirnya peradabanpun dipergilirkan…
وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ ۗ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
…dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, (QS Ali Imron : 140)
Referensi:
- Tamim Ansary, 2009, Dari Puncak Baghdad Sejarah Dunia Versi Islam, Penerbit Zaman, Jakarta
- Karen Armstrong, 2001, Sejarah Islam, Penerbit Mizan, Bandung
- Jonathan Lyons, 2013, The Great Bait Al-Hikmah Kontribusi Islam dalam Peradaban Barat, Penerbit Noura Books, Jakarta
- Michael H. Hart, 1978, 100 Tokoh Yang paling berpengaruh dalam Sejarah, Pustaka Jaya, Jakarta
- Muhammad Majloum K, 2008, 100 Muslim Paling Berpengaruh Pada Sejarah, Penerbit Noura Books, Jakarta
- Qasim A.I dan Muhammad A.S, 2014, Sejarah Islam, Penerbit Zaman, Jakarta