Tahun 2018 operasi tangkap tangkap terhadap pejabat negara semakin banyak hingga Menteri Dalam Negeri Tjahhco Kumolo kawatir pemerintahan tidak berjalan maksimal bahkan bisa jadi lumpuh melayani masyarakat bila banyak Bupati, Walikota, Gubernur, Anggota Dewan di tangkap KPK. Kasus terakhir yang sering dimuat media ceak adalah tertangkapnya 41 anggota dewan kota Malang dan Idrus Marham sebagai Mensos yang sedang konsenterasi menangani bencana di Nusa Tenggara Barat menjadi viral karena terbelit kasus PLTU Riau 1. Idrus sekarang sudah memakai rompi orange KPK dan dinyatakan ikut berperan dalam kasus korupsi tersebut.
Banyak pejabat sekarang di Indonesia mempunyai sifat hedonisme, pragmatisme, materialisme di negeri ini sehingga menggerus secara pelan-pelan kewibawaan negera Indonesia di mata dunia internasional. Korupsi secara berjamaan, kolusi, nepotisme telah mengakar di semua lini lembaga baik negeri atau swasta. KKN bak lingkaran setan yang kadang sulit diurai, dari mana harus diberantas semakin memperpuruknya.
Kasus ini membuat kita iri pada tokoh panutan seluruh alam Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar bin Khatab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib Salman Al-Farisi Cholid bin Walid, Thariq bin Ziyad, Umar bin Abdul Aziz, Sultan Fatih, Shalahudin Al-Ayubi. Pejabat yang tersebut sebagai pejabat yang seluruh pikiran,waktu, tenaga di curahkan untuk mengurusi rakyat dan pemerintahan secara total. Yang di cari bukan materi, kursi, kekuasaan, kehormatann akan tetapi ridlo Allah swt. Dengan kursilah mereka selamat karena dapat memimpin dengan adil dan bijaksana. Akan tetapi prinsip tersebut tidak berlaku bagi kebanyakan pejabat sekarang, menyewa istilah almarhum dai sejuta umat KH. Zainudin, MZ, “ Banyak manusia yang sudah mendapatkan kursi akan tetapi menjadi lupa ayat kursi” Sentilan yang menohok bagi pejabat yang lupa menjalankan amanah sebagai seorang pemimpin
Pemimpin berani dan bernurani.
Rasulullah saw ketika menjadi pemimpin bertindak adil dengan siapa saja, bahkan Rasulullah saw akan memotong tangan putrinya tercinta Siti Fatimah jika mencuri. Rasulullah saw selalu menyayangi keluarga, sahabat bahkan musuhnya sekalipun. Rasulullah saw selalu memaafkan siapa saja tanpa tendensi apapun., Semua di lakukan untuk mencari ridlo Allah swt. Kita bisa belajar dari sahabat Salman Alfarisi walikota di daerah Madain yang sangat sederhana dalam hidupnya, Salman pernah yang mengalami perjalanan spiritual yang panjang yang mengantarkannya matang dalam beragama dan bersikap. Bahkan Salman sering mendapatkan sanjungan atas kecerdasannya dalam membuat strategi perang Khandaq dengan membuat parit sebagai benteng pertahanan takkala di serang musuh. Salman mengembalikan gaji sebagai pejabat dan di kembalikan kepada rakyat. Dalam sebuah riwayat Salman menghidupi keluarganya dengan membuat anyam-anyaman dan di jual pada orang lain.
Khalifah Umar bin Khatab rela mengangkat satu karung gandum berkeliling kampung untuk mengingatkan amanah pada jabatan yang di pundaknya. Khalifah rela menyamar dan blusukan ke kampung-kampung untuk mengetahui riel kondisi rakyatnya. Khalifahpun akhirnya rela dan tidak malu mengangkat gandum dari Gudang penyimpanan di bawa ke seorang rakyatnya yang kelaparan. Khalifah takut jika menjadi pejabat tidak amanah akan di tanyakan dan di pertanggung jawabkan di hadapan Allah swt di di akhirat.
Kita juga kangen Sahabat kholid bin Walid, musuh Rasulullah saw dalam perang uhud setelah masuk Islam menjadi pengikut Rasulullah saw yang setia. Dengan keberaniannya, Cholid selalu di percaya Rasulullah saw dalam pertempuran sebagai panglima. Dalam sebuah riwayat, ketika Cholid menjadi panglima bisa di pastikan kemenangan di raih, bahkan Panglima Cholid ingin mati dalam pertempuran sebagai syahid akan tetapi belum bisa tercapai, karena nyawa hanya Allah swt yang tahu. Kita juga kangen dengan Khalifah Abu Bakar, Usman bin Affan karena menjadi pejabat yang sangat dermawan. Khalifah Ali bin Abi Thalib, pejabat yang cinta perdamaian dan luas ilmunya bagai lautan, Kita juga kangen dengan Sultan Fatih yang pemberani, Thariq bin Ziyad panglima yang pandai dalam strategi perang, Shalahudin Al-Ayubi panglima dan pejabat di mesir yang sangat di takuti oleh musuh karena kehebatan pasukannya. Bisakah rasa kangen itu menjadi kenyataan di negeri ini, atau hanya sebuah mimpi ? Selamat merenungkan !