• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Selasa, Juni 17, 2025
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

Junaid al-Baghdadi

Oleh: Asna Suraya (Santri Ponpes Progresif Fathimah al-Amin)

M. Zahri Johan by M. Zahri Johan
Juni 20, 2023
in Pengetahuan Islam, Sejarah dan Budaya
Junaid al-Baghdadi

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

Masjid Nabawi

Umrah

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Syekh Junaid al-Baghdadi memiliki nama lengkap yaitu Abu al-Qasim al-Junaid bin Muhammad al-Khazzaz al-Qawariri al-Sujaj al-Nahawandi. Dan lebih populer dengan panggilan al-Junaid al-Baghdadi, terkadang juga dipanggil al—Junaid saja. Lahir di Kota Baghdad, Persia. Menurut Abdel Kader, Syekh Junaid lahir sekitar tahun 210 H dan meninggal pada hari Jum’at 298 H/910 M dan dimakamkan di dekat makam pamannya sekaligus gurunya yaitu Sari al-Saqati di Baghdad.

Gelar al-Nahawandi ia dapatkan dari keturunan nenek moyangnya yang tinggal di kota Nihawand. Kota dimana penuh kesuburan pada waktu itu, karena banyak memiliki lahan pertanian. Syekh Junaid berasal dari keluarga yang berlatar belakang pedagang, hal ini selaras dengan gelar yang dimiliki anggota keluarganya. Seperti, ayah beliau di panggil dengan al-Qawariri yaitu pedagang barang pecah belah (kaca), kemudian pamannya Sari al-Saqati yaitu sebagai penjual rempah-rempah, serta beliau sendiri dengan gelar al-Khazzaz yaitu penjual sutra.

Latar Sejarah Hidup

Syekh Junaid mendapatkan ilmu (pendidikan) awal dari paman dari ibunya, yaitu Abu al-Hasan Sari al-Mughallis al-Saqati. Ketika bersama beliau Syekh Junaid belajar ilmu agama. Beliau adalah salah seorang sufi yang terkenal di Kota Baghdad. Cara beliau menyampaikan ilmu yaitu sama seperti pada umumnya ketika mengajari Syekh Junaid yaitu dengan diskusi atau tanya jawab. Pada usia ke 20 Syekh Junaid belajar hadist dan fiqih kepada Abu Tsawr. Dari beliau Syekh Junaid menjadi seorang fakih yang cerdas serta membuat gurunya kagum atas kecerdasan dan menganalisa ketika mengulas berbagai masalah. Bagi Syekh Junaid, pengetahuan dan kemampuan dalam menguasai ilmu fiqih merupakan pondasi yang harus dimiliki untuk mendalami dan menguasai ilmu tasawuf.

Setelah belajar ilmu fiqih, Syekh Junaid kembali mempelajari dan menekuni ilmu tasawuf. Sebelumnya belajar tasawuf kepada pamannya, beliau belajar kepada Abu Ja’far Muhammad ibn Ali al-Qassab. Cara belajarnya pun sama dengan apa yang diajarkan oleh pamannya dalam menyampaikan ilmu yaitu lebih kedalam tanya jawab atau hanya dilakukan didalam ruangan atau kelas. Ditengah belajar dari Abu Ja’far Syekh Junaidi juga belajar ilmu tasawuf pada Abu abd Allah al-Harist ibn Asad al-Muhasibi, seorang keturunan arab yang lahir di kota Basrah. Seorang guru tersebut dikenal dengan sebutan al-Muhasibi, pada beliau Syekh Junaid mengalami cara belajar yang berbeda dari guru-guru tasawuf sebelumnya. Syekh Junaidi diajarkan untuk meninggalkan rumahnya untuk menyaksikan apa yang terjadi di lingkungan sekitar, hal tersebut membuat beliau mengalami pengalaman baru setelah sebelumnya yang hanya belajar di dalam rumahnya atau kelas. Selain itu, dari al-Muhasibi jika disimpulkan beliau mendapat ilmu tentang cara hidup yang tidak menjahui keduniawian tetapi tidak juga hidup dalam kemewahan.

Kehidupan imam Junaid, disamping sebagai seorang sufi juga sebagai seorang pedagang. Beliau meneruskan usaha ayahnya, yaitu sebagai pedagang barang pecah-belah di pasar tradisional. Setelah selesai berdagang, beliau pulang ke rumah dan mampu mengerjakan salat dalam waktu sehari-semalam sebanyak empat ratus rakaat.

Walaupun diberi karunia harta yang banyak, tetapi gaya hidupnya jauh dari kemewahan. Sebagian besar kekayaannya disumbangkan kepada orang-orang sufí yang miskin atau digunakan untuk menjamu kawan-kawannya. Dia adalah sufí yang zuhud, tetapi dia tidak membuat hidupnya terlalu sederhana dan menjauhi kehidupan yang enak. Dia tidak menyenangi politik, apalagi terjun ke dunia tersebut. Dia hidup menyibukkan diri dengan memanjangkan ṣalat, memperbanyak puasa, dan sangat senang membaca al-Qur’an.

Karya Beliau

Ajaran tasawuf al-Junaid berpusat pada konsep khauf, dan raja’. Takut (khauf) membuat qabid (rasa kecut/susah/sempit). Harap (raja’) kepada-Nya membuat menjadi basit (lapang/luas). Al-Junaid berkata: “Jika Allah membuat qabid dan khauf, maka hancurlah eksistensi kemanusiaanku, dan apabila Allah membuat basit dan raja’ maka Allah mengembalikan eksistensi kemanusiaanku.

Sikap hidup zuhud dan fakir adalah jalan yang ditempuh oleh al-Junaid dalam laku tasawufnya. Sebagaimana disampaikan oleh Sa’id Hawwa yang mengutip pernyataan al-Junaid: “Kami tidak mengambil tasawuf dari pembicaraan atau kata- kata, melainkan dari lapar dan keterlepasan dari dunia ini, dan dengan meninggalkan hal-hal yang sudah bisaa dan kami senangi”.

Al-Junaid memandang tasawuf sebagai jalan ke’arifan manusia dalam menjalankan hidupnya. Baginya, orang ‘arif adalah orang yang tidak terikat oleh waktu. Pemikirannya tentang ma’rifat terbagi menjadi dua, yaitu ma’rifat ta’aruf dan ma’rifat ta’rif. Ma’rifat ta’aruf adalah bahwa Allah Swt. memberitahukan orang banyak akan diri-Nya, dan memberi tahu orang banyak akan hal-hal yang menyerupai diri-Nya. Adapun arti ma’rifat ta’rif adalah Allah memberitahu orang banyak bekas- bekas kekuasaan-Nya dalam cakrawala dan dalam diri manusia, kemudian secara halus terjadilah benda-benda menunjukkan kepada orang banyak bahwa mereka itu ada yang menciptakan, yaitu Allah Swt.

Dalam hal cara untuk memperoleh ma’rifat, al-Junaid mengatakan harus melalui maqāmat dan ahwal. Ma’rifat tidak akan dapat tercapai tanpa pemurnian tauhid. Adapun dasar-dasar ajaran tasawuf al-Junaid adalah sebagai berikut:

  1. Seorang sufi harus meninggalkan kelakuan dan sifat-sifat yang buruk dan menjalankan budi pekerti yang baik.
  2. Ajaran tasawuf adalah ajaran-ajaran yang dapat memurnikan hati manusia dan mengajarkan hubungan baik dengan makhluk lain.
  3. Memalingkan perhatian dari urusan duniawi kepada urusan ukhrawi. 
  4. Harus berpegang kepada tauhid, yaitu mengesakan Allah dengan sesempurna-Nya.
  5. Seorang sufi harus bisa melakukan tiga syarat amalan, yaitu: (1) melazimkan ẓikir yang disertai himmah dalam kesadaran penuh, (2) mempertahankan tingkat kegairahan dan semangat yang tinggi, (3) senantiasa melaksanakan syari’at yang ketat dan tepat dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Junaid membatasi jumlah muridnya, yaitu hanya terbatas 20 orang. Harapan Beliau  agar ajaran-ajarannya tidak sampai ke tangan orang awam agar mereka tidak salah menafsirkannya. Walaupun dia sangat hati-hati, murid al-Junaid ada juga yang pernah diadili dan mendapatkan tudingan zindik, yaitu al-Hallaj. Pada saat itu al- Junaid disuruh untuk menandatangani surat kuasa untuk menghukum mati muridnya tersebut. Dalam surat kuasanya, al-Junaid menyampaikan, “Berdasarkan syari’at, ia (al-Hallaj) bersalah, tetapi menurut hakikat, Allah Yang Maha Mengetahui”.

Corak tasawuf yang dikembangkan oleh al-Junaid al-Baghdadi ini menjadi rujukan bagi ajaran tasawuf di kemudian hari, sehingga muncul komunitas sufí yang mengambil sanad dari beliau. Di kalangan sufí, al-Junaid dinilai sebagai guru awal dan mendapatkan gelar Syaikh atau penghulu kaum sufí.

Referensi :

Imam Junaid Al-Baghdadi, file:///C:/Users/ACER/Downloads/Imam%20Junaid%20Al-Baghdadi%20_%20Biografi%20dan%20Ajaran%20Sufinya%20_%20Universitas%20Islam%20An%20Nur%20Lampung.html 

Biografi Syekh Junaid Al-Baghdadi, Biografi Syekh Junaid Al-Baghdadi – Pesantren.ID

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: Junaid al-Baghdaditasawuf
Previous Post

Syaikh Nawawi Al-Bantani Dan Kontribusinya Pada Tradisi Pendidikan Islam di Indonesia

Next Post

Sunan Kalijaga

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan

M. Zahri Johan #Aktivitas a. Ketua Ponpes Progresif Fathimah al-Amin b. Guru MAN 2 Kota Semarang c. Pengasuh kawanislam.com # Motto Karakter adalah dasar prestasi

Related Posts

Masjid Nabawi
Pengetahuan Islam

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025
Umrah
Hukum

Umrah

Februari 17, 2025
Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati
Akhlak

Mengenal Diri Sendiri: Jalan Menuju Kebijaksanaan Sejati

Juli 30, 2024
Memetik Buah Hikmah dari Pohon di Badar
Hikmah & Muhasabah

Memetik Buah Hikmah dari Pohon di Badar

Desember 12, 2023
Meneladani Strategi Dakwah Rasulullah  bagi Generasi Millenial
Pengetahuan Islam

Meneladani Strategi Dakwah Rasulullah bagi Generasi Millenial

Desember 12, 2023
Please login to join discussion

Recommended

Benarkah ROHIS = Teroris?

Oktober 30, 2018
Salafiyah Ideologis

Salafiyah Ideologis

Juni 4, 2020

Don't miss it

Kiriman Pembaca

PROGRAM SEKOLAH DUA POLANTAS (SMDP)

November 2, 2018
Rahasia Manusia (4)
Akhlak

Rahasia Manusia (2)

November 18, 2022
Kiriman Pembaca

WABAH HEDONIS DAN PRAGMATIS

Oktober 25, 2018
Sifat Iffah Untuk Membatasi Diri dalam Pergaulan
Agama

Sifat Iffah Untuk Membatasi Diri dalam Pergaulan

Agustus 30, 2023
93 Tahun Mengabdi Untuk Bumi Pertiwi
Artikel

93 Tahun Mengabdi Untuk Bumi Pertiwi

Juni 3, 2020
Bayi yang Mengompol
Hikmah & Muhasabah

Bayi yang Mengompol

Juli 31, 2021

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak cerpen demokrasi forum guru forum orang tua Haji hikmah hukum Humor Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara karakter anak kebahagiaan Kesabaran kesetaraan gender kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud Muhammad Nabi Ibrahim nafs NKRI pendidikan karakter renungan Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam sirah Nabawi siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf tokoh sufi Toleransi Umrah

Recent News

Masjid Nabawi

Masjid Nabawi

Februari 13, 2025
Umrah

Umrah

Februari 17, 2025

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
Syaikh Nawawi Al-Bantani Dan Kontribusinya Pada Tradisi Pendidikan Islam di Indonesia

Junaid al-Baghdadi

 
Sunan Kalijaga
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Send this to a friend