Setelah Jepang di bom atom oleh sekutu yang mengakibatkan kerugian yang tidak dapat di hitung, menjadikan Sang Kaisar gundah gulana. Sang Kaisar bukan menanya pada bawahannya tinggal berapa tentara, penduduk dan keadaan infrastruknya, akan tetapi menanyakan guru yang masih hidup jumlahnya berapa? Sebuah pertanyaan yang mengundang tanda tanya besar, ada apa di balik pertanyaan tersebut ? Pertanyaan Kaisar terjawab sudah. Dengan guru-guru yang hebat, Jepang menjadi negara yang superior, maju dalam teknologi akan tetapi masih memegang budaya dengan tinggi. Negera modern yang berbudaya inilah yang menjadi pembeda dengan dengan negara maju yang lain.
Dalam negara maju, guru memegang peranan penting dalam mencerdaskan anak-anak bangsa. Guru sangat berjasa dalam membimbing dan mengajarkan ilmu pengetahuan sehingga siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Untuk merealisir keinginan tersebut selayaknya guru profesional dalam mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik. Pemerintah lewat Permendiknas no. 16 tahun 2007 telah memberikan penjelasan tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Ada empat kompetensi yang harus di miliki seorang guru yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan dalam merencanakan dan merumuskan pemahaman, perancangan, pelaksanaan dalam proses yang benar. Kompetensi kepribadian menjadikan guru teladan bagi anak-anak dan berpengaruh dalam kehidupan. Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk berkomunikasi baik dengan peserta didik sesama guru orang tua dan masyarakat. Kompetensi provesional dapat di tinjau mengenai penguasaan seorang guru terhadap materi pembelajaran secara luas dan mendalam.
Pemerintah telah memberikan perhatian pada guru dengan dana sertifikasi guru. Di harapkan dengan kesejahteraan yang cukup dan dengan kompetensi yang di miliki guru di harapkan akan muncul “platinum generation”, bukan malah sebaliknya etos kerja dan kemampuan guru menjadi menurun. Kita merindukan cendikiawan-cendikiawan muncul di negeri ini. Kita merindukan munculnya pemikir sekelas Socrates, Plato, Al-Kindi, Al-Biruni, Ibn Khaldun, Ibn Sina, Al-Jabbar yang pemikirannya bisa mempengaruhi peradaban dunia, bahkan Socrates setiap kali memberikan ceramah, ratusan anak muda Yunani selalu mengerumuninya. Socrates mengajak anak-anak muda Yunani berpikir kritis. Dia mendorong mereka untuk membuka diri terhadap gagasan-gagasan baru. Socrates telah berhasil membuka mata para cendekiawan muda yang mumpuni yang dia sendiri menjadi korban penguasa. Selamat merenungkan !