• Home
  • Tentang Kami
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Kamis, Agustus 11, 2022
  • Login
  • Register
Kawan Islam
Advertisement
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login
No Result
View All Result
Kawan Islam
No Result
View All Result

BERSAMA SANTRI, NKRI HARGA MATI, DAMAILAH NEGERI

Ahmad Riyatno by Ahmad Riyatno
Juni 4, 2020
in Artikel
BERSAMA SANTRI, NKRI HARGA MATI, DAMAILAH NEGERI
  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0

Hari Santri yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober  telah  ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo, melalui Kepres Nomor 22 Tahun 2015. Tema yang ditetapkann tahun 2018  adalah “ Bersama Santri, Damailah Negeri “. Menurut Menteri Agama RI, Lukman Hakim Syaifudin, maksud Santri, tidak hanya yang menjadi santri dan menjadi alumni Pondok Pesntren, namun dalam pengertian yang lebih luas yaitu umat muslim yang memiliki basis pengetahuan memadai,  memiliki cara berpikir terbuka dan menebarkan ajaran Islam dalam mewujudkan kedamaian ditengah kehidupan, sehingga dengan tema “ Bersama Santri, Damailah Negeri, diharapkan Santri mempunyai tanggung jawab besar dalam menjaga, memelihara, merawat keindonesiaan.

Peringatan Hari Santri Nasional (HSN)  sebagai pembuktian sejarah bahwa kaum santri telah menorehkan tinta emas sejarah dalam rangka merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kaum santri dengan  jiwa nasionalis yang tinggi berani berkorban jiwa, raga, berasama para pejuang lain mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Merefleksi kembali pada sejarah perjuangan kyai dan santri dalam merebut kemerdekaan Indonesia sangat penting sebagai momentum pengakuan negara atas sejarah  yang telah terbukti memiliki kontribusi yang besar dalam merebut kemerdekaan indonesia dan mengisi kemerdekaan hingga saat ini dengan kemandirian hingga berguna bagi  pembelajaran bagi santri generasi berikutnya. Dengan memperingati Hari Santri Nasional diharapkan akan memberikan bekal bagi santri seluruh Indonesia agar berbenah memperbaiki kualitas diri  untuk memberikan sumbangsih bagi kemajuan bangsa kedepan karena tantangan santri diera global  akan semakin berat. Santri harus berbenah diri dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) untuk menjawab tantangan era global yang penuh dengan persaingan.  Santri yang berkualitas tentu akan bisa bersaing dan memberikan peran yang signifikan dalam menjawab tantangan zaman.Gus Dur, KH. Sahal Mahfudz, KH. Ahmad Shiddiq,  KH. Ali Yafie,  KH. Makruf Amin, Prof. Din Syamsudin, Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, Prof. Dr. Mahfudz MD adalah jebolan pesantren yang telah mewarnai negeri ini.

Hari Santri  Nasional  yang pada awalnya akan ditetapkan pada tanggal 1 Muharam oleh Jokowi, namun tidak jadi digunakan karena lebih pas diperingati tanggal 22 Oktober karena bertepatan dengan resolusi jihad yang di gagas Mbah Hasyim Asya’ri yang selaras dengan kata mutiara yang pernah diungkapkan Bung Karno “ Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.

Tulisan Lain(Dibaca Kawanmu)

DEMONusaSyuraKRASI

93 Tahun Mengabdi Untuk Bumi Pertiwi

Manusia dan Agama

Hari Santri Nasional  yang diperingati setiap tahun diperingati secara meriah di seluruh pelesok negeri untuk mengenang peran besar para kyai dan santri dalam perjuangan mengusir penjajah dari bumi pertiwi. Acara yang sering diselanggarakan adalah Tradisi Kirab Resolusi Jihad dengan arak-arakan, karnaval, Seminar tentang Santri, pengajian akbar, lomba-lomba yang ada kaitannya dengan kepesantrenan  untuk mengenang para kyai dan santri berjuang mengusir penjajah dengan rela jalan kaki memanggul senjata berjalan ratusan kilometer

Sejarah mencatat, para santri bersama dengan para pejuang bangsa yang lain memililki peran yang signifikan dan tidak diragukan lagi totalitas, loyalitas dan dedikasi yang tanpa batas dalam  merebut kemerdekaan republik Indonesia. Perjuangan semakin mantab  setelah Simbah Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa resolusi jihad yang dikeluarkan pada tanggal 22 Oktober 1945 dihadapankonsul-konsul Nahdlatul Ulama seluruh Jawa, Madura, bertempat di Kantor Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama  di Jalan Boeboetan VI/2 Soerabaja.

Mbah Hasyim dalam sambutannya menyatakan “ Seorang Muslim fardhu ‘ain berperang melawan penjajah. Alhasil keyakinan para santri dan pejuang  akan resolusi jihad terpatri dalam pikirannya hingga muncul pernyataan,“Bila para pejuang mati dalam pertempuran maka akan menjadi syahid “ Sebuah semboyan yang dasyat menyemangati para pejuang kemerdekaan hingga tidak takut mati dan berjuang hingga titik  penghabisan. Dalam perjuangan, peran kyai dan ormas lain juga semakin memperkokoh menguatkan perjuangan kala itu. KH. Ahmad Dahlan, Ahmad Soorkhati, dan lain-lain. Dalam perjalanan kemerdekaan peran Para Kyai dan Santri sampai sekarang pun tetap eksis dalam menjaga moral dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Bersama Santri, Damailah Negeri

Kemerdekaan Indonesia telah diraih dengan berdarah-darah dengan taruhan jiwa, raga dan nyawa para kyai dan santri. Semangat tersebut harus dipertahankan dan dimiliki oleh santri masa kini. Akan menjadi sia-sia perjuangan santri dahulu,  jika Santri sekarang malas-malasan belajar hingga  ketertinggalan zaman. Sesuai dengan tema , Santri diharapkan mempunyai tanggung jawab besar dalam menjaga, memelihara, merawat keindonesiaan. Indonesia yang amat luas wilayah, berbeda agama. suku, adat, budaya harus diberdayakan agar rukun damai dengan menjaga NKRI. Peran santri diharapkan bisa berperan signifikan di masyarakat di seluruh Indonesia.

Peringatan Hari Santri Nasional, ditahun 2017 lalu mengusung tema  : Santri Mandiri, NKRI Hebat” sejalan dengan tema tahun 2018. Santri  yang mengandung makna sejak dari pesantren dalam menuntut ilmu hingga terjun dimasyarakat untuk berkhidmat harus mandiri yang dibuktikan dengan jauh dari orang tua menjadi santri bertahun-tahun, ihklas memperjuangkan eksitensi sebagai santri hingga titik darah pengahabisan, tanpa adanya keluh kesah, menuntut, serta tidak tidak menebarkan kebencian terhadap bangsa dan negara. Dalam istilah santri tidak akan kenal anti Pancasila dan anti Nasionalisme, walaupun santri sudah lulus ataupun menjadi orang hebat wajib menjaga keutuhan negara kesatuan republik Indonesia.

Di Pesanten, santri  telah diajarkan kyai di  nilai persatuan, kesatuan yang telah tertanam sedari dini  karena di Pesantren berasal dari berbagai daerah di nusantara dengan berperilaku jujur, sederhana, hormat dengan kyai, semangat menuntut ilmu  harus diaplikasikan dalam mengawal dan membulatkan tekad yang kuat untuk menjaga NKRI yang banyak suku, bahasa, adat istiadat sebagai bentuk final negara Indonesia. Santri harus bisa mewarnai negeri dengan kedamaian.

Sebagai generasi muda, terutama kaum santri modern perlu meneladani para Santri dan Kyai dahulu yang berani berjuang menegakkan agama Allah swt tanpa kenal lelah demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah dengan tetap mempertahankan dan dilestarikan supaya kemerdekaan tetap terjaga  hingga menjadi negara yang aman, adil, makmur, sejahtera, kuat,hebat dengan tetap menghormati jasa para kyai dan menjaga NKRI sebagai harga mati. Untuk mengisi kemerdekaan, santri  juga harus terjun di masyarakat memberikan warna kebaikan, menyelesaikan problematika di masyarakat  dalam segala bidang, sehigga kehadirannya bisa memberikan manfaat pada sesama disaat masyarakat terjangkit virus modernitas yang memunculkan sifat individualis, pragmatis, hedonis. Semoga santri bisa berperan dalam menggerus virus negatif tersebut.   Selamat Hari Santri Nasional., Bersama Santri, Damailah Negeriku.

  • 0share
  • 0
  • 0
  • 0
Tags: IndonesiaNKRI
Previous Post

Menangkal Virus Hoax

Next Post

Bersalaman Setelah Sholat: Bid’ah kah…?

Ahmad Riyatno

Ahmad Riyatno

Aktivitas: -Guru Al-Qur'an Hadits, Ilmu Kalam MAN 2 Kota Semarang -Trainer ESQ Bina Hati Ikhlas Beramal -Takmir Masjid Al-Ikhlas Sambirejo Semarang - Khotib, pengisi rutin pengajian di kota Semarang - Pengarang buku " Guru pun Semakin Seksi" - kontributor artikel di beberapa surat kabar Motto : Menjadikan hidup berkah dengan menolong sesama Visi : Sejahtera Dunia Akhirat Bersama Keluarga

Related Posts

DEMONusaSyuraKRASI
Artikel

DEMONusaSyuraKRASI

Juni 3, 2020
93 Tahun Mengabdi Untuk Bumi Pertiwi
Artikel

93 Tahun Mengabdi Untuk Bumi Pertiwi

Juni 3, 2020
Artikel

Manusia dan Agama

Januari 21, 2019
Ekonomi ‘Syariah’ atau Kerakyatan ?
Artikel

Ekonomi ‘Syariah’ atau Kerakyatan ?

Juni 3, 2020
Artikel

Ucapanmu Tidak Bisa Dipegang, tapi Bisa Discreenshot

November 1, 2018
Please login to join discussion

Recommended

Si Burung Gagak

Si Burung Gagak

Juni 6, 2020

Makna Toleransi

Oktober 30, 2018

Don't miss it

Tadarus Ayat-Ayat Semesta
Islam dan Sains

Tadarus Ayat-Ayat Semesta

Juni 2, 2020
Artikel

Menyoal Agama sebagai Kendaraan Berpolitik

Oktober 27, 2018
Bagaimana Supaya Kita Bisa Shalat Khusyuk?
Agama

Bagaimana Supaya Kita Bisa Shalat Khusyuk?

Juni 4, 2020
AL GAZEL
Kisah Inspiratif

AL GAZEL

Juni 4, 2020
Kiriman Pembaca

Menyelamatkan Siswa dari Racun Hoax

Oktober 26, 2018
Mandi Cahaya di Madinah – Refleksi Buya Hamka
Hikmah & Muhasabah

Mandi Cahaya di Madinah – Refleksi Buya Hamka

April 24, 2021

KawanIslam.com merupakan media remaja Islam Indonesia untuk..

Categories

  • Acara
  • Agama
  • Akhlak
  • Artikel
  • Berita
  • Cerpen
  • Forum Rohis
  • Hikmah & Muhasabah
  • Hukum
  • Islam dan Sains
  • Kirim ke kawanislam
  • Kiriman Pembaca
  • Kisah Inspiratif
  • Kolom Guru & Orang Tua
  • Konsultasi
  • Pengetahuan Islam
  • Psikologi
  • Qur'an & Hadits
  • Sejarah dan Budaya
  • Video
  • World

Browse by Tag

akhlak Al-qur'an Bhineka Tunggal Ika cerpen demokrasi forum guru forum orang tua hikmah hukum Humor Indonesia Islam islam dan sains islam nusantara Kafir karakter anak kebahagiaan Kesabaran kiriman pembaca kisah remaja kisah sufi Literasi Man 2 Semarang maulid nabi Maulud muhasabah NKRI penciptaan alam semesta pendidikan karakter renungan Rohis sains Sains islam Sejarah sejarah islam senyawa kimia sains siroh solusi spiritualitas beragama sufi tafsir tafsir kontekstual Taqwa tasawuf Toleransi

Recent News

Singa Allah dan Panglima Syuhada

Singa Allah dan Panglima Syuhada

Februari 13, 2022
Taubat dan Ketenangan Jiwa

Taubat dan Ketenangan Jiwa

Oktober 2, 2021

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

No Result
View All Result
  • Kiriman Pembaca
    • Kirim ke kawanislam
    • Berita
    • Kiriman Pembaca
    • Kolom Guru & Orang Tua
    • Forum Rohis
  • Kisah Inspiratif
    • Cerpen
    • Hikmah & Muhasabah
  • Konsultasi
    • Agama
    • Psikologi
  • Pengetahuan Islam
    • Akhlak
    • Hukum
    • Qur’an & Hadits
    • Sejarah dan Budaya
    • Islam dan Sains
    • Artikel
  • Pesantren Progresif Fathimah Al Amin
    • Profil Pesantren
  • Login

© 2018 KawanIslam - Web Developer KawanIslam.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
X
Menangkal Virus HoaxArtikelPerkembangan Informasi dan Teknologi (IT) yang pesat memberikan pengaruh yang luar biasa terhadap sendi-sendi kehidupan saat ini. Persepsi ruang priva…

BERSAMA SANTRI, NKRI HARGA MATI, DAMAILAH NEGERI

 
X
Dakwah Moderat: Solusi Problematika UmmatArtikelSejarah peradaban Islam selalu diwarnai perebutan pengaruh antara teks dan konteks. Sebagian kalangan berpendapat bahwa teks-teks keagamaan hendaknya …
Send this to a friend