Surah Ibrahim ayat 35 sd 41 berisi doa-doa terakhir Nabi Ibrahim as yang direkam oleh al Qur’an. Beliau menyampaikan 7 permohonan dalam munajatnya, sebagai berikut:
- Mohon Keamanan Kota Makkah
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri Ini (Mekah), negeri yang aman, … (Ibrahim : 35)
Doa ini dimohonkan ketika Makkah telah ramai dikunjungi banyak orang, khususnya setelah ditemukan sumur zam-zam. Pada ayat ini digunakan bentuk makrifat/difinite (al balad). Sedangkan di tempat lain (QS. Al Baqarah : 126) dengan redaksi ayat yang hampir serupa menggunakan bentuk nakirah/indifinite (baladan). Agaknya doa permohonan keamanan dan kesejahteraan dalam ayat 126 tersebut disampaikan Nabi Ibrahim ketika pertama kali meletakkan keluarganya di tanah suci Makkah, yang saat itu masih berupa lembah gersang dan tidak berpenghuni.
Pesan yang tersirat dalam ayat ini mengajarkan umat Islam untuk berdoa bagi keselamatan dan keamanan wilayah tempat tinggalnya masing-masing dan agar penduduknya mendapatkan rizqi yang melimpah.
2. Mohon Dijauhkan dari penyembahan berhala
وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ ۗ
رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِۚ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِنَّهٗ مِنِّيْۚ وَمَنْ عَصَانِيْ فَاِنَّكَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ – ٣٦
35. … dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
36. Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu Telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, Maka barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakai aku, Maka Sesungguhnya Engkau, Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Nabi Ibrahim berhijrah dari Ur Kasdim Kaldania menuju Palestina. Ia singgah di Babilonia, Syiria (Harran), Mesir, Madyan dan kota-kota lainnya hingga Makkah. Beliau melihat banyak sekali orang yang menyembah shanam, yaitu berhala berbentuk manusia yang dijadikan sebagai tuhan. Maka Nabi Ibrahim memohon kepada Allah kiranya fitrah kesucian yang dianugerahkan Allah ke dalam jiwa setiap manusia dan yang intinya adalah tauhid dapat terus terpelihara.
Kalimat penutup yang menyebutkan sifat Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang menunjukkan betapa halus budi beliau dan betapa iba dan kasihnya terhadap umat manusia.
3. Mohon Anugerah rezeki yang melimpah dan kesejahteraan untuk kota Makkah
رَبَّنَآ اِنِّيْٓ اَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِيْ بِوَادٍ غَيْرِ ذِيْ زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِۙ رَبَّنَا لِيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ فَاجْعَلْ اَفْـِٕدَةً مِّنَ النَّاسِ تَهْوِيْٓ اِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِّنَ الثَّمَرٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُوْنَ – ٣٧
Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Aku Telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, Ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, Mudah-mudahan mereka bersyukur. (Ibrahim : 37)
Nabi Ibrahim mengenang peristiwa beberapa tahun silam, ketika ia menempatkan putranya Ismail dan Ibunda Hajar di tanah Makkah yang tandus. Beliau memohon agar hati manusia-manusia yang baik merasa condong kepada dzuriahnya itu. Permohonan ini dipanjatkan dengan penuh ketulusan sehingga berdampak pada keberkahan Makkah dan kaum muslimin yang tinggal di kota suci tersebut. Mereka mendapatkan curahan anugerah dari Allah SWT. Meskipun tanahnya tandus dan berbatu, buah-buahan dari berbagai negara melimpah di kota tersebut.
Kecintaan kepada keluarga Ibrahim ini terekspresikan di hati umat islam di seluruh dunia dalam bentuk rasa rindu untuk kembali hadir di Kota Suci Makkah. Memandang Ka’bah yang dahulu pernah ditinggikan bangunannya oleh Ibrahim dan Ismail. Meneladani kesabaran Ibunda Hajar dalam upayanya mencari air ia berlari-lari sepanjang Shafa dan Marwa yang selanjutnya menjadi ibadah sa’i dalam haji.
4. Mohon Kesadaran untuk lebih mengenal Allah
رَبَّنَآ اِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِيْ وَمَا نُعْلِنُۗ وَمَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ – ٣٨
Ya Tuhan kami, Sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami lahirkan; dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. (Ibrahim : 38)
Allah memiliki nama-nama indah dalam al asmaul Husna. Allah al ‘Alim karena pengetahuanNya meliputi segala hal, Dia mengetahui apa yang telah, sedang dan akan terjadi. Allah mengetahui rahasia atau niat yang terkandung di dalam hati setiap orang sehingga Ia disebut al Khobir. Dzat yang tidak pernah luput terhadap semua yang tersembunyi, yang mengetahui segala sesuatu di kerajaan dan kekuasaanNya, baik itu partikel atom yang bergerak atau diam, ataupun hati yang bergejolak atau tenang.
Allah mengetahui ketulusan dalam bermohon dan beribadah, juga mengetahui kebutuhan dan keinginan, serta mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Al Mudabbir adalah Sang Maha Mengatur, dan pengaturan Allah adalah yang terbaik.
5. Mohon Kesadaran untuk bisa mensyukuri karunia Allah
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَهَبَ لِيْ عَلَى الْكِبَرِ اِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبِّيْ لَسَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ – ٣٩
Segala puji bagi Allah yang Telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa. (Ibrahim : 39).
Nabi Ismail adalah putera pertama Nabi Ibrahim. Ia disifati dengan halim, yaitu Tempat berpadunya kecerdasan, puncak kesabaran, kelembutan dan kebijaksanaan. Selalu menepati janji dan memelihara shalat. Ismail adalah orang yang pertama kali berbicara dengan bahasa Arab yang fasih. Ia mempelajari bahasa itu dari bangsa Arab terdahulu (al Aribah) yang pernah singgah ditempatnya di Makkah. Beliau wafat pada usia 137 tahun dan dimakamkan di Hijir, di sebelah ibundanya, Siti Hajar.
Putera kedua Nabi Ibrahim dari ibunda Sarah, bernama Nabi Ishaq. Ia disifati dalam al Qur’an sebagai orang yang berpengetahuan/alim (al Hijr:53) dan sangat sholih (ash shafat:112). Dari istrinya yang bernama Rifqa lahirlah putera Ishaq yang bernama Nabi Ya’qub. Melalui Ya’qub lahirlah Nabi-Nabi dari bani Israel. Baitul Maqdis (masjidil aqsho) dibangun oleh salah satu keturunannya yaitu Nabi Sulaiman putra dari Nabi Dawud.
6. Mohon bisa istiqomah dalam mendirikan shalat
رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ – ٤٠
Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Ibrahim : 40).
7. Mohon ampunan
رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ – ٤١
Ya Tuhan kami, beri ampunlah Aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)”. (Ibrahim : 41)