Berdoa merupakan perintah dari Allah serta pembuktian posisi kita sebagai hamba. Doa apa saja asal tidak mengandung keburukan serta tidak memutus silaturahim pasti akan diijabah oleh Allah. Nabi Ibrahim mengajarkan doa-doa yang redaksinya bisa kita simak di dalam ayat-ayat al-Qur’an. Melalui hikmah yang terkandung dalam permohonan tersebut maka bisa diambil pelajaran tentang doa yang terbaik yang seharusnya kita panjatkan ke hadirat Tuhan, yaitu sebagai berikut:
Pertama, Shalawat Nabi
Shalawat kepada Nabi Muhammad adalah perintah wajib yang datang dari Allah kepada orang-orang yang beriman, seperti disebutkan dalam firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al Ahzab:56)
Shalawat merupakan tanda cinta kepada Nabi Muhammad, maka bershalawatlah setelah dikumandangkan adzan, waktu duduk tasyahud di dalam shalat, ketika mendengar nama Beliau saw disebut, serta pada waktu dan kesempatan lainnya. Nabi saw bersabda:
مَنْ صَلَّى عَلَىَّ وَاحِدَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Barangsiapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim)
Rasul saw bisa jadi tidak membutuhkan shalawat dari kita karena beliau sudah dijamin kesejahteraannya oleh Allah, tapi kita-lah yang hakikatnya membutuhkan shalawat tersebut. Shalawat ibarat talang air, melaluinya tercurah hujan rahmat Allah kepada para pemohonnya melalui keberkahan Rasulullah. Shalawat dapat menjadi wasilah untuk mendapatkan syafaatnya kelak di hari akhirat. Adakah permohonan lain yang lebih mulia daripada keselamatan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat?
Di dalam doa maka kedudukan shalawat seperti halnya stempel perangko, yang akan membawa setiap permohonan kepada alamat tujuannya, yaitu ijabah dari Allah SWT. Nabi saw mengajarkan agar pujian kepada Allah dan shalawat dijadikan sebagai pembuka serta penutup doa-doa kita. Sebagaimana sabda Beliau SAW yang disampaikan oleh Ali bin Abi Thalib:
إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لاَ يَصْعَدُ مِنْهُ شَىْءٌ حَتَّى تُصَلِّىَ عَلَى نَبِيِّكَ
Sesungguhnya doa itu terhenti diantara langit dan bumi, tidak bisa naik ke atas hingga engkau bershalawat pada Nabimu. (HR. Tirmidhi)
Kedua, Mohon hidayah untuk beribadah
Ibnu Athaillah memberikan nasihat agar jangan sampai permintaanmu kepada Allah engkau jadikan alat untuk mendapatkan kebutuhanmu yang bersifat duniawi, sebab hal itu menandakan engkau kurang makrifat-Nya (mengenal Allah). Namun, hendaklah do’a permintaanmu semata-mata untuk menunjukkan kehambaanmu dan kemuliaan Tuhanmu. Dalam kata mutiara al-Hikam beliau juga menyampaikan, “Sebaik-baik do’a yang engkau harus panjatkan kepada Allah adalah apa-apa yang Allah perintahkan kepadamu”.
Beberapa contoh doa yang diajarkan oleh Nabi saw adalah sebagai berikut:
- Doa agar bisa selalu ingat, syukur dan beribadah:
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Ya Allah, tolonglah aku agar selalu berdzikir/mengingat-Mu, bersyukur pada-Mu, dan memperbagus ibadah pada-Mu (HR. Abu Daud dan Ahmad)
- Doa agar bisa ikhlas:
اَللّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ أَعْلَمُ
Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari perbuatan menyekutukan-Mu sementara aku mengetahuinya, dan akupun memohon ampun terhadap perbuatan syirik yang tidak aku ketahui.(HR. Ahmad)
- Doa agar bisa tawakal dan dijauhkan dari hal yang buruk
Rasulullah saw mengajarkan doa ini untuk dibaca setiap pagi dan petang (setelah shalat subuh dan maghrib):
اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبىِّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ عَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَأَنْتَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ, مَاشَاءَ اللَّهُ كَانَ, وَمَالَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ, لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ الْعَظِيْمِ أَعْلَمُ أَنَّ الله عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ, وَ أَنَّ الله قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْئٍ عِلْمًا.
Ya Allah! Engkaulah Tuhanku. Tiada tuhan selain Engkau. Hanya kepada-Mu aku bertawakkal, dan Engkau Tuhan Penguasa ‘arasy yang agung. Apa yang dikehendaki Allah, akan terjadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya, tidak akan terjadi. Tiada daya dan tiada kekuatan, selain dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Aku tahu bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan bahwa Ilmu Allah meliputi segala sesuatu. (HR. Thalaq bin Habib)
- Doa agar bisa memiliki sifat qana’ah:
اللهم اكفني بحلالك عن حرامك وأغنني بفضلك عمن سواك
Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu (HR. Tirmidzi)
Ketiga, Doa Rahasia untuk orang lain
Ketika hendak berangka ke Tanah Suci jamaah haji tentu banyak mendapatkan titipan doa dari sanak famili, kawan serta handai tolan. Maka doakanlah mereka semua satu demi satu di tempat-tempat mustajabah seperti di Multazam, Maqam Ibrahim, Hijir Ismail, dan Raudhah. Upayakan doa tersebut disampaikan secara ikhlas dan rahasia tanpa diketahui oleh orang-orang yang kita doakan. Maka Allah akan mengijabah doa-doa tersebut serta mengutus malaikat-Nya yang suci dari dosa agar menyampaikan doa-doa kebaikan serupa kepada Anda.
Rasul saw bersabda:
إن دعوة المرء المسلم مستجابة لأخيه بظهر الغيب، عند رأسه ملك موكل، كلما دعا لأخيه بخير، قال: آمين، ولك بمثل ذلك
Sesungguhnya doa seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah do’a yang mustajab. Di sisi orang yang berdoa ini ada malaikat yang bertugas.Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat itu akan berkata: “Amin, Engkau juga akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi”. (HR. Muslim)